BANDUNG
(18/8) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengisi kuliah
umum diihadapan sekitar 6000 mahasiwa bertema ‘Realitas Bangsa di
Bidang Karya Sosial Masyarakat dan Sosial Politik’, di Gedung Sasana
Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (18/8).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi mendorong ITB sebagai lembaga
dan civitas akademika di dalamnya ikut memberikan latihan dan pembinaan
terhadap masyarakat Indonesia, terutama mengenai pentingnya menjaga
kedaulatan laut Indonesia.
Menteri Susi mengungkapkan, banyak
masyarakat yang belum memahami betul esensi dari kebijakan-kebijakan
Menteri Susi terutama kebijakan pemberantasan illegal fishing melalui
moratorium kapal asing. Hal ini karena masyarakat belum terbiasa dengan
kebijakan Menteri Susi dinilai baru dan cenderung berani. Untuk itu, ia
meminta mahasiswa memberikan pemahaman dan pendidikan terkait dengan
hal-hal yang berhubungan dengan laut dan perikanan Indonesia.
“Anda sudah masuk ke perguruan tinggi,
sudah menjadi generasi Indonesia yang mempunyai kesempatan to be
educated, to be better, di depan. Tetapi kalau itu tidak dipakai karena
Anda takut dan ragu-ragu, Indonesia akan di bawa kemana,” ungkapnya.
Menteri Susi berpendapat, dunia akademik
seharusnya adalah dunia yang penuh dengan semangat perubahan. Menjaga
integritas dengan bersikap jujur dan tidak berbohong hanya untuk
menyenangkan semua pihak adalah langkah untuk memajukan bangsa.
Selain itu, Menteri Susi ingin agar
masyarakat memahami pentingnya konsumsi ikan untuk mewujudkan bangsa
yang cerdas dan mampu bersaing secara global. Menurutnya, tersedianya
ikan sangat penting untuk memenuhi asupan protein masyarakat.
“Saya sebagai Menteri Kelautan dan
Perikanan berhak mengklaim ikan lebih penting daripada beras. Makan
beras sekali-sekali, makan ikan harus setiap hari. Kalau karbohidrat itu
hanya membuat energi, tapi tidak membangun sel-sel,” terang Menteri
Susi. “Better quality, smarter, stronger, more power. Kalau beras,
kebanyakan makan nasi ngantuk. Jadi makan ikannya jangan ikan asin. Kamu
kalau makan ikan asin pasti nanti makan nasinya banyak lagi,” imbuhnya.
Pembangunan generasi yang sehat dan
cerdas dinilai penting untuk menghadapi kompetisi global yang makin
keras. Menurut Menteri Susi sumber daya manusia Indonesia harus
dipersiapkan menjadi lebih baik, lebih terampil, lebih cepat, lebih
gesit, dan lebih pintar.
“ITB
dan Unpad itu lembaga pendidikan yang memberikan latihan, pembinaan,
education, knowledge. Tetapi kalau dasar materialnya anak-anak Indonesia
ini rendah, dampaknya juga tidak akan banyak,” jelas Menteri Susi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi
juga mendorong mahasiswa untuk memperkuat bidang riset, termasuk bidang
riset kelautan dan perikanan. Menurutnya, hingga saat ini, belum ada
perubahan apapun dari segi pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya dalam
misi menuju perubahan maritim yang lebih baik.
“Saya melihat perguruan tinggi di luar
negeri juga lebih terbuka, lebih cair. Mereka lebih kepada seperti badan
riset yang moving fast. Dan mereka pergerakannya sangat cepat sekali.
Dan saya pikir ini haruslah segera di bangun di perguruan tinggi dan
sekolah-sekolah Indonesia,” tambahnya.
“ITB saya yakin dengan power dan
fasilitas yang dipunyai seharusnya bisa untuk making a move to change.
Saya yakin kalau ITB mencontoh ini, ITB akan menjadi perguruan tinggi
yang adopting technology, adopting science, adopting situations,”
tuturnya lagi.
Terakhir, Menteri Susi berpesan kepada para ekonom, akademisi, dan orang tua untuk mulai bersikap objektif terhadap segala sesuatu yang terjadi di negara ini, meskipun terkadang tekanan politik dan berbagai kepentingan begitu besar. “Kita tidak boleh takut untuk do a change, kalau you takut don’t start anything,” tutupnya.
.
Lilly Aprilya Pregiwati Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP
http://kkp.go.id/2017/08/18/beri-kuliah-umum-di-itb-menteri-susi-tekankan-pentingnya-pendidikan-maritim/
Lihat Berita Kuliah Umum Lainnya di
10. Politeknik KP Pontianak
11. SUPM Pontianak
Lihat Aktifitas Kuliah Umum Lainnya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar