Kendari
(17/9) – Selaras dengan pilar keberlanjutan yang diusung Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), kemarin, Sabtu (16/7) Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti membuka 1st International Seminar on Sustainability in the Marine & Fisheries Sectors 2017
di Auditorium Mokodompit Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi
Tenggara. Pada seminar yang dihadiri lebih dari 3.000 mahasiswa
tersebut, Menteri Susi mendorong mahasiswa untuk ikut mempertahankan dan
melanjutkan pengelolaan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
“Sekarang ikan banyak, jangan sampai
stok ikan kita turun lagi. Kita harus pastikan ikan tetap banyak dan
ada. Semua orang wajib memantau dan menjaga. Tidak boleh lagi ada
illegal fishing. Kapal-kapal besar yang menggunakan alat tangkap tidak
ramah lingkungan dan mengeruk ikan harus ditindak,” ujar Menteri Susi
dalam sambutannya.
Menurut Menteri Susi, menjaga laut dari
pencemaran agar tetap bersih dan sehat juga merupakan salah satu cara
menjaga keberlanjutan. “Sudah saatnya pemerintah provinsi dan daerah
yang wilayahnya memiliki pantai pesisir, supaya diatur zona kelautannya.
Jangan sampai ada pencemaran di laut. Jangan ada kapal yang menggunakan
trawl atau cantrang. Ikan akan habis, dan pada akhirnya nelayan
kesulitan sendiri,” tambahnya.
Selain keberlanjutan, Menteri Susi juga
mengungkapkan dua pilar lain yang tak kalah penting untuk diperjuangkan
yaitu kedaulatan dan kesejahteraan. Menurutnya, kedaulatan harus
dimiliki agar Indonesia dapat merdeka dan bebas untuk menentukan dan
merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan Indonesia tanpa intervensi negara lain.
Adapun segala upaya tersebut akan
diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Setiap
stakeholder perikanan dan kelautan Indonesia harus diupayakan
kesejahteraannya. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah misalnya
dengan memberikan asuransi nelayan agar nelayan mendapat jaminan
keselamatan dalam menjalankan profesinya.
“Tadi pagi sebelum ke kampus ini, saya
sempat berenang di pulau. Saya bertemu nelayan, saya bilang, kalau belum
punya asuransi, diurus segera ,” cerita Menteri Susi.
Namun
menurutnya, sebelum mendapat asuransi nelayan, nelayan Kendari harus
bekerja sama untuk menjaga lelestarian laut. “Saya sering dengar, kalau
yang suka ngebom laut dan merusak laut adalah nelayan-nelayan dari
Sulawesi. Nah, kalau nelayannya mau komitmen menjaga lautnya, kami dari
KKP juga akan bantu, beri keringanan, kasih bantuan. Jangan sampai saya
melihat karang hancur seperti yang saya lihat tadi pagi di Pulau Karibu.
Baru renang 3-5 meter sudah terlihat kehancuran karang, meskipun airnya
jernih,” imbuhnya lagi.
Kepada akademisi, Menteri Susi berpesan
untuk menjaga laut Kendari. “Jangan sampai Teluk Kendari dibuat daratan
karena teluk fungsinya penting. Jaga betul lautan kita. Kalau perlu saya
usul kepada Gubernur Sulawesi Tenggara supaya memutar balik rumah-rumah
di pantai supaya tidak membelakangi namun menghadap laut,” ungkap
Menteri Susi bersemangat.
“Kelautan dan Perikanan menjadi yang
utama. Jadi saya harus bisa memastikan supaya laut benar-benar menjadi
masa depan bangsa,” pungkasnya.
Lilly Aprilya Pregiwati Kepala Biro Kerja Sama dan Hum
http://kkp.go.id/2017/09/17/menteri-susi-jaga-keberlanjutan-laut-kendari/
Lihat Berita Kuliah Umum Lainnya di
10. Politeknik KP Pontianak
11. SUPM Pontianak
Lihat Aktifitas Kuliah Umum Lainnya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar