LaporanPenelitian.com
- Uap air meniup harapan di sekitar asteroid terbesar dalam Sistem
Surya, uap air 6 kilogram per detik datang dari 2 titik di Ceres.
Herschel Space Observatory melihat garis spektral berair pada panjang
gelombang inframerah-jauh 538 mikron.
Planet kerdil sabuk asteroid tertangkap meludah asa ke angkasa, semburan uap air mungkin dari lapisan es terkubur atau bahkan aktivitas letusan gunung berapi. Uap sporadis terekam teleskop pengorbit memecahkan teka-teki lama bagaimana air terdistribusi ke seluruh Tata Surya termasuk Bumi.
"Ini deteksi jelas pertama air di sabuk asteroid," kata Michael Kuppers, astronom European Space Astronomy Centre di Spanyol.
Kabar baik bagi penjelajah ruang yang berharap dapat menggunakan air sebagai bahan bakar. Ceres adalah tubuh dingin terbesar di sabuk asteroid, cincin batuan ruang angkasa di antara orbit Planet Mars dan Jupiter. Memiliki gravitasi besar sehingga hampir bulat seperti planet.
Penelitian sebelumnya mengendus sidik jari mineral terhidrasi di permukaan Ceres dan jejak hidroksil netral (OH) di ruang sekitarnya. Hidroksil petunjuk keberadaan air, tetapi pengukuran tidak bisa mengkonfirmasi seluruhnya sampai pada pengamatan yang lebih sensitif.
Kuppers dan tim menggunakan sensor di wahana pengorbit Herschel Space Observatory antara November 2011 hingga Maret 2013. Ceres memantulkan radiasi submillimetre dalam karakteristik panjang gelombang uap air bahwa debu air berasal dari planet itu.
Asal usul panas sublimasi air atau es menjadi uap masih misteri. Remasan gravitasi dari form yang lebih besar mendorong gumpalan uap air dan kristal es di Enceladus yang mengorbit Saturnus dan Europa dari Jupiter. Tapi tak mungkin dilakukan Ceres sebagai planet kerdil pengelana solo.
Kuppers dan rekan menyarankan peluruhan unsur-unsur radioaktif di dalam planet yang memicu cryovolcanoes atau geyser. Alternatif lainnya adalah radiasi Matahari yang membuat es di dekat permukaan langsung ke ruang angkasa seperti dari permukaan komet.
Teka-teki lain mengapa Ceres memiliki substansial air lebih besar dari Vesta, asteroid yang mengorbit Matahari kira-kira pada jarak sama. Seperti halnya migrasi kosmik, asteroid dan komet menganugerahi Bumi dengan air serta berbagai bahan kimia organik yang berperan sebagai asal-usul evolusi kehidupan.
Wahana NASA Dawn yang diroketkan September 2007 dijadwalkan meluncur ke Ceres awal tahun 2015 untuk mengambil gambar resolusi tinggi yang bisa menawarkan jawaban atas misteri tersebut. Sensor Dawn harus banyak membantu untuk memetakan berbagai mineral di permukaannya.
"Begitu sampai di sana, kita akan mencari tahu di mana air keluar dan bagaimana," kata Russell.
Planet kerdil sabuk asteroid tertangkap meludah asa ke angkasa, semburan uap air mungkin dari lapisan es terkubur atau bahkan aktivitas letusan gunung berapi. Uap sporadis terekam teleskop pengorbit memecahkan teka-teki lama bagaimana air terdistribusi ke seluruh Tata Surya termasuk Bumi.
"Ini deteksi jelas pertama air di sabuk asteroid," kata Michael Kuppers, astronom European Space Astronomy Centre di Spanyol.
Kabar baik bagi penjelajah ruang yang berharap dapat menggunakan air sebagai bahan bakar. Ceres adalah tubuh dingin terbesar di sabuk asteroid, cincin batuan ruang angkasa di antara orbit Planet Mars dan Jupiter. Memiliki gravitasi besar sehingga hampir bulat seperti planet.
Penelitian sebelumnya mengendus sidik jari mineral terhidrasi di permukaan Ceres dan jejak hidroksil netral (OH) di ruang sekitarnya. Hidroksil petunjuk keberadaan air, tetapi pengukuran tidak bisa mengkonfirmasi seluruhnya sampai pada pengamatan yang lebih sensitif.
Kuppers dan tim menggunakan sensor di wahana pengorbit Herschel Space Observatory antara November 2011 hingga Maret 2013. Ceres memantulkan radiasi submillimetre dalam karakteristik panjang gelombang uap air bahwa debu air berasal dari planet itu.
Asal usul panas sublimasi air atau es menjadi uap masih misteri. Remasan gravitasi dari form yang lebih besar mendorong gumpalan uap air dan kristal es di Enceladus yang mengorbit Saturnus dan Europa dari Jupiter. Tapi tak mungkin dilakukan Ceres sebagai planet kerdil pengelana solo.
Kuppers dan rekan menyarankan peluruhan unsur-unsur radioaktif di dalam planet yang memicu cryovolcanoes atau geyser. Alternatif lainnya adalah radiasi Matahari yang membuat es di dekat permukaan langsung ke ruang angkasa seperti dari permukaan komet.
Teka-teki lain mengapa Ceres memiliki substansial air lebih besar dari Vesta, asteroid yang mengorbit Matahari kira-kira pada jarak sama. Seperti halnya migrasi kosmik, asteroid dan komet menganugerahi Bumi dengan air serta berbagai bahan kimia organik yang berperan sebagai asal-usul evolusi kehidupan.
Wahana NASA Dawn yang diroketkan September 2007 dijadwalkan meluncur ke Ceres awal tahun 2015 untuk mengambil gambar resolusi tinggi yang bisa menawarkan jawaban atas misteri tersebut. Sensor Dawn harus banyak membantu untuk memetakan berbagai mineral di permukaannya.
"Begitu sampai di sana, kita akan mencari tahu di mana air keluar dan bagaimana," kata Russell.
Michael
Küppers (European Space Agency, European Space Astronomy Centre, PO Box
78, Villanueva de la Cañada 28691, Spain) et al. Localized sources of water vapour on the dwarf planet (1) Ceres. Nature, 22 January 2014, DOI:10.1038/nature12918
Lorenz Roth (Southwest Research Institute, San Antonio, TX, USA; Institute of Geophysics and Meteorology, University of Cologne, Germany) et al. Transient Water Vapor at Europa’s South Pole. Science, 10 January 2014: Vol.343 no.6167 pp.171-174, DOI:10.1126/science.1247051
Lorenz Roth (Southwest Research Institute, San Antonio, TX, USA; Institute of Geophysics and Meteorology, University of Cologne, Germany) et al. Transient Water Vapor at Europa’s South Pole. Science, 10 January 2014: Vol.343 no.6167 pp.171-174, DOI:10.1126/science.1247051
Gambar: IMCCE-Observatoire de Paris/CNRS/Y. Gominet, B. Carry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar