09 April, 2024

Good Faith n Bad Faith

Oleh: Djoko TP (Pembina KPIP, Ketum KP2I, dan Ketum Inaker)

 Konsep iktikad baik (good faith) dan tidak mempunyai iktikad baik (bad faith) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP):

1. Iktikad Baik (Good Faith):

 a. Iktikad baik mengacu pada niat, sikap, dan tindakan yang jujur, tulus, dan sesuai dengan hukum dari penegak hukum (penyidik, penuntut umum, hakim) dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
 b. Penegak hukum harus bertindak dengan iktikad baik, artinya mereka harus melaksanakan tugas dan wewenangnya secara profesional, berintegritas, dan patuh pada peraturan perundang-undangan.
c. Iktikad baik mencerminkan niat yang baik, tidak ada unsur penyalahgunaan wewenang, penundaan yang tidak wajar, atau upaya menghalangi proses hukum.
b. Tindakan dengan iktikad baik akan menjamin proses penegakan hukum yang adil, transparan, dan sesuai dengan hukum.

2. Tidak Mempunyai Iktikad Baik (Bad Faith):
a. Tidak mempunyai iktikad baik mengacu pada niat, sikap, dan tindakan yang buruk, curang, atau menyimpang dari hukum dari penegak hukum dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
 b. Tindakan yang tidak mempunyai iktikad baik dapat berupa penyalahgunaan wewenang, penundaan yang tidak wajar, atau upaya menghalangi proses hukum.
c. Tidak mempunyai iktikad baik dapat mengakibatkan pembatalan atau pembatalan tindakan hukum yang dilakukan oleh penegak hukum.
d. Tindakan yang tidak mempunyai iktikad baik akan mencederai prinsip-prinsip penegakan hukum yang adil dan transparan.

Dalam KUHAP, konsep iktikad baik dan tidak mempunyai iktikad baik menjadi prinsip penting yang harus dijaga oleh penegak hukum agar proses penegakan hukum berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan menjamin keadilan bagi semua pihak.

mari kita renungkan apakah kita selalu mempunyai iktikad baik atau tidak mempunyai iktikad baik karena apapun yang kita lakukan akan dipertangung jawabkan kelak

Semoga bermanfaat


Tidak ada komentar: