Bertamu, main HP…
Ibadah, main HP…
Terima tamu, main HP…
Bekerja, main HP…
Belajar, main HP…
Sambil makan, main HP…
Di tengah keluarga, main HP…
Kiamatlah duniamu tanpa HP…
Kadang terlihat dua orang saling duduk berhadapan, tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk main HP.
Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.
Punya masalahpun bukan lagi mendatangi keluarga yang dekat, tetapi membahas di sosmed rasanya lebih 'afdhal'.
Manusia menjadi 'ada tapi tiada 'sahabat..
Jasad - jasad yang telah menjadi zombie berkeliaran.
Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.
Basahnya embun pagi…Hangatnya matahari pagi…
Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti dengan gambar - gambar mati pada ponsel…
Gerak petualangan akan hebatnya bumi juga sudah diganti hanya dengan gerakan telunjuk dan jempol..
Hidup dalam kem4t!an itu adalah keniscayaan, tapi mati dalam kehidupan itu pilihan.
Maka bangunlah, hiduplah sebagaimana manusia itu hidup.
Saat suami/istri datang, simpan HP mu !!!
Saat anak bercerita, simpan HPmu !!!
Saat ibu bapak bicara, simpan HPmu !!!
Saat tamu berkunjung, simpan HPmu !!!
Perhatikan duniamu dengan seksama.
Sebab nikmat Allah ada di sana.
Hiduplah !!!!!!
Engkau belum mati,, tapi sudah bertingkah seperti m4yat.
# I’tikaf Meninggalkan Keluarga tetapi Tidak Kuat Meninggalkan Gadget & Handphone
.
Saudaraku
.
Hakihat i’tikaf adalah meninggalkan hubungan dan interakis dengan manusia sementara dan berusaha meminimalkannya
Ibnu Rajab mengatakan.
.
حقيقة الاعتكاف قطع العلائق عن الخلائق للاتصال بخدمة الخالق ، وكلما قويت المعرفة بالله والمحبة له والأنس به ، أورثت صاحبها الانقطاع إلى الله بالكلية
.
“Hakikat i’tikaf adalah memutuskan hubungan dan interaksi dengan manusia untuk berkhidmat (beribadah) kepada khaliq (Allah). Semakin kuat ma’rifah, cinta dan sayang kepada Alah maka ia akan semakin memutus hubungan dengan menusia dan fokus kepada Allah secara total.”[Lathaif Al-Ma’arif hal 289]
Di zaman ini, godaan yang paling besar adalah gadget, handphone dan sosial media. Jika kita termasuk orang yang tidak bisa mengontrol diri, hendaknya kita tidak membawa gadget atau handphone ketika i’tikaf atau mungkin menitipkannya pada panitia masjid agar kita fokus i’tikaf.
Sampai membuat kemah kecil
Perhatikan bagaimana teladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai membuat kemah kecil di dalam masjid agar benar-benar fokus kepada Allah dan jauh dari manusia di dalam masjid.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
.
كَانَ النَّبِىُّ يَعْتَكِفُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ، فَكُنْتُ أَضْرِبُ لَهُ خِبَاءً فَيُصَلِّى الصُّبْحَ ثُمَّ يَدْخُلُهُ
.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam I’tikaf pada sepuluh malam terakhir dari ramadhan dan aku membuatkannya kemah kemudian beliau shalat subuh lalu memasukinya.” (HR. Bukhari).
Hendaknya kita juga tidak mengajak mengobrol-ngonrol teman-teman dan sahabat yang i’tikaf terlalu lama.
Mari kita renungkan, hanya 10 hari dari 360 hari dalam setahun yang Allah perintahkan agar kita fokus beribadah kepada Allah, yang menciptakan kita dan telah memberikan segala karunia dan kebaikan kepada kita. Apakah kita masih sangat sibuk dengan urusan dunia?
Demikian semoga bermanfaat
@ Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
https://muslimafiyah.com/itikaf-meninggalkan-keluarga-tetapi-tidak-kuat-meninggalkan-gadget-handphone.html
Lihat Artikel Siraman Rohani Lainnya
![]()
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar