Pembangunan 2 kapal pengawas (KP) Hiu kelas C milik KKP RI ini memiliki makna tersendiri, karena integritas dan komitmen semua pihak perlu dipertegas. Inilah Sang Penjaga Laut , Karya Anak Bangsa.
MONITORDAY.COM -
Pembangunan 2 kapal pengawas (KP) Hiu kelas C milik KKP RI ini memiliki
makna tersendiri, karena integritas dan komitmen semua pihak perlu
dipertegas. Dengan dimulainya pembangunan ini, maka semua mata tertuju
untuk menantikan proyek prestisius Sang Penjaga Laut karya Anak Bangsa
bernama "KP Hiu".
Demikian disampaikan oleh Direktur
Pemantauan dan Operasi Armada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan (DPSKP) KKP RI, Ipunk Nugroho Saksono A.Pi, MM
saat lakukan pengelasan pertama pada lunas (Keel Laying) 2 (dua)
unit Kapal Pengawas Kelas C Pangkalan PSDKP Batam dan Stasiun PSDKP
Belawan di Kantor Galangan PT. Palindo Marine Tanjung Ucang Batam,
jum'at (28/2/2020).
"Dengan dimulainya pembangunan kapal
ini, saya harapkan semua pihak untuk dapat membantu pelaksanaan
pekerjaan, agar dapat selesai dengan tepat waktu, akuntabel, dan sesuai
dengan spesifikasi teknis, sehingga proses pembangunan 2 kapal kelas C
ini berjalan dengan lancar," ujarnya.
Perkuat WPPNRI
Pria kelahiran 1969 Jogjakarta ini pun
menegaskan, pembangunan kapal ini untuk memperkuat pengawasan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).
Kedua kapal pengawas tersebut dinamai
KP Hiu 16 nomor lambung 316 dan KP Hiu 317 dan berstandar Internasional.
Kedepan, KP Hiu 316 akan ditempatkan di perairan Selat Malaka, Natuna.
Sedangkan KP Hiu 317 akan ditempatkan di stasiun pangkalan PSDKP
Belawan.
KP Hiu 317, kata Ipunk, memiliki
panjang 31 meter dan lebar seluas 5, 8 meter dengan kecepatan mencapai
25 hingga 30 Knot. Sementara untuk pembangunan kapal menelan biaya
anggaran sebesar Rp 29 miliiar per unit.
Lanjut Ipunk, Kedua kapal pengawas ini
digunakan sebagai tambahan armada pengawasan wilayah kerja pangkalan
PSDKP Batam dan stasiun PSDKP Belawan dalam rangka menanggulangi ilegal,
unreported and unregulated IUU fishing dan pengawalan kapal-kapal
perikanan Indonesia.
“Nantinya, kedua kapal ini akan
ditempatkan perairan yang berbeda seperti di perairan Selat Malaka dan
perairan Belawan. Dan KP 317 ini akan dikhususkan selat Malaka Natuna
mendukung kapal yang ada operasi di Natuna,” katanya.
Kepada awak media, Ipunk
juga menargetkan jika pembangungan kapal ini sudah selesai awal Desember
mendatang. Yang artinya kapal sudah turun ke laut.
“Kita menargetkan awal Desember sudah selesai. Artinya kapal ini sudah turun kelaut,” ucapnya.
Masih kata Ipunk, pihakya pun lagi
gencar-gencarnya untuk mengawasi laut Natuna. Bahkan kapal KP sudah ada 3
unit disana diantaranya KP Hiu 3, KP Hiu 4 dan KP Hiu 6.
"Memang ketiga kapal pengawas di Natuna
itu umurnya sudah lumayan tua. Makanya kita gencarkan untuk melakukan
pembangunan kapal pengawas ini," tuturnya.
“Secara keseluruhan bahwa kapal
Pengawas ini masih kurang banyak, apalagi tak layak dipakai dilaut. Akan
tetapi beruntung masih dibantu kapal Bakamla disana,” paparnya.
Kawal Nelayan
Jadi, kapal ini nantinya bukan hanya pengawas saja, namun mengawal para nelayan yang beroperasi kedepannya.
"Alhamdulillah saat ini kapal Cina itu
tak berani masuk ke laut selat Malaka itu karna didukung dari Bakamla
dan angkatan laut,” tegasnya.
Perlu disampaikan, Ditjen PSDKP juga
merencanakan akan membangun kapal pengawas yang lebih banyak lagi,
termasuk kapal pengawas Kelas B (40-50 meter) dan Kapal Kelas A (> 50
meter) untuk lebih memperkuat armada Pengawasan dengan realisasi tahun
ini adalah pembangunan 2 (dua) unit Kapal Pengawas Kelas C (32 Meter).
Turut hadir dalam acara tersebut
Perwakilan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Direktorat Industri
Maritim Kementerian Perindustrian, Biro Klasisfikasi
Indonesia,Perwakilan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Batam serta
Direksi PT. Palindo Marine.
http://monitorday.com/direktur-operasi-armada-dpskp-kkp-bangun-dan-resmikan-sang-penjaga-laut-2-kp-hiu
Kapal pengawas baru KKP mulai dibangun di Batam
Kapal Pengawas Perikanan tipe C ini mulai dibangun hari ini dan diharapkan akan selesai dalam 300 hari ke depan
Jakarta
(ANTARA) - Dua kapal pengawas baru Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) yang akan memperkuat armada pengawasan guna mengatasi penangkapan
ikan ilegal di sejumlah kawasan perairan nasional, mulai dibangun.
"Dua kapal pengawas perikanan mulai dibangun hari ini dan akan segera memperkuat armada pengawasan di wilayah barat, yaitu di Laut Natuna Utara dan Selat Malaka," kata Direktur Pemantauan dan Operasi Armada KKP, Pung Nugroho Saksono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pung Nugroho mengemukakan hal tersebut saat melaksanakan keel laying (peletakan lunas) di Batam pada Jumat (28/02). Keel laying ini menandai dimulainya pembangunan kapal pengawas tipe C yang dikenal lincah dalam bermanuver ini.
"Kapal Pengawas Perikanan tipe C ini mulai dibangun hari ini dan diharapkan akan selesai dalam 300 hari ke depan," ungkap Ipung.
Ipung menjelaskan pembangunan dua kapal baru ini menunjukkan komitmen kuat dari Menteri Kelautan dan Perikanan dalam memberantas pencurian ikan dan melindungi nelayan Indonesia.
"Menteri Kelautan dan Perikanan selalu menyampaikan bahwa tidak ada kata kompromi untuk pelaku illegal fishing. Kedua kapal ini akan berada di garis terdepan untuk menjaga kedaulatan pengelolaan perikanan kita," ujarnya.
Kapal pengawas tipe C merupakan kapal pengawas yang memiliki Length Over All (LOA) 32 meter. Kapal Pengawas ini memiliki keunggulan dalam hal kecepatan yang dapat mencapai 30 knot dan kegesitan dalam melakukan olah gerak atau manuver.
Oleh sebab itu, ujar dia, kapal pengawas tipe ini memiliki kemampuan intercept yang baik dan merupakan kapal pemburu yang banyak menjadi momok bagi para pelaku illegal fishing di perairan Indonesia.
Meskipun memiliki spesifikasi dan keunggulan tersebut, kapal pengawas ini ternyata didesain dan dikerjakan sendiri 100 persen oleh industri dalam negeri.
Saat ini, pembangunan kapal ini dilakukan di galangan PT Palindo Marine Batam dan diharapkan selesai dalam waktu 10 bulan. Selanjutnya kedua kapal ini akan dioperasikan masing-masing di bawah Pangkalan PSDKP Batam dan Stasiun PSDKP Pontianak.
"Kapal ini didesain dan pekerjanya 100 persen putera-puteri terbaik bangsa Indonesia, ini karya anak-anak Indonesia," ucap Ipung.
Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memiliki total 34 unit Kapal Pengawas Perikanan terdiri dari empat Kapal Pengawas tipe A dengan panjang lebih dari 50 meter, dua unit Kapal Pengawas tipe B dengan panjang 40-50 meter, sepuluh unit Kapal Pengawas tipe C dengan panjang 30-40 meter, dan tiga belas unit tipe D dan lima unit tipe E.
"Dua kapal pengawas perikanan mulai dibangun hari ini dan akan segera memperkuat armada pengawasan di wilayah barat, yaitu di Laut Natuna Utara dan Selat Malaka," kata Direktur Pemantauan dan Operasi Armada KKP, Pung Nugroho Saksono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pung Nugroho mengemukakan hal tersebut saat melaksanakan keel laying (peletakan lunas) di Batam pada Jumat (28/02). Keel laying ini menandai dimulainya pembangunan kapal pengawas tipe C yang dikenal lincah dalam bermanuver ini.
"Kapal Pengawas Perikanan tipe C ini mulai dibangun hari ini dan diharapkan akan selesai dalam 300 hari ke depan," ungkap Ipung.
Ipung menjelaskan pembangunan dua kapal baru ini menunjukkan komitmen kuat dari Menteri Kelautan dan Perikanan dalam memberantas pencurian ikan dan melindungi nelayan Indonesia.
"Menteri Kelautan dan Perikanan selalu menyampaikan bahwa tidak ada kata kompromi untuk pelaku illegal fishing. Kedua kapal ini akan berada di garis terdepan untuk menjaga kedaulatan pengelolaan perikanan kita," ujarnya.
Kapal pengawas tipe C merupakan kapal pengawas yang memiliki Length Over All (LOA) 32 meter. Kapal Pengawas ini memiliki keunggulan dalam hal kecepatan yang dapat mencapai 30 knot dan kegesitan dalam melakukan olah gerak atau manuver.
Oleh sebab itu, ujar dia, kapal pengawas tipe ini memiliki kemampuan intercept yang baik dan merupakan kapal pemburu yang banyak menjadi momok bagi para pelaku illegal fishing di perairan Indonesia.
Meskipun memiliki spesifikasi dan keunggulan tersebut, kapal pengawas ini ternyata didesain dan dikerjakan sendiri 100 persen oleh industri dalam negeri.
Saat ini, pembangunan kapal ini dilakukan di galangan PT Palindo Marine Batam dan diharapkan selesai dalam waktu 10 bulan. Selanjutnya kedua kapal ini akan dioperasikan masing-masing di bawah Pangkalan PSDKP Batam dan Stasiun PSDKP Pontianak.
"Kapal ini didesain dan pekerjanya 100 persen putera-puteri terbaik bangsa Indonesia, ini karya anak-anak Indonesia," ucap Ipung.
Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memiliki total 34 unit Kapal Pengawas Perikanan terdiri dari empat Kapal Pengawas tipe A dengan panjang lebih dari 50 meter, dua unit Kapal Pengawas tipe B dengan panjang 40-50 meter, sepuluh unit Kapal Pengawas tipe C dengan panjang 30-40 meter, dan tiga belas unit tipe D dan lima unit tipe E.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Pegawai Pelabuhan
Perikanan
|
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini
tempatnya
Lihat Vidio
Kos Putri Salsabilla Kendari
Hub 081342791003 |
Berminat Hub
081342791003
Menyediakan Batik Motif IKan
Yang Berminat Hub 081342791003
|
Miliki Kavling tanah di Pusat
Pemerintahan Kabupaten Bima di
Investasi Kavling Tanah Perumahan di
Griya Godo Permai yang merupakan Daerah Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima
Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1 Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima
dan dari jalan utama hanya + 500 Meter.
Berminat Hub 081342791003
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar