“Saya
pikir kalau acara ini dibikin lebih sering, akan lebih bagus. Kenapa?
Karena saat orang bicara Bangka Belitung, itu konotasinya atau
impressionnya sudah langsung ke timah. Air lautnya keruh, kotor, jelek,
rusak, tapi Belitung kan berbeda. Belitung dari dulu tidak mengakomodasi
adanya tambang dan timah. Acara ini bagus untuk lebih mengenalkan lagi
tentang pantainya cantik, jernih, bersih,” ujar Menteri Susi saat
ditemui usai membuka acara pada Jum’at (27/7).
Sebelum
membuka event acara tersebut, Menteri Susi, dalam sambutannya berpesan,
agar laut dijaga dari eksploitasi tambang yang berlebihan agar tetap
terjaga kelestarian lautnya. “Tambang penting untuk investasi. Tetapi
bagian yang mana? Kalau masyarakatnya sudah setuju dan sudah
menginginkan kami ingin pembangunan sumber daya alam dan manusia dari
provinsi atau kabupaten Belitung ini dari perikanan, pariwisata, dan
agriculture, ya sudah tentukan itu. Berarti tambang, tidak boleh masuk
ke wilayah ini,” jelasnya.
Selain
tambang, Menteri Susi juga menyoroti keberadaan mangrove yang merupakan
tempat ikan berkembang biak dan nursery ground. Menurutnya, pengelolaan
ruang laut untuk kegiatan perikanan, pariwisata, dan pertanian harus
dilakukan secara bijak, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan.
“Jangan lupa jaga bakau. Bakau itu tempat bertelurnya ikan. Tempat ikan
beranak pianak. Juga sebagai tahanan untuk abrasi dan erosi. Yang murah,
dibandingkan dengan bikin benteng-benteng,” tutur Menteri Susi.
Dalam
kesempatan yang sama, Menteri Susi juga menyerahkan kacamata renang
Goggle bagi siswa Sekolah Dasar. Hal ini dilakukan guna menumbuhkan
kecintaan generasi muda pada laut sehingga muncul kesadaran untuk
menjaga dan merawatnya.
Pengawas Perikanan Satwas SDKP Tanjung Pandan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar