BELITUNG
(28/2) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka acara
Belitung Geopark International Kayak Marathon 2018 di Pantai Tanjung
Kelayang, Belitung, Jumat (27/7) pagi. Perlombaan mengayuh kayak sejauh
20 km ini diikuti oleh 82 peserta dari berbagai negara antara lain
Indonesia, Malaysia, Singapura, India, Italia, Trinidad, dan News
Zealand. Tak hanya kayak, lomba kano tradisional juga digelar bagi
masyarakat lokal.
“Saya
pikir kalau acara ini dibikin lebih sering, akan lebih bagus. Kenapa?
Karena saat orang bicara Bangka Belitung, itu konotasinya atau
impressionnya sudah langsung ke timah. Air lautnya keruh, kotor, jelek,
rusak, tapi Belitung kan berbeda. Belitung dari dulu tidak mengakomodasi
adanya tambang dan timah. Acara ini bagus untuk lebih mengenalkan lagi
tentang pantainya cantik, jernih, bersih,” ujar Menteri Susi saat
ditemui usai membuka acara pada Jum’at (27/7).
Hal
senada juga diungkapkan Bupati Belitung Sahani Saleh. Ia menyebut acara
ini merupakan sebuah kehormatan sekaligus motivasi untuk terus maju dan
berbenah. Selain itu, sektor perikanan juga harus ditingkatkan,
terutama hasil perikanan tangkap. Agar bisa berdampingan dengan nilai
keindahan lautnya. “pariwisata memberikan kesejahteraan buat rakyat,
begitu juga dengan perikanan. Ini tentu memberikan kontribusi lebih
kepada produksi laut. Ya harapan kami ke depan inilah Belitung, laut dan
seisinya sebagai sumber kehidupan ke depan,” jelasnya.
Sebelum
membuka event acara tersebut, Menteri Susi, dalam sambutannya berpesan,
agar laut dijaga dari eksploitasi tambang yang berlebihan agar tetap
terjaga kelestarian lautnya. “Tambang penting untuk investasi. Tetapi
bagian yang mana? Kalau masyarakatnya sudah setuju dan sudah
menginginkan kami ingin pembangunan sumber daya alam dan manusia dari
provinsi atau kabupaten Belitung ini dari perikanan, pariwisata, dan
agriculture, ya sudah tentukan itu. Berarti tambang, tidak boleh masuk
ke wilayah ini,” jelasnya.
“Saya
tahu persoalan di Belitung ini adalah kepentingan antara tambang,
perikanan, dan pariwisata. Selayaknya dan semestinya tidak ada wilayah
tambang di bawah 4 mill. Semestinya juga tidak boleh lebih dari 2,5
persen wilayah laut yang dimiliki oleh Provinsi Bangka Belitung,”
tambahnya.
Selain
tambang, Menteri Susi juga menyoroti keberadaan mangrove yang merupakan
tempat ikan berkembang biak dan nursery ground. Menurutnya, pengelolaan
ruang laut untuk kegiatan perikanan, pariwisata, dan pertanian harus
dilakukan secara bijak, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan.
“Jangan lupa jaga bakau. Bakau itu tempat bertelurnya ikan. Tempat ikan
beranak pianak. Juga sebagai tahanan untuk abrasi dan erosi. Yang murah,
dibandingkan dengan bikin benteng-benteng,” tutur Menteri Susi.
Menteri
Susi juga mengimbau masyarakat untuk membersihkan pantai sebagai bagian
dari kampanye Pandu Laut Nusantara, gerakan menuju laut bersih dan
sehat. Ia juga mengajak masyarakat mengurangi penggunaan sampah plastik
yang berbahaya bagi ekosistem laut dan juga kesehatan manusia. “Kurangi
penggunaan plastik sehari-hari. Ibu-ibu ke pasar jangan bawa kresek
lagi. Jangan minta kresek dari orang warung. Nanti laut, 2030
diperkirakan lebih banyak plastik daripada ikan. Karena Ibu-ibu kalau ke
pasar pasti bawa kantok plastik. Ya kan?”, ujarnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Menteri Susi juga menyerahkan kacamata renang
Goggle bagi siswa Sekolah Dasar. Hal ini dilakukan guna menumbuhkan
kecintaan generasi muda pada laut sehingga muncul kesadaran untuk
menjaga dan merawatnya.
Pengawas Perikanan Satwas SDKP Tanjung Pandan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar