18 Mei, 2012

Pertambangan Ilegal Ganggu Produksi Arwana

Ikan Arwana Super Red


Induk ikan arwana super red. (Foto: tipsmembeliikan.blogspot.com)

Pertambangan ilegal menjadi gangguan lain menurunnya produksi ikan arwana. Produksi ikan arwana mengalami pasang surut sejak tiga tahun terakhir. Dua penyebab utama, cuaca ekstrem dan tingkat kekeruhan air akibat penambangan di hulu sungai. “Dua sebab itu juga memengaruhi ekspor arwana. Proses produksi mau tidak mau ikut terhambat. Karena air keruh ini sangat berpengaruh terhadap proses produksi,” kata President Director PD Dian Ardyka, Ardyka Anggriawan, ditemui di penangkaran arwana di Kuala Ambawang, Kabupaten Kubu Raya usai kunjungan Menkoperekonomian, Hatta Rajasa, dan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Kamis (17/5).

Keluhan lain disampaikan pemilik PD Citra Landak Lestari, Ajung. Namun Ajung melihat kondisi alam itu sebagai tantangan bagi eksporter dan penangkar.

"Selama ini kita terus mengandalkan air alam, air yang mengalir. Nah, ketika ada pencemaran akibat penambangan liar, maka air menjadi keruh dan berakibat pada proses perkembangbiakan ikan. Biasanya telur akan gagal menetas," jelasnya.

Dia justru melihat, faktor lain adalah fluktuasi rupiah terhadap mata uang dolar. Kurun tiga tahun terakhir, 2011 merupakan tahun bagus pemasaran arwana, dibanding 2012 dan 2010.
Pada tahun 2012 ini, ekspor arwana merambah pasar Kanada dan Amerika. Sebelumnya ekspor hanya dilakukan di negara Asia dan beberapa di Eropa. "Untuk RRC sendiri makin sulit, karena menekan impor," ujarnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa jenis arwana yang menjadi primadona negara asing, salah satunya jenis super red.

http://kalbar-online.com/news/ragam/lingkungan/pertambangan-ilegal-ganggu-produksi-arwana

Tidak ada komentar: