Dia mengatakan bisa sampai 10.000 ton ikan yang diambil oleh pihak asing dari perairan Aceh setiap malam. Angka itu bisa saja berubah dan itu angka yang diprediksi. Jika dalam satu tahun maka sangat dimungkinkan bisa mencapai empat juta ton ikan di laut Aceh yang dicuri. Bahkan Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar ketika membuka Forum Ilmiah Pembangunan Ekonomi di Fakultas Unsyiah, Banda Aceh beberapa waktu lalu juga mengatakan sedikitnya ada satu juta ton pertahun ikan dari laut Aceh yang dicuri pihak nelayan asing.
Maraknya penangkapan ikan di perairan Aceh oleh orang-orang luar terus meningkat. Kasudditbin Ops Airud Polda Aceh, AKBP Nawan kepada The Globe Journal, Kamis (16/6) mengatakan untuk mengatasi kasus banyaknya penangkapan ikan di laut Aceh sangat butuh kerjasama dengan semua pihak. Termasuk dari para nelayan itu sendiri.
Nawan meyakini banyaknya orang luar seperti nelayan dari Sibolga dan nelayan dari Thailand yang tangkap ikan di Aceh itu karena ada bantuan dari orang dalam. “Kalau tidak ada orang dalam yang kasih informasi maka orang luar itu tidak berani masuk Aceh,”kata dia. Maka sangat diharapkan kepada semua nelayan dan lembaga terkait agar secepatnya melapor ke polisi kalau ada yang mencurigakan di laut.
Ketika ditanya kapan saja pihak Airud Polda Aceh ini melakukan patroli, Nawan mengatakan sangat tergantung dari laporan dan keluhan nelayan. Jika ada laporan dari nelayan atau dari masyarakat maka pihaknya akan patroli. “Kalau kita patroli secara rutin maka butuh bahan bakar yang banyak,” kata Nawan.
Diakui oleh Nawan, jujur saja kalau kita ingin tangkap kapal asing dari Thailand atau Malaysia, maka kita tidak bisa pakai kapal patroli secara khusus karena mudah di pantau oleh kapal asing tersebut. Patroli dilaut berbeda dengan didarat, kalau dilaut jarak 10 sampai 15 mil itu mudah dilihat pakai teropong. Sehingga jika terlihat kapal patroli maka kapal asing itu bergeser ke zona aman.
Kalau mau menangkap kapal asing itu, kata dia, setidaknya polisi melakukan patroli dengan kapal milik nelayan atau kapal mirip yang dipakai nelayan. Pasalnya kalaupun mudah dilihat dari teropong, pihak asing menganggap itu kapal nelayan bukan kapal patroli. Sehingga begitu mendekat kita bisa langsung bertindak.
Nawan mengakui banyak sekali kasus pencurian ikan di laut Aceh ini akibat informasi dari orang dalam Aceh. Dia mencontohkan di Pulau Banyak, Aceh Singkil. Setiap hari Ju’mat itu kapal dari Sibolga masuk ke perairan Aceh dimana hari itu nelayan di Aceh tidak melaut.
http://www.theglobejournal.com/kategori/ekonomi/satu-malam-saja-10000-ton-ikan-aceh-melayang-di-curi.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar