08 Juni, 2010

Perusakan Karang Sulit Dihentikan

Kepala BLHD: Butuk Kepedulian

SENGKANG -- Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Wajo, Andi Tenri Lengka bereaksi juga. Perusakan terumbu karang di sepanjang Pantai Pitungpanua dan Keera dianggapnya sulit dibendung.
Dalam pencegahan dan perlindungannya, pengambilan karang harus dihentikan dengan melibatkan semua pihak. Segera hentikan penggunaan batu karang menjadi bahan dasar bangunan.

"Pengambilan karang sulit dibendung. Para pelakunya beroperasi di tengah laut. Aparat kepolisian juga kesulitan menghentikan aktivitas para pelaku," ungkap Tenri Lengka menjawab Fajar di Sengkang, Selasa 25 Mei.

Dalam menghentikan aktivitas pengambilan karang di laut lanjutnya, salah satu caranya persempit ruang gerak para pelaku. Pelarangan penggunaan karang sebagai bahan dasar bangunan harus diperketat. Selain itu, akses terumbu karang yang dibawa keluar Wajo juga harus dilumpuhkan. Selama ini lanjut Tenri Lengka, karang dari Wajo banyak digunakan di Palopo.

"Jadi ruang gerak mereka harus dipersempit untuk menghentikan aktivitas perusakan karang. Saya juga kira kalau pemasaran tidak ada, pasti berhenti sendiri," tandasnya.

Dalam memperbaiki pesisir Pantai Pitungpanua dan Keera dibutuhkan konsep terpadu. Pengelolaan pesisir pantai di daerah perbatasan harus melibatkan banyak instansi terkait. "Butuh konsep terpadu. Pesisir pantai terkait dengan kehutanan, perikanan, pariwisata, dan lingkungan hidup.

Sekarang masih digagas di Bappeda," urainya. Di tempat terpisah BLHD hanya memiliki kapasitas memberikan masukan ke bupati jika terjadi kerusakan lingkungan di Wajo. "BLHD hanya
berwenang memberi masukan solusi terkait kerusakan lingkungan," imbuh Tenri Lengka. (slm)

http://lokalnews. fajar.co. id/read/93610/ 16/perusakan- karang-sulit- dihentikan


Tidak ada komentar: