13 Februari, 2025

Apa Ancaman Allah Kepada Orang yang Dzolim? By. Khazanah Al-Qur'an

 بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم


 Salah satu tanda akhir zaman adalah kejahatan yang semakin merata dan kedzoliman yang semakin merajalela.
Hati manusia seakan tak memiliki penghalang untuk menindas sesama.
Apa yang telah terjadi? Apa yang sebenarnya dicari?
Tidak semua orang berniat untuk mendzolimi atau menyakiti seseorang, tapi mereka yang menjadi korban selalu merasakan. Lalu, apa ancaman Al-Qur’an kepada orang-orang yang dzolim?

Apa ancaman Allah kepada mereka?

– Membencinya –

وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ -٥٧-

“Dan Allah tidak menyukai orang zalim.”(Ali Imran 57, 140 dan Asy-Syura 40)
 
– Memusuhinya –

أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ -١٨-

“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim.” (Huud 18)
 
– Ancaman Neraka –

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ -٢٢-

(Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah.” (Ash-Shaffat 22)

وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَباً -١٥-

“Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahannam.” (Al-Jinn 15)

– Mengharamkan Syafaat Bagi Mereka –

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ -١٨-

“Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang zalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya).” (Ghofir 18)
 
– Ancaman dengan Siksaan di Dunia –

فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا -٥٢-

“Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka.” (An-Naml 52)

وَسَكَنتُمْ فِي مَسَـاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُواْ أَنفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ -٤٥-

“Dan kamu telah tinggal di tempat orang yang menzalimi diri sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah Berbuat terhadap mereka.” (Ibrahim 45)
 
– Sulitnya Sakaratul Maut –

وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ -٩٣-

“(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” (Al-An’am 93)

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً -٢٧-

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.” (Al-Furqon 27)
 
– Allah Tidak Akan Melupakan Perbuatan Mereka Walau Tidak Langsung Menurunkan Siksaan –

وَلاَ تَحْسَبَنَّ اللّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأَبْصَارُ -٤٢-

“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah Menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.”(Ibrahim 42)

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang dzolim.

🍁 Semoga Bermanfaat🍁
Walaikum salam dae
🍄 Khazanah Al-Qur'an 🍄

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

Tema Ngaji Hari ini ;

🌹 Jangan Gembira Ketika Engkau Mampu Menuduh Orang Lain !

Sebagian manusia memiliki watak yang amat keji.
Dia menganggap dirinya hebat dan cerdik ketika mampu mengelabui, menipu dan memutar balikkan fakta.

Dia merasa puas ketika mampu menuduh orang lain melakukan sesuatu yang tidak ia lakukan.

Orang semacam ini sangat gembira ketika orang lain menjadi tertuduh padahal ia sendiri adalah pelakunya.

Tidakkah ia menyadari bahwa Allah melihatnya dan Allah mengetahui apa yang ia lakukan ?

Tidakkah ia sadar bahwa cepat atau lambat ia pasti akan mati ?

Tidakkah ia berpikir bahwa disaat ia menuduh orang lain dengan kesalahan yang tidak ia lakukan,
kelak bisa saja ia juga dituduh dengan kesalahan yang tidak ia lakukan?

Bukankah dunia selalu memberikan hasil dari apa yang kita lakukan?
Bukankah semua yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri?

Maka berhati-hatilah ketika dirimu berbuat salah kemudian kesalahan itu kau lemparkan kepada orang lain.

Berhati-hatilah ketika engkau menuduh orang lain dengan kesalahan yang tidak ia perbuat.

Ingatlah firman Allah tentang dosa orang yang menuduh orang lain dan menganggap dirinya bersih,
kemudian ia berbangga karena bisa melemparkan kesalahan kepada orang lain.

Allah swt berfirman,

وَمَن يَكۡسِبۡ خَطِيٓـَٔةً أَوۡ إِثۡمٗا ثُمَّ يَرۡمِ بِهِۦ بَرِيٓـٔٗا فَقَدِ ٱحۡتَمَلَ بُهۡتَٰنٗا وَإِثۡمٗا مُّبِينٗا

“Dan barangsiapa berbuat kesalahan atau dosa,
kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS.An-Nisa’:112)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa orang semacam ini memiliki dosa yang sangat nyata dan menakutkan.

Padahal Allah selalu membuka pintu taubat-Nya,
lalu mengapa ia tidak bertaubat dan malah melempar kesalahan kepada orang lain?

Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan orang-orang yang berbuat kekejian lalu menuduh orang lain yang melakukannya. Semua fakta diputarbalikkan, yang indah dianggap buruk dan yang buruk ditampilkan seakan indah.
Yang tidak salah disalahkan dan yang salah dianggap benar.

Maka renungkanlah ayat ini selalu karena disana ada ancaman Allah yang begitu dahsyat bagi orang-orang yang menuduh yang tidak bersalah dan memutar balikkan fakta yang sebenarnya.

Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat semacam ini.

🍁 Semoga Bermanfaat 🍁

Tidak ada komentar: