"Sangat
disesalkan kegiatan ilegal fishing berupa bom ikan masih saja terjadi
terutama di Flores Timur," kata Antonius Andi Amutonda..
Kupang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Provinsi Nusa Tenggara Timur menyesalkan praktik pengeboman ikan dengan
cara mengebom masih marak terjadi di wilayah perairan Kabupaten Flores
Timur, Pulau Flores.
"Sangat disesalkan kegiatan ilegal fishing berupa bom ikan masih saja terjadi terutama di Flores Timur," kata Kepala Cabang DKP NTT Wilayah Kabupaten Lembata, Flores Timur, Sikka, Antonius Andi Amutonda, ketika dihubungi Antara dari Kupang, Senin (17/2).
Dia mengatakan hal itu menanggapi munculnya praktik pengeboman ikan yang masih marak di perairan Flores Timur dengan kasus terakhir pada 12 Februari 2020 yang dilakukan 10 nelayan yang berasal dari Kabupaten Sikka.
Menurut dia, upaya sosialisasi dan edukasi terus dilakukan pemerintah melalui dinas terkait di daerah selama ini terus dijalankan dengan didukung pula pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun lembaga non-pemerintah lainnya. "Namun, praktik ini masih saja terjadi," katanya.
Dia menjelaskan dalam kasus penangkapan 10 nelayan yang mengebom ikan di perairan Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur oleh Personde Lanal Maumere, pihaknya menduga kuat bahan baku yang digunakan tersebut dipasok dari Pulau Pemana, Kabupaten Sikka.
"Karena sebelumnya kan Polisi pernah menangkap penjual bahan baku pembuat bom ikan yakni Pupuk Matahari yang diambil dari Pulau Pemana," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar pihak penegak hukum memberikan fokus penanganan kasus dengan mengusut tuntas rantai pasokan bahan baku pembuatan bom ikan.
Dia mencontohkan seperti di wilayah Lamakera, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur yang dulu paling terkenal dengan praktik pengeboman ikan, namun saat ini mulai berubah setelah pelaku pemasok bahan baku ditangkap.
Andi menambahkan selain itu, pemerintah juga melakukan sosialisasi secara terus-menerus serta memberikan bantuan sarana penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
"Karena itu kami selaku dinas terkait di daerah tentu tidak patah arang dan tetap terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat nelayan untuk menumbuhkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga laut demi anak cucu mereka kelak," katanya.
"Sangat disesalkan kegiatan ilegal fishing berupa bom ikan masih saja terjadi terutama di Flores Timur," kata Kepala Cabang DKP NTT Wilayah Kabupaten Lembata, Flores Timur, Sikka, Antonius Andi Amutonda, ketika dihubungi Antara dari Kupang, Senin (17/2).
Dia mengatakan hal itu menanggapi munculnya praktik pengeboman ikan yang masih marak di perairan Flores Timur dengan kasus terakhir pada 12 Februari 2020 yang dilakukan 10 nelayan yang berasal dari Kabupaten Sikka.
Menurut dia, upaya sosialisasi dan edukasi terus dilakukan pemerintah melalui dinas terkait di daerah selama ini terus dijalankan dengan didukung pula pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun lembaga non-pemerintah lainnya. "Namun, praktik ini masih saja terjadi," katanya.
Dia menjelaskan dalam kasus penangkapan 10 nelayan yang mengebom ikan di perairan Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur oleh Personde Lanal Maumere, pihaknya menduga kuat bahan baku yang digunakan tersebut dipasok dari Pulau Pemana, Kabupaten Sikka.
"Karena sebelumnya kan Polisi pernah menangkap penjual bahan baku pembuat bom ikan yakni Pupuk Matahari yang diambil dari Pulau Pemana," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar pihak penegak hukum memberikan fokus penanganan kasus dengan mengusut tuntas rantai pasokan bahan baku pembuatan bom ikan.
Dia mencontohkan seperti di wilayah Lamakera, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur yang dulu paling terkenal dengan praktik pengeboman ikan, namun saat ini mulai berubah setelah pelaku pemasok bahan baku ditangkap.
Andi menambahkan selain itu, pemerintah juga melakukan sosialisasi secara terus-menerus serta memberikan bantuan sarana penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
"Karena itu kami selaku dinas terkait di daerah tentu tidak patah arang dan tetap terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat nelayan untuk menumbuhkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga laut demi anak cucu mereka kelak," katanya.
https://kupang.antaranews.com/berita/28734/praktik-bom-ikan-masih-marak-di-flores-timur
Pegawai Pelabuhan
Perikanan
|
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini
tempatnya
Lihat Vidio
Kos Putri Salsabilla Kendari
Hub 081342791003 |
Berminat Hub
081342791003
Menyediakan Batik Motif IKan
Yang Berminat Hub 081342791003
|
Miliki Kavling tanah di Pusat
Pemerintahan Kabupaten Bima di
Investasi Kavling Tanah Perumahan di
Griya Godo Permai yang merupakan Daerah Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima
Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1 Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima
dan dari jalan utama hanya + 500 Meter.
Berminat Hub 081342791003
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar