Unjuk Rasa - sejumlah masyarakat Desa Sombu dengan pihak keamanan saat hendak menerobos masuk untuk menemui kadis DKP Wakatobi di kantornya, Kompleks Perkantoran Motika. (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI
– Aksi demo masyarakat nelayan dari Desa Sombu, Kecamatan Wangiwangi,
Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tergabung dalam
Gerakan Pemuda Peduli Rakyat (Geppera) bersama Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Komisariat Wakatobi berakhir ricuh, Jumat (8/3/2019). Massa
menuntut Pemkab Wakatobi menghentikan aktivitas kapal pelingkar di
sekitaran rompong milik nelayan.
Ricuh dipicu lantaran sejumlah
massa aksi meminta bertemu dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) Wakatobi, Jalaluddin. Sementara kadis perikanan sedang tidak
berada di kantornya. Massa yang emosi memaksa masuk untuk menyegel
kantor DKP. Bentrok dengan pihak keamanan yang menghalangi massa aksi
pun tak terhindarkan.
Orator
aksi, Ramli, mengungkapkan bahwa tujuh kapal pelingkar yang
beraktivitas di sekitaran Wakatobi saat ini sudah sangat meresahkan
nelayan. Akibat aktivitas kapal-kapal itu, tangkapan nelayan jadi
berkurang sehingga ada yang memilih tidak melaut.
“Mereka (kapal
pelingkar) menggunakan pukat harimau yang tidak ramah lingkungan,
nelayan lokal pun kesulitan mendapatkan ikan saat melaut,” ungkap Ramli.
Koordinator
lapangan Geppera Muh. Alwi menegaskan jika tidak ada tindakan dari
pemerintah dalam kurun waktu 24 jam maka mereka akan membakar kapal
pelingkar tersebut.
“Jika
pemda dan Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW) tidak segera
menghentikan aktivitas kapal perilingkar tersebut, maka nelayan akan
mengambil langkah sendiri untuk membakar kapal-kapal itu,” tegasnya.
Kepala
Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKP Wakatobi Mulyanto saat menemui
pengunjuk rasa menjelaskan bahwa pengawasan dan peraturan kapal
penangkap ikan adalah kewenangan pihak lrovinsi.
“DKP Wakatobi tidak lagi mengatur kapal-kapal perikanan karena itu kewenangan DKP provinsi,” jelasnya.
Mewakili
Kepala BTNW Wakatobi, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah
III Tomia dan Binongko, Chris Awang mengatakan bakal secepatnya
menindaklanjuti tuntutan massa sesuai tupoksi BTNW dan akan berkordinas
dengan instansi terkait. (b)
https://zonasultra.com/demo-nelayan-minta-pemda-wakatobi-hentikan-aktivitas-kapal-pelingkar-berakhir-ricuh.html
Pukat Harimau Merajalela, Pemda Wakatobi Lepas Tangan
SULTRAKINI.COM: WAKATOBI
– Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi dinilai tidak melindungi nelayan
lokal, karena dianggap lepas tangan dalam penanganan kapal pelingkar
yang menggunakan pukat harimau yang merajalela di peraiaran Wakatobi dan
sekitarnya.
Hal tersebtu diutarakan melalui aksi unjuk
ratusan nelayan Pulai Wangi-wangi di Kantor Bupati Wakatobi, kantor
Dinas Kelautan dan Perikanan dan kantor Seksi I Balai Taman Nasional
Wakatobi (BTNW) pada
Jumat (8/3/2019).
Jumat (8/3/2019).
Salah seorang nelayan asal Desa Sombu, Juma,
mengatakan para nelayan Wakatobi khusus di Pulau Wangi-wangi merasa
sangat dirugikan dengan keberadaan kapal pelingkar yang diduga
menggunakan pukat harimau.
“Dengan adanya kapal pelingkar ini
pendapatan kami sangat berkurang, dulu penghasilan kami bisa sampai Rp
300 perhari, namun sekarang hanya sekitar Rp 50 ribu,” kata Juma
Korlap
Aksi, Ramil, menilai program kelautan dan perikanan bersinar yang
dicanangkan oleh Bupati Wakatobi, dinilai gagal karena tidak mampu
melindungi nelayan Wakatobi.
Ia
meminta, pihak yang mempunyai wewenang baik itu polisi, TNI AL, dan
BTNW agar menindak tegas kapal pelingkar yang melakukan aktivitas di
Wakatobi.
“Kami minta BTNW mempertegas keamanan laut pesisir
Wakatobi, yang kini telah ada praktek penangkapan ilegal yang
bertabrakan dengan UUD Permen Nomor 2 tahun 2015,” ungkapnya.
Lanjutnya,
dengan adanya kapal pelingkar yang menggunakan pukat harimau ini
membuat hasil tangkap nelayan Wakatobi khususnya di pulau Wangi-wangi
menurun.
Di Dinas Kelautan dan Perikanan Wakatobi mereka diterima
oleh salah seoarang staf. Ia mengungkapkan saat ini pihaknya tidak lagi
memiliki wewenang terkait masalah tangkapan.
Sementara itu, salah
seorang pegawai BTNW, Chris Lambat Awang menjelaskan pihaknya akan
menindak lanjuti tuntutan nelayan ini. “Kami akan meningkatkan patroli
namun beberapa bulan terakhir ini agak menurun,” ungkapnya
Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Habiruddin Daeng
Mau Sehat dan Menyehatkan Minum Air Izaura
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan Tanpa Modal Besar.
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan Tanpa Modal Besar.
Berminat Hub Mukhtar, A.Pi HP. 081342791003
Kami akan menunjukan Anda Jalan Mencapai Impian
Kenal Lebih Jauh Dengan Air Izaura
Kenal Lebih Jauh Dengan Air Izaura
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempat
Kos Putri Salsabilla Kendari
Hub 081342791003
Hub 081342791003
Menerima pesanan
Kanopi, Pagar Besi, Jendela
dengan Harga
Murah dengan Sistim Panggilan.
Topi Pegawai Ditjen Perikanan Tangkap
Berminat Hub 081342791003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar