JAKARTA,
CITRAINDONESIA.COM- Sejak menjabat, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti, telah menenggelamkan 174 unit kapal illegal fishing
(pencuri ikan) di Perairan Indonesia.
“Total udah 174-an saat ini. Langkah ini
memang kontroversi tetapi manfaatnya sangat jelas. Sebelumnya banyak
sekali kapal asing dibekingin orang-orang kuat di Indonesia, nyolong
ikan kita dan merugikan negara banyak sekali, bahkan puluhan miliar
dollar,” ungkap Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, saat
mendampingi Menteri Susi memimpin penenggelaman kapal, di Kantro KKP,
Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Rizal Ramli mengaku, ini pertama kali dirinya menyaksikan peledakan kapal illegal fishing di KKP. “Setelah Ibu Susi jadi Menteri, dia
dengan ketetapan hati gak peduli bekingnya siapa. Dia tangkap,
tenggelamkan dengan bantuan dari teman-teman Angkatan Laut, Polisi dan
Kejaksaan,” imbuhnya.
Menurutnya, dari pemberantasan illegal fishing tersebut, ada 2 yang berpengaruh sbb;
- Nelayan tradisional, tangkapan ikannya lebih banyak dibandingkan satu tahun atau 1 setengah tahun yang lalu
- Negara tetangga yang selama ini ketergantungan dengan perikanan tangkap Indonesia.
“Saya di Sibolga sekitar 3 bulan yang
lalu, biasanya nelayan tradisional disitu hanya nangkap 200 ton per
hari, waktu saya berkunjung ke sana mereka nangkap 400 ton per hari,”
jelasnya.
Tak hanya daerah tersebut, katanya juga
hal yang sama terjadi di daerah lainnya. Namun, di Pulau Jawa dampaknya
tidak sebesar di Indonesia Timur dan di Sumatera.
“Lisensinya, nelayan tradisional kita
bisa nangkap ikan lebih banyak walaupun harganya turun karena banyak.
Tapi kita juga harus ajarkan rakyat kita supaya lebih banyak makan
ikan,” ujarnya.
Konsumi ikan secara rutin menurutnya
sangat bagus, dimana proteinnya banyak sekali, bagus untuk anak-anak,
tidak ada resiko kanker, dan sehat sekali. Ia mencontohkan seperti
negara-negara yang suka makan ikan.
“Lihat saja bangsa yang doyan makan ikan
badannya bagus-bagus. Saya dari kecil Jawa Barat, di Bogor. Orang Bogor
senangnya ikan asin malah. Padahal ikan asin itu berbahaya buat
kesehatan. Jadi kita mesti ajarin supaya makan ikan segar,” imbuhnya.
(pemi)
http://citraindonesia.com/174-kapal-illegal-fising-dibekkingi-oknum-ditenggelamkan/
JAKARTA,
CITRAINDONESIA.COM- Satuan Tugas (Satgas) 115 yang dipimpin Menteri
Kelautan Susi Pudjiastuti, berhasil menenggelamkan 23 kapal illegal
fishing (pencuri ikan) di Perairan Indonesia.
“Pemerintah tidak akan pernah berhenti memberantas kapal penangkapan ikan secara ilegal. Hal ini untuk mewujudkan laut sebagai masa depan bangsa,” tegas Susi, di Kantornya, Selasa (5/4/2016).
Prosesi penenggelaman dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan selaku Komandan Satgas 115 dari Puskodal Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gedung Mina Bahari (GMB) 4 Lantai 12.
Lokasi penenggelaman tersebut, yakni:
1. Perairan Pulau Momoy, Batam : 5 Kapal (4 Malaysia, 1 Vietnam),
2. Perairan Tanjung Pedas, Tarempa : 2 Kapal (Vietnam),
3. Perairan Pulau Telaga Tujuh, Langsa Aceh : 3 Kapal (Malaysia),
4. Perairan Belawan : 1 Kapal (Malaysia),
5. Perairan Tarakan : 2 Kapal (Malaysia),
6. Perairan Pulau Datuk, Pontianak : 2 Kapal (Vietnam), dan
7. Perairan Ranai : 8 Kapal (Vietnam).
(pemi)
Satgas 115 Tenggelamkan 23 Kapal Pencuri Ikan
“Pemerintah tidak akan pernah berhenti memberantas kapal penangkapan ikan secara ilegal. Hal ini untuk mewujudkan laut sebagai masa depan bangsa,” tegas Susi, di Kantornya, Selasa (5/4/2016).
- Permen KP Kapal Angkut Ikan Diterbitkan April
- 28 Kapal Pengangkut Ikan Budidaya Ditertibkan
- KKP Atur Kapal Pengangkut Ikan Budidaya
Prosesi penenggelaman dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan selaku Komandan Satgas 115 dari Puskodal Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gedung Mina Bahari (GMB) 4 Lantai 12.
Lokasi penenggelaman tersebut, yakni:
1. Perairan Pulau Momoy, Batam : 5 Kapal (4 Malaysia, 1 Vietnam),
2. Perairan Tanjung Pedas, Tarempa : 2 Kapal (Vietnam),
3. Perairan Pulau Telaga Tujuh, Langsa Aceh : 3 Kapal (Malaysia),
4. Perairan Belawan : 1 Kapal (Malaysia),
5. Perairan Tarakan : 2 Kapal (Malaysia),
6. Perairan Pulau Datuk, Pontianak : 2 Kapal (Vietnam), dan
7. Perairan Ranai : 8 Kapal (Vietnam).
(pemi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar