Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengevakuasi sebanyak 319 orang ABK Asing yang bekerja dikapal-kapal ikan milik PT. Pusaka Benjina Resources di Benjina. Evakuasi ini dilakukan atas Perintah Dirjen Pengawasan SDKP KKP Bapak Asep Burhanudin dengan menggunakan kapal ikan milik PT. Pusaka Benjina Resources yaitu KM. Antasena 330 mengevakuasi 52 orang, KM. Antasena 341 mengevakuasi 52 orang, KM. Antasena 106 mengevakuasi 53 orang, KM. Antasena 323 mengevakuasi 52 orang, KM. Antasena 836 mengevakuasi 52 orang, dan KM. Antasena 310 mengevakuasi 58 orang.
Dari Keenam
kapal tersebut dievakuasi sebanyak 319 orang ABK yang terdiri dari 253 orang
ABK asal Myanmar, 8 orang ABK asal Laos dan 58 orang ABK asal Kamboja. Evakuasi
ABK Asing ini setelah Tim Satuan Tugas Pencegahan dan Pemberantasan Illegal,
Undregulated Fishing KKP melakukan verifikasi lapangan terhadap kapal-kapal
milik PT. Pusaka Benjina Resources di Benjina.
Pertimbangan kenapa ABK ini dievakuasi ke TUal dari Benjina karena Jiwa mereka
terancam oleh raja-raja kecil/tekong diatas kapal yang banyak berasal dari
Thailan, Keinginan dan permintaan ABK asal Myanmar, Laos dan Kamboja untuk
dikembalikan ke negarannya, Tidak tersediannya aparat pengawasan dan aparat
keamanan untuk menjaga keselamatan dan keamanan ABK diluar Thailan yaitu
Myanmar, Laos dan Kamboja yang diperkerjakan oleh tekong-tekong diatas
kapal-kapal milik PT. Pusaka Benjina Resources di Benjina dan
terakhir Delegasi Myanmar akan datang hari selasa untuk menjemput dan
berkoordinasi untuk pemulangan ke Negara Myanmar.
Jumlah ABK Asing yang masih tertahan di Benjina sebanyak 806 orang yang terdiri dari 746 ABK asal Thailan dan 60 orang ABK Asal Myanmar.
Jumlah ABK Asing yang masih tertahan di Benjina sebanyak 806 orang yang terdiri dari 746 ABK asal Thailan dan 60 orang ABK Asal Myanmar.
Evakuasi ini
dilakukan dengan menggunakan 6 kapal ikan milik PT. Pusaka Benjina Resources dari Benjina ke Kota
Tual di kawal oleh Kapal Pengawas Hiu Macan 004 Milik KKP dan KRI Pulau Rengat
711. Keberangkatan kapal tanggal 3 April 2015 pukul 22.00 WIT dengan formasi
KP. Hiu Macan 004 didepan lalu kapal-kapal ikan dan dibelakang KRI Pulau Rengat
711. Formasi ini supaya kapal-kapal ini dapat dipantau dari depan dan
belakang. Tiba di pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual pada tanggal 4 April 2015 jam 16.00 WIT. Disambut oleh Dan Lanal
Tual, Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Tual, Imigrasi Tual, para medis dan media cetak dan elektronik.
Ketika sandar
ABK-ABK asing ini terlihat sangat ceriah dan senang karena sudah terbebas dari
perbudakan yang dilakukan tekong-tekong, mereka turun lalu diikatkan pita
ditangan mereka masing-masing setiap kapal dengan warna sama untuk mempermudah
pengawasan, mereka berbari menuju aula penampungan milik Pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual. Setelah mereka makan lalu difoto satu persatu untuk mendata
mereka.
Menurut Kepala
Stasiun PSDKP Tual Mukhtar, A,Pi ketika diwawancarai oleh Metro TV dengan
reporter Aladin menanyakan kronologis pemulangan. Kronologis pemulangan ini setelah Tim Satgas
Pencegahan dan Pemberantasan IUU Fishing melakukan verifikasi selama 2 hari,
lalu ditemukan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh kapal-kapal milik PT. Pusaka Benjina Resources dari Benjina
yaitu memperkerjakan tenaga kerja asing dari Myanmar, Laos dan kamboja
sedangkan didokumennya berkewarganegaraan Thailan, adannya Perbudakan yang
dilakukan oleh tekong-tekong. Ini bisa terlihat dengan adannya sel tahanan dan
kuburan masal di Benjina, serta pengakuan para ABK yang pernah disiksa.
Penjelasan ini
sekaligus meluruskan atas berita yang ditulis oleh Rahman Patty Kontributor
Kompas.com di Maluku yang mewawancarai kami via telpon ketika masih kami dilaut
dengan judul Pemulangan 319 ABK Asing tidak terkait isu Perbudakan di Benjina.
Pada wawancara itu kami mengatakan bahwa ABK-ABK ini bekerja dengan
Tekong-Tekong diatas kapal jadi mereka tidak berhubungan langsung dengan
perusahaan, mereka digaji oleh tekong-tekong sehingga menjadikan tekong-tekong
tersebut raja kecil diatas kapal. Ketika
kami menelpon kembali beliau mau meralat pemberitaan itu, tapi sampai kami
menulis berita ini belum diralat dan saat sekarang ini HPnnya dinonaktifkan
ketika kami menghubungin.
30 Orang ABK
Myanmar di Dobo
Menurut
Koordinator Pos Pengawasan SDKP Dobo Bapak Daut bahwa sejak mendengar
teman-temannya akan dipulangkan, berbondong bondong ABK asal Myanmar ini melaporkan diri di
Kantor Pos Pengawasan SDKP Dobo. Dan yang melaporkan baru 12 orang ABK asal
Myanmar, merekapun juga melaporkan ada teman-temannya di pulau sebelah total
semuannya ada 30 orang ABK Myanmar. Rencana besok mereka sudah sampai di
Dobo. Perintah Bapak Asep Burhanudin
Dirjen Pengawasan untuk mengumpulkan mereka karena akan angkut dengan dengan
dua Kapal Pengawas yang dikirim dari Tual. Semalam beliau memerintah Kepada
Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual untuk segera mengumpulkan mereka dan dapat
meminta bantua dari Dan Lanal Aru.
Rencana Besok
tanggal 6 April 2015Jm 13.00 WIT akan
dilakukan Rapat Koordinasi Terkait Pemulangan ABK asing ini di Aula Kantor PPN
Tual yang mengundang DanGuskamlahtim, Lanal TUal, Lanul Tual, Kodim, Kejaksaan,
Pengadilan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Imigrasi, Syahbandar
Pelabuhan Umum, Polres dan Karantina ikan yang dipimpin langsung oleh Dirjen
Pengawasan SDKP KKP.
Pemberitaan tentang perbudakan di Benjina di liput secara langsung oleh aljazeera. http://www.aljazeera.com/news/2015/04/indonesia-slavery-fishermen-150404074236914.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar