12.00 tepat kapal yang membawa kami bergerak
menuju Pulau Kanawa, sebuah pulau kecil di Flores yang dikelilingi oleh
terumbu karang yang indah dihiasi dengan pantai pasir putih beserta air
lautnya yang bening.
Sekilas namanya hampir sama dengan sebuah pulau kecil yang terletak
tidak jauh dari Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa yang bernama Kenawa.
Ternyata memang keduanya berbeda. Beberapa teman ada yang menanyakan
nama pulau yang mirip ini. Pulau Kanawa yang menjadi tujuan kami ber-10,
para traveller dari Jakarta plus seorang kenalan dari Philipina.
Pulau Kanawa dikelola oleh orang yang berkebangsaan Italia. Dipulau
seluas 32 hektare ini dibangun bungalow yang ada dibibir pantai dengan
sebuah pelabuhan kecil didekatnya untuk melabuhkan perahu para wisatawan
yang berkunjung ke pulau kanawa ini. Informasinya, sebelum dikelola
oleh warga Italia pulau ini berada dalam pengelolaan warga Labuan Bajo.
Karena
ada pengelolanya, kamipun mengikuti prosedur untuk menuju ke pulau.
Salah satunya adalah menggunakan kapal yang disediakan oleh pihak
pengelola untuk antar jemput. Oh iya, untuk menuju pulau ini dimulai
dari pelabuhan Labuan Bajo. Jadwal pemberangkatan Pk 12.00 dari Labuan
Bajo dan esok harinya kembali dari Kanawa Pk 08.00.
Jauh-jauh hari sebelum berkunjung ke Kanawa saya sudah melakukan
reservasi tempat. Maklum saja, pulau ini menjadi salah satu favorit
wisatawan mancanegara. Dan terbukti ketika saya dan teman-teman ke sana,
hanya kami yang orang lokal. Sisanya semua bule-bule. Oh ya, saya
booking penginapan di pulau ini 1-2 bulan sebelum waktunya.
Saya berdua teman sepakat untuk menyewa penginapan berupa tenda dome.
Harga ekonomis dengan beralas matras tebal, bantal dan selimut. Serasa
camping di sebuah pulau. Beberapa teman ada yang memesan di bungalow.
Pilihan lain bisa menyewa rumah berupa bale-bale seperti bentuk gazebo.
Di bale ini sudah tersedia kasur, bantal, kelambu, lampu dan sebuah stop
kontak listrik. Untuk harga bervariasi dan tentunya yang model tenda
camping paling murah. Untuk tenda camping dan bale-bale kamar mandi
terpisah. Berbeda dengan yang bungalow, kamar mandi sudah menjadi satu
dalam bangunan.
1,5
jam kami berlayar tampak di kejauhan sebuah bukit batu. Semakin
mendekat, saya terkagum-kagum dengan keindahan pulau ini. Pantai pasir
putihnya mengundang siapapun untuk guling-gulingan di atasnya. Hamparan
karang terlihat jelas dari permukaan air. Latar belakang bukit dengan
rerumputan kuning menambah exotic pemandangan pulau ini.
Ketika kapal merapat di darmaga kecil, berhamburan kami turun ke
daratan. Saya sendiri tidak langsung turun, tapi mengeluarkan kamera
dari dalam tas dan mengabadikan darmaga dan pulau dari atas kapal.
Tampak beberapa anak hiu asik berenang di perairan dangkal. Dengan mata
telanjang, saya bisa melihat tingkah polah hiu kecil itu hilir mudik di
samping dermaga. Ikan-ikan beragam jenis juga tampak asik berenang
kesana-kemari.
Terumbu
karang tumbuh dengan subur dan indah pada lautan yang mengelilingi
pulau ini. apalagi biasanya apabila telah menjelang sore maka air laut
akan surut pada pulau kanawa ini. Kita bisa menikmati suasana sore
sambil memunguti kepiting atau bintang laut yang terdapat pada pasir
pantai.
Jika hobby snorkling, maka dapat menikmati keindahan bawah laut yang
ada disekitar pulau kanawa ini. Harga sewa alat snorkling Rp 50.000 per
hari. Banyak spot tersebar di pulau ini. Jika punya ijin menyelam, pulau
ini menyediakan dive center yang menyediakan layanan untuk menyelam.
Setelah kami menyimpan tas ransel di kamar masing-masing, kami pun
berjalan-jalan menyusuri pantai pasir putih. Cuaca panas tidak
menyurutkan langkah kaki kami untuk melihat pemandangan laut yang indah.
Beberapa pepohonan di pinggir pantai kami jadikan tempat duduk-duduk
sambil menikmati sepoi-sepoi angin.
“El, jadi mau naik ke bukit?” tanya Danan, teman satu tendaku.
“Yup, jadi donggg… Nanti kita tanya-tanya dulu jalur naiknya’” jawabku sambil menatap laut biru di depanku.
“Gue ikut yah, kayanya seru lihat sunset dari atas bukit, semoga kuat naiknya nih. Yang jelas turun ngesot pakai pantat deh,” kata Danan yang bertubuh agak besar dan bulat.
“OK….tanya teman-teman lainnya mau ikut ke bukit atau mau berenang di pantai aja,” kataku ke Danan.
“Yup, jadi donggg… Nanti kita tanya-tanya dulu jalur naiknya’” jawabku sambil menatap laut biru di depanku.
“Gue ikut yah, kayanya seru lihat sunset dari atas bukit, semoga kuat naiknya nih. Yang jelas turun ngesot pakai pantat deh,” kata Danan yang bertubuh agak besar dan bulat.
“OK….tanya teman-teman lainnya mau ikut ke bukit atau mau berenang di pantai aja,” kataku ke Danan.
Sorenya, kamipun bergegas menuju bagian belakang bungalow untuk naik
ke atas bukit kecil. Tampak beberapa orang bule sudah berada di atas.
Kami pun perlahan-lahan mulai mengatur nafas agar bisa sampai di atas.
Bukit
Pulau Kanawa memang tidak tinggi. Tapi jalur mendakinya cukup terjal,
berbatu, dan berpasir. Untuk sampai ke atas, saya tidak lagi bisa
berjalan tegak atau membungkuk, terkadang harus sedikit merayap sambil
berpegangan rumput liar. Di pertengahan mendaki, saya bertemu seorang
bule sedang duduk-duduk di dipan terbuat dari bambu. Rupanya ada tempat
untuk melepas lelah sambil menikmati keindahan Kanawa dari ketingian.
Dari titik sinipun sudah kelihatan gradasi warna laut dari biru tua,
biru muda, dan tosca. Di kejauhan Pulau Flores tampak seperti benteng
yang sangat kokoh. Kapal-kapal yang berlayar juga tampak bergerak
perlahan. Indah sekali.
Bergegas
saya melanjutkan perjalanan mendaki lebih tinggi. Sampai di puncak
bukit, lautan biru terbentang luas di arah timur, selatan, dan barat.
Sedangkan pada bagian utara, ada bukit yang lebih menjulang. Suasana
mentari senja tampak kemerahan dan terasa syahdu. Semilir angin yang
menerpa wajah seolah mengantarkan sebuah dongeng keindahan yang dibawa
oleh tenggelamnya bulat matahari di ufuk barat. Sunset yang sempurna.
Malamnya
kami ngobrol ngalor ngidul karena tidak ada tv di penginapan. Jadi
berada di Kanawa ini memang untuk mengasingkan diri dari hiruk pikuk
kota dan menikmati kesunyian alam di tengah indahnya panorama ciptaan
Tuhan. Di Kanawa listrik dibatasi, yaitu hanya dinyalakan mulai jam 6
sore sampai jam 11 malam. Jadi saat jam-jam tersebut saya harus segera
nge-charge segala macem battery di restoran.
Saat malam, restoran terasa ramai. Karena mungkin hanya disinilah
satu-satunya tempat semua pengunjung pulau bisa bercengkerama dalam
makan malam bersama. Menu di restoran ini didominasi makanan Italia,
namun menu-menu lokal juga tetap tersedia.
Jam
11 malam ketika listrik sudah dipadamkan, saya kembali ke tenda. Karena
dimana-mana gelap, tampak di langit jutaan bintang sangat jelas
terlihat. Saya sempatkan duduk-duduk di dermaga sambil menikmati milky
way berhias kerlap kerlip bintang. Terasa hening. Lelah yang terasa
berangsur hilang tergantikan dengan kegembiraan berada di bentang alam
yang tersaji indah.
Pulau ini memang cocok bagi yang ingin sejenak melepaskan diri dari
rutinitas keseharian yang padat. Keindahan dan keramahan pulau ini
membuat saya ingin kembali lagi untuk sekedar menikmati keindahan dan
kedamaian alam. (elif06)
Transoprtasi menuju Pulau Kanawa (Data tahun 2013)
- Dari kota Labuhan Bajo ambil paket menginap sudah termasuk transportasi kapal PP dan sarapan pagi, booking di http://kanawaislandresort.com/
- Penginapan tenda 75.000-125.000/orang
- Dari kota Labuhan Bajo ambil paket menginap sudah termasuk transportasi kapal PP dan sarapan pagi, booking di http://kanawaislandresort.com/
- Penginapan tenda 75.000-125.000/orang
Obyek wisata lain
- Wisata bahari ke Pulau Komodo dan Rinca
- Pink Beach
- Gua Batu Cermin
“Dengan
petualangan kecil ini, aku bisa belajar banyak tentang hakikat hidup.
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain berada di alam terbuka,
menikmati keagungan Tuhan.”- Wisata bahari ke Pulau Komodo dan Rinca
- Pink Beach
- Gua Batu Cermin
http://indonesia360derajat.wordpress.com/2014/03/15/pulau-kanawa-keindahan-tepian-surga-di-flores/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar