Konsumsi Ikan Bantu Lansia Tetap Aktif
Penulis : Rosmha Widiyani
KOMPAS.com – Ikan yang kaya nutrisi ternyata tak hanya
berguna di usia tumbuh kembang anak. Ikan juga menyediakan cukup nutrisi
bagi lansia untuk tetap aktif.
Hal tersebut dibuktikan peneliti dari National Institute of Health and Nutrition, Jepang, melalui riset pada 1.000 pria dan wanita, untuk mengetahui kesehatan mental dan fisik responden. Hasil riset dipublikasikan dalam jurnal American Geriatrics Society.
Peneliti menanyakan beberapa hal antara lain seberapa mudah responden menemukan trasportasi umum atau membayar rekening, seberapa sering responden mengunjungi teman, atau dimintai saran. Tentunya periset juga menanyakan apa yang dikonsumsi responden. Mereka yang mengonsumsi banyak protein hewani, 39 persen lebih kecil terkena gangguan mental atau fisik hingga tujuh tahun kemudian.
Protein merupakan nutrisi penting pembangun otot yang bisa menjadi
pelindung saat jatuh atau mengalami retak. Sayangnya, makin tua usia,
protein semakin sulit diolah tubuh. Karenanya, konsumsi protein menjadi
penting untuk tabungan di masa tua, dan membantu tubuh tetap sehat.
Untuk pria, kebutuhan protein lebih tinggi karena banyaknya otot yang
hilang seiring usia.
Manfaat protein
Ikan dengan kandungan asam lemak omega 3 tinggi, membantu meringankan rasa sakit akibat radang sendi (arthritis). Ikan juga mencegah timbulnya demensia yang mengganggu kehidupan sosial lansia.
Menurut para peneliti, penurunan mental dan fisik memiliki efek besar, tidak hanya pada perawatan di rumah atau rumah sakit tapi juga ekonomi. Kerugian ini bisa dicegah bila orangtua tetap sehat dalam waktu yang lama.
“Asupan tinggi protein bisa membantu lansia menjaga kemampuan fungsionalnya,” kata peneliti.
Ikan dengan kandungan asam lemak omega 3 tinggi, membantu meringankan rasa sakit akibat radang sendi (arthritis). Ikan juga mencegah timbulnya demensia yang mengganggu kehidupan sosial lansia.
Menurut para peneliti, penurunan mental dan fisik memiliki efek besar, tidak hanya pada perawatan di rumah atau rumah sakit tapi juga ekonomi. Kerugian ini bisa dicegah bila orangtua tetap sehat dalam waktu yang lama.
“Asupan tinggi protein bisa membantu lansia menjaga kemampuan fungsionalnya,” kata peneliti.
Kendati begitu, konsumsi protein juga tidak bisa terlalu banyak. Hal
ini berkaitan dengan hasil riset yang menyatakan, konsumsi protein
hewani bisa sama mematikannya seperti rokok. Apalagi bila asupan
tersebut dikonsumsi usia pertengahan.
http://health.kompas.com/read/2014/03/16/1415398/Konsumsi.Ikan.Bantu.Lansia.Tetap.Aktif
Rutin Makan Ikan Cegah Alergi pada Anak
Penulis : Rosmha Widiyani
shutterstock
Kompas.com -
Ikan merupakan sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik. Jika
konsumsi ikan ini dibiasakan sejak dini, manfaatnya bahkan bisa mencegah
timbulnya alergi.
Menurut sebuah penelitian, bayi yang sudah diberikan ikan sejak usia setahun pertama risikonya terkena alergi lebih kecil saat ia besar.
Studi yang dilakukan selama 12 tahun ini menemukan, bayi yang rutin makan ikan bisa terbebas dari alergi hingga anak berusia 12 tahun. Alergi yang bisa dicegah antara lain eksim dan rhinitis alergi. Kedua jenis alergi ini akan meningkatkan risiko asma.
Temuan ini dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition. Riset ini merekomendasikan untuk memberi ikan pada anak, sedikitnya dua sampai tiga kali sebulan. Konsumsi ini cukup untuk menghindarkan anak dari alergi.
Tim peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm, Swedia melibatkan 3.285 bayi sebagai responden. Tim meneliti asupan anak saat berusia 1, 2, 4, 8, dan 12 tahun. Mereka juga ingin mengetahui bagaimana perkembangan alergi pada anak.
Orang Swedia pada umumnya memang senang makan ikan. Anak-anak di negara tersebut makan ikan sedikitnya dua kali dalam sebulan.
Namun dalam penelitian ini memang tidak disebutkan ikan apa yang sebaiknya dikonsumsi.
Menurut sebuah penelitian, bayi yang sudah diberikan ikan sejak usia setahun pertama risikonya terkena alergi lebih kecil saat ia besar.
Studi yang dilakukan selama 12 tahun ini menemukan, bayi yang rutin makan ikan bisa terbebas dari alergi hingga anak berusia 12 tahun. Alergi yang bisa dicegah antara lain eksim dan rhinitis alergi. Kedua jenis alergi ini akan meningkatkan risiko asma.
Temuan ini dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition. Riset ini merekomendasikan untuk memberi ikan pada anak, sedikitnya dua sampai tiga kali sebulan. Konsumsi ini cukup untuk menghindarkan anak dari alergi.
Tim peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm, Swedia melibatkan 3.285 bayi sebagai responden. Tim meneliti asupan anak saat berusia 1, 2, 4, 8, dan 12 tahun. Mereka juga ingin mengetahui bagaimana perkembangan alergi pada anak.
Orang Swedia pada umumnya memang senang makan ikan. Anak-anak di negara tersebut makan ikan sedikitnya dua kali dalam sebulan.
Namun dalam penelitian ini memang tidak disebutkan ikan apa yang sebaiknya dikonsumsi.
Rajin Makan Ikan Cegah Kanker Payudara
Penulis : Unoviana Kartika
KOMPAS.com - Kanker payudara memang masih menjadi
momok bagi kaum wanita. Namun penyakit ini bisa kita cegah dengan
melakukan gaya hidup sehat, antara lain rajin makan ikan yang kaya akan
asam lemak omega-3.
Para peneliti dari China menganalisa 26 studi internasional yang melibatkan 900.000 wanita, termasuk 20.000 di antaranya menderita kanker payudara. Mereka menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi asam lemak omega-3 dari ikan paling sering memiliki penurunan risiko kena kanker payudara 14 persen lebih kecil.
Hasil studi juga menunjukkan hubungan penurunan risiko dengan dosis. Disebutkan, setiap 0,1 gram peningkatan konsumsi kadar omega-3 per hari dikaitkan dengan 5 persen penurunan risiko kanker payudara. Sebagai perbandingan, satu sajian ikan salmon mengandung 4 gram asam lemak omega-3.
Asam lemak omega-3 merupakan tipe lemak tidak jenuh yang telah diketahui dapat mencegah penyakit jantung dan kanker.
Meski demikian, para peneliti mengatakan konsumsi asam lemak omega-3 dari tumbuhan tidak menunjukkan efek yang sama dalam pengurangan risiko kanker payudara.
Selain itu, mereka juga menemukan manfaat omega-3 untuk mengurangi risiko kanker payudara berbeda pada setiap populasi. Pada orang Asia, mungkin manfaatnya tidak sebesar orang Barat. Menurut para peneliti hal ini mungkin terjadi lantaran perbedaaan sumber omega-3 yang dimakan.
Manfaat omega-3 dalam ikan dinilai paling baik untuk menekan risiko kanker payudara. Sementara belum jelas apakah konsumsi omega-3 dari suplemen juga memberikan efek yang sama.
Sebuah tinjauan dari 48 studi menyimpulkan bahwa masih belum jelas konsumsi omega-3, baik dari makanan ataupun suplemen, dapat mengubah risiko penyakit jantung atau kanker. Namun bukan berarti orang harus menghentikan diet kaya omega-3.
Para peneliti dari China menganalisa 26 studi internasional yang melibatkan 900.000 wanita, termasuk 20.000 di antaranya menderita kanker payudara. Mereka menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi asam lemak omega-3 dari ikan paling sering memiliki penurunan risiko kena kanker payudara 14 persen lebih kecil.
Hasil studi juga menunjukkan hubungan penurunan risiko dengan dosis. Disebutkan, setiap 0,1 gram peningkatan konsumsi kadar omega-3 per hari dikaitkan dengan 5 persen penurunan risiko kanker payudara. Sebagai perbandingan, satu sajian ikan salmon mengandung 4 gram asam lemak omega-3.
Asam lemak omega-3 merupakan tipe lemak tidak jenuh yang telah diketahui dapat mencegah penyakit jantung dan kanker.
Meski demikian, para peneliti mengatakan konsumsi asam lemak omega-3 dari tumbuhan tidak menunjukkan efek yang sama dalam pengurangan risiko kanker payudara.
Selain itu, mereka juga menemukan manfaat omega-3 untuk mengurangi risiko kanker payudara berbeda pada setiap populasi. Pada orang Asia, mungkin manfaatnya tidak sebesar orang Barat. Menurut para peneliti hal ini mungkin terjadi lantaran perbedaaan sumber omega-3 yang dimakan.
Manfaat omega-3 dalam ikan dinilai paling baik untuk menekan risiko kanker payudara. Sementara belum jelas apakah konsumsi omega-3 dari suplemen juga memberikan efek yang sama.
Sebuah tinjauan dari 48 studi menyimpulkan bahwa masih belum jelas konsumsi omega-3, baik dari makanan ataupun suplemen, dapat mengubah risiko penyakit jantung atau kanker. Namun bukan berarti orang harus menghentikan diet kaya omega-3.
Rutin Makan Ikan Bikin Panjang Umur?
Penulis : Unoviana Kartika
KOMPAS.com —
Kabar baik bagi Anda penyuka ikan. Sebuah studi teranyar mengatakan,
rutin makan ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 mungkin dapat
memperpanjang umur Anda.
Studi yang dilakukan peneliti dari Amerika Serikat ini menganalisis lebih dari 2.600 orang berusia lanjut. Mereka yang memiliki kadar asam lemak omega-3 yang paling tinggi dalam darahnya rata-rata hidup 2 tahun lebih lama daripada mereka yang kadarnya lebih rendah.
"Studi ini bukan studi suplemen minyak ikan, melainkan studi tentang kadar omega-3 dalam darah yang berkaitan dengan pola makan," ujar peneliti dr Dariush Mozaffarian, profesor epidemologi di Havard School of Public Health di Boston.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Annals of Internal Medicine ini memang belum menunjukkan bukti rutin makan ikan dapat memperpanjang umur, tetapi studi ini menunjukkan ada hubungan antara keduanya.
"Kadar omega-3 dalam darah berhubungan dengan risiko rendah kematian, terutama yang diakibatkan oleh problem kardiovaskular," ujar Mozaffarian.
Asam lemak omega-3 banyak ditemukan dalam ikan salmon, makerel, hering, tenggiri, tuna, dan sarden. Ikan yang kaya protein dan asam lemak sudah banyak diteliti sebelumnya dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Namun, untuk kematian akibat penyakit lain, masih belum jelas.
Maka dari itu, Mozaffarian dan timnya pun mengukur kadar asam lemak di dalam darah, bukan asupan ikan dari pola makan seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
Pada awal studi, para peneliti menganalisis sampel darah, aktivitas fisik, dan gaya hidup peserta yang berusia rata-rata 74 tahun. Saat itu, tidak ada peserta yang mengonsumsi suplemen omega-3.
Setelah diikuti selama 16 tahun, sebanyak 1.625 meninggal, yang 570 di antaranya diakibatkan penyakit kardiovaskular. Studi menemukan, semakin tinggi kadar omega-3 dalam darah, semakin rendah risiko kematian.
Alice Lichtentein, direktur dan peneliti senior di Cardiovascular Nutrition Laboratory di Tufts University, Boston, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, studi ini tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Studi ini, kata dia, tidak dapat menentukan apakah omega-3 secara langsung bertanggung jawab dalam mengurangi risiko kematian atau sebagai indikator dari gaya hidup yang lebih sehat. Namun, orang yang rutin makan ikan biasanya juga penggemar sayur dan buah.
Studi yang dilakukan peneliti dari Amerika Serikat ini menganalisis lebih dari 2.600 orang berusia lanjut. Mereka yang memiliki kadar asam lemak omega-3 yang paling tinggi dalam darahnya rata-rata hidup 2 tahun lebih lama daripada mereka yang kadarnya lebih rendah.
"Studi ini bukan studi suplemen minyak ikan, melainkan studi tentang kadar omega-3 dalam darah yang berkaitan dengan pola makan," ujar peneliti dr Dariush Mozaffarian, profesor epidemologi di Havard School of Public Health di Boston.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Annals of Internal Medicine ini memang belum menunjukkan bukti rutin makan ikan dapat memperpanjang umur, tetapi studi ini menunjukkan ada hubungan antara keduanya.
"Kadar omega-3 dalam darah berhubungan dengan risiko rendah kematian, terutama yang diakibatkan oleh problem kardiovaskular," ujar Mozaffarian.
Asam lemak omega-3 banyak ditemukan dalam ikan salmon, makerel, hering, tenggiri, tuna, dan sarden. Ikan yang kaya protein dan asam lemak sudah banyak diteliti sebelumnya dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Namun, untuk kematian akibat penyakit lain, masih belum jelas.
Maka dari itu, Mozaffarian dan timnya pun mengukur kadar asam lemak di dalam darah, bukan asupan ikan dari pola makan seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
Pada awal studi, para peneliti menganalisis sampel darah, aktivitas fisik, dan gaya hidup peserta yang berusia rata-rata 74 tahun. Saat itu, tidak ada peserta yang mengonsumsi suplemen omega-3.
Setelah diikuti selama 16 tahun, sebanyak 1.625 meninggal, yang 570 di antaranya diakibatkan penyakit kardiovaskular. Studi menemukan, semakin tinggi kadar omega-3 dalam darah, semakin rendah risiko kematian.
Alice Lichtentein, direktur dan peneliti senior di Cardiovascular Nutrition Laboratory di Tufts University, Boston, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, studi ini tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Studi ini, kata dia, tidak dapat menentukan apakah omega-3 secara langsung bertanggung jawab dalam mengurangi risiko kematian atau sebagai indikator dari gaya hidup yang lebih sehat. Namun, orang yang rutin makan ikan biasanya juga penggemar sayur dan buah.
American Heart
Association merekomendasikan untuk mengonsumsi lemak dari ikan seperti
salmon sekitar 100 gram dua kali seminggu. Meski begitu, menurut
Lichtentein, menggantikan ikan dengan suplemen minyak ikan belum tentu
memberikan efek yang serupa.
http://health.kompas.com/read/2013/04/03/1010054/Rutin.Makan.Ikan.Bikin.Panjang.Umur.
Cegah Penyakit Jantung dengan Rajin Makan Tuna
Penulis : Unoviana Kartika
KOMPAS/AYU SULISTYOWATI
Sajian makanan dari ikan tuna di Warung Pesinggahan Merta Sari, Kabupaten Klungkung, Bali.
TERKAIT:
Menurut para peneliti dari Harvard University Amerika Serikat, mengonsumsi ikan tuna dua kali seminggu dapat mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung hingga sepertiganya. Mereka menemukan asam lemak omega-3 yang ada dalam ikan tuna ataupun salmon dapat melindungi dari detak jantung tak menentu yang berpotensi mematikan. Lemak tersebut juga berhubungan dengan tekanan darah dan laju jantung yang lebih rendah.
"Studi ini bukan studi suplemen minyak ikan, melainkan studi tentang kadar omega-3 dalam darah yang berkaitan dengan pola makan," ujar peneliti dr Dariush Mozaffarian, profesor epidemologi di Harvard School of Public Health di Boston.
Menurut Mozaffarian, kadar omega-3 dalam darah berhubungan dengan risiko rendah kematian, terutama yang diakibatkan oleh problem kardiovaskular. Sementara itu, hasil penelitian lain yang dilakukan oleh peneliti asal Washington University pada orang lanjut usia pun menemukan hasil yang serupa.
Mereka menemukan, ada 50 persen penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung pada mereka yang makan ikan tiga kali seminggu dibandingkan dengan mereka yang makan kurang dari sekali setiap bulannya. Para peneliti mengungkapkan, peserta yang memiliki kadar asam lemak omega-3 yang paling tinggi dalam darahnya rata-rata hidup 2 tahun lebih lama daripada mereka yang kadarnya lebih rendah.
Kendati demikian, kata peneliti, manfaat tersebut baru dapat ditemukan pada ikan yang dipanggang dan dibakar. Sementara ikan yang digoreng tidak memberikan efek yang sama. Menurut Alice Lichtentein, direktur dan peneliti senior di Cardiovascular Nutrition Laboratory di Tufts University, konsumsi ikan dengan omega-3 dan penyakit jantung tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat.
"Omega-3 belum tentu secara langsung bertanggung jawab dalam mengurangi risiko kematian atau sebagai indikator dari gaya hidup yang lebih sehat. Namun, orang yang rutin makan ikan biasanya juga penggemar sayur dan buah," ujarnya.
http://health.kompas.com/read/2013/11/22/0947374/Cegah.Penyakit.Jantung.dengan.Rajin.Makan.Tuna
1 komentar:
sangat menarik dan bermanfaat
Posting Komentar