Pengunung
mengamati ikan-ikan mackerel dari Norwegia dan sejumlah ikan lokal
lainnya di sebuah pasar di Seoul, Korea Selatan (6/9). Larangan masuknya
50 produk perikanan dari 8 prefekturJepang ini menyusul kekhawatiran
kontaminasi radiasi terhadap ikan-ikan yang hidup di sekitar perairan
dekat Fukushima. REUTERS/Lee Jae-Won
TEMPO.CO, Jakarta
- Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan sektor perikanan
Indonesia bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Saut P.
Hutagalung mengatakan secara umum kinerja industri perikanan Indonesia
masih bisa unggul dalam persaingan di pentas ASEAN.
"Secara umum, kinerja produksi dan perdagangan hasil perikanan kita masih bagus. Kualitas produk ekspor dan volume ekspor juga bagus. Dari sisi kompetensi, pelaku usaha dan kemitraan Indonesia masih kompetitif," katanya di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu, 26 Februari 2014. Menurut dia, agar menjadi pemenang dalam persaingan di tingkat ASEAN, maka Indonesia harus secara konsisten meningkatkan produksi dan kualitas produk perikanan.
Tahun lalu, konsumsi ikan Indonesia mencapai 35,62 kilogram per kapita, sementara tahun ini ditargetkan mencapai 38 kilogram per kapita. Saut mengatakan volume konsumsi tahun ini diharapkan mencapai 9,6 juta ton atau naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 8,9 juta ton. Kebutuhan ikan untuk bahan baku ekspor mencapai 2,1 juta ton tahun lalu, dan tahun ini diharapkan naik menjadi 3 juta ton.
Negara yang mengancam Indonesia pada sektor perikanan selama AEC 2015 adalah Vietnam dan Thailand. Namun Indonesia masih memiliki peluang karena tren ekspor perikanan yang terus meningkat, diiringi dengan konsumsi dalam negeri yang juga terus meningkat. Selain itu, Thailand tengah dilanda masalah kurangnya tenaga kerja pada sektor pengolahan ikan dan kapal. Kenaikan upah di sana juga menyebabkan biaya produksi naik. (Baca juga: Kerugian Banjir Sektor Perikanan Rp 500 Miliar)
"Secara umum, kinerja produksi dan perdagangan hasil perikanan kita masih bagus. Kualitas produk ekspor dan volume ekspor juga bagus. Dari sisi kompetensi, pelaku usaha dan kemitraan Indonesia masih kompetitif," katanya di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu, 26 Februari 2014. Menurut dia, agar menjadi pemenang dalam persaingan di tingkat ASEAN, maka Indonesia harus secara konsisten meningkatkan produksi dan kualitas produk perikanan.
Tahun lalu, konsumsi ikan Indonesia mencapai 35,62 kilogram per kapita, sementara tahun ini ditargetkan mencapai 38 kilogram per kapita. Saut mengatakan volume konsumsi tahun ini diharapkan mencapai 9,6 juta ton atau naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 8,9 juta ton. Kebutuhan ikan untuk bahan baku ekspor mencapai 2,1 juta ton tahun lalu, dan tahun ini diharapkan naik menjadi 3 juta ton.
Negara yang mengancam Indonesia pada sektor perikanan selama AEC 2015 adalah Vietnam dan Thailand. Namun Indonesia masih memiliki peluang karena tren ekspor perikanan yang terus meningkat, diiringi dengan konsumsi dalam negeri yang juga terus meningkat. Selain itu, Thailand tengah dilanda masalah kurangnya tenaga kerja pada sektor pengolahan ikan dan kapal. Kenaikan upah di sana juga menyebabkan biaya produksi naik. (Baca juga: Kerugian Banjir Sektor Perikanan Rp 500 Miliar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar