Berbatasan
dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste, Pulau Alor termasuk salah satu
pulau terluar Indonesia. Secara geografis. Pulau Alor terletak pada posisi 8º6’LS - 8º36’ LS dan
123º48’ BT - 125º48’ BT. Secara administrative, Pulau Alor termasuk dalam
wilayah Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana pulau Alor menjadi
pusat pemerintahan Kabupaten Alor dengan Kalabahi sebagai ibukotanya. Batas
administrasi Pulau Alor di sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah
selatan dengan Selat Ombay, sebelah timur dengan Selat Wetar dan perairan
Republik Demokratik Timor Leste, serta sebelah barat dengan Selat Alor
(Kabupaten Lembata). Luas wilayah daratan Pulau Alor mencapai 2.864,64 km² dan
panjang garis pantai 287,1 km (Kab. Alor dalam Angka 2009).
Sarana dan Prasarana
Bidang sarana dan prasarana
antara lain mencakup angkutan, perhubungan, transportasi, perbankan, pertokoan,
pasar, bangunan pemerintahan, dan komunikasi. Dalam bidang perekonomian telah
terdapat berbagai koperasi, bank, pasar, hotel, dan rumah makan. Bidang
angkutan dan perhubungan sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian
daerah, karena sebagai infrastruktur pendukung yang dapat memacu seluruh
aktivitas pada seluruh sektor ekonomi daerah. Sedangkan dalam bidang kesehatan
sudah tersedia apotik, klinik, puskesmas pembantu, RSUD, puskesmas dan berbagai
tenaga medis seperti perawat, bidan dan dokter. Sebagai salah satu
infrastruktur perhubungan daerah, saat ini panjang jalan di Kabupaten Alor
tahun 2003 mencapai 1.432,33 km dengan status jalan kabupaten sepanjang
1.164,33 km. Jika dilihat dari jenis permukaan jalan maka hanya sebesar 36,45%
sudah beraspal sedangkan sisanya masih berupa jalan pengerasan dan jalan tanah.
Alor memiliki 8 buah pelabuhan laut.
Lima buah pelabuhan terdapat di kalabahi (ibukota kabupaten) Kecamatan Teluk
Mutiara, yaitu Pelabuhan I, Pelabuhan II, Pelabuhan Reklamasi, Pelabuhan Fery,
dan Pelabuhan Pertamina. Selain pelabuhan pertamina, keempat pelabuhan lainnya
melayani mobilisasi masyarakat dan barang yang datang dari luar atau sebaliknya
dari Kalabahi. Tiga pelabuhan lainnya adalah Pelabuhan Maritaing di Desa
Maritaing Kec. Alor Timur, Pelabuhan Baranusa di Desa Baranusa Kec. Pantar
Barat, dan Pelabuhan Bekalang (dalam kondisi rusak sedang) di Desa Batu Kec.
Pantar Timur. Fasilitas pelabuhan antara lain dermaga, tempat Pelelangan Ikan
(TPI), DOK, cold storage.
Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang adalah
salah satu ekosistem dunia yang paling kompleks dan khas daerah tropis.
Produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi merupakan sifat dari ekosistem
ini. Selain itu perpaduan yang harmonis dari bentuk-bentuk kehidupan yang ada
menghasilkan panorama yang bernilai estetika tinggi. Terumbu karang memiliki
fungsi dan peran yang menentukan dalam ekosistem pesisir dari laut, karena
berfungsi sebagai tempat hidup, tempat asuhan, tempat berlindung, mencari makan
bagi berbagai jenis organisme laut. Selain itu juga terumbu karang berfungsi
sebagai pelindung pantai dari abrasi.
Kualitas Perairan
Kepulauan Alor yang terletak
diantara perairan Laut Flores dan Samudera Hindia menyebabkan kondisi perairan
di wilayah ini dipengaruhi oleh kondisi perairan di kedua perairan tersebut.
Massa air yang berasal dari Samudera Hindia ataupun Laut Flores yang melewati
Selat Ombay yang menyempit menyebabkan terjadinya arus kuat dan disertai dengan
terbentuknya putaran massa air. Selain dinamika perairan tersebut, perairan
Selat Kepa antara Pulau Kepa dan daerah Alor Kecil sering ditemukan fenomena
“arus dingin” dengan suhu air laut mencapai 10oC hingga 0oC. Fenomena yang
berlangsung cepat ini (hanya berkisar 1 jam) menyebabkan kematian, terjadi
hampir setiap tahun dan terjadi pada musim kemarau terutama menjelang musim
penghujan.
Potensi Kelautan dan Perikanan
Perairan Kab. Alor dan sekitarnya
merupakan salah satu perairan laut di Indonesia yang kaya akan berbagai sumber
daya ikan. Berbagai jenis ikan seperti ikan kerapu (kerapu karang dan balong),
cucut, kakap, teri, tongkol, selar, laying, baronang, tembang, lalosi biru,
ekor kuning dll. Jenis-jenis ikan karang hias yang banyak ditemukan di perairan
Pulau Alor antara lain butterfly fish (Platax sp), angel fish dan kepe-kepe
(Chaetedon sp), ikan giru ekor kuning yang dinamakan juga ikan klon, dan ikan
lepu (Pterois sp). Sedangkan dari sektor non ikan perairan Kab. Alor mempunyai
berbagai potensi diantaranya mutiara, rumput laut, teripang, ubur-ubur serta
berbagai jenis kerang dan taman laut.
Alat tangkap yang digunakan oleh
masyarakat setempat antara lain paying, pukat pantai, jarring insang hanyut,
jarring insang dasar, bagan perahu/rakit, jala tebar, pancing tonda, lampara,
dan pancing tegak. Armada yang digunakan untuk menangkap ikan yaitu jukung,
perahu papan, motor temple, dan perahu motor.
Potensi Pariwisata
Kabupaten
Alor mempunyai beberapa obyek wisata unggulan yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Pariwisata yang terdapat di Kabupaten Alor terbagi menjadi obyek
wisata alam, budaya, dan minat khusus. Obyek wisata alam antara lain gunung
berapi, pantai, batu mahligai, hutan kenari, sumber mata air panas. Obyek
wisata budaya antara lain peninggalan kerajaan magang roti, tiang mahligai,
patung emas kolijahi, perkampungan tradisional, Masjid Tua Lerabaing, Al-Quran
tua, dan aneka anyaman. Obyek wisata minat khusus antara lain pembuatan tenun
songket, tenun ikan, diving dengan 26 titik selam. Kecamatan yang paling banyak
memiliki obyek wisata dan daya tarik
wisata (ODTW) adalah kecamatan Alor Barat Laut, Kabola, Pantar Barat, Alor
Timur Laut, dan Alor Barat Daya.
Permasalahan Lingkungan
Permasalahan utama pencemaran
lingkungan yang terjadi di Kabupaten Alor disebabkan oleh beberapa hal yaitu
sendimentasi limbah rumah tangga dan penambangan pasir. Akan tetapi keadaan
pencemaran ini tidak parah. Penambangan pasir masih dilakukan dalam skala kecil
dimana pasir ini digunakan oleh masyarakat untuk pembangunan rumah. Saat ini
telah dilakukan beberapa penanggulangan untuk meminimalisasi pencemaran
lingkungan seperti pengelolaan sistem pembuangan limbah rumah tangga yang lebih
baik, pelarangan terhadap penambangan pasir liar. Program penanggulangan yang
akan dilakukan di masa mendatang untuk mengatasi hal ini yaitu pembuatan
penampungan limbah rumah tangga terpadu.
Kerusakan Habitat
Kerusakan habitat yang terjadi di
Kabupaten Alor yaitu kerusakan terumbu karang dan mangrove. Akan tetapi
kerusakan habitat ini tidak parah. Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh
penggunaan bom ikan, potassium, illegal fishing, jangkar, dan bubu. Sedangkan
kerusakan mangrove disebabkan oleh pembukaan tambak dan penggunaan mangrove
oleh masyarakat setempat untuk dijadikan bahan-bahan bangunan dan bahan bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar