(Pasal 33 UUD 1945:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang).
(“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)”. QS. Ar Rum/30 : 41).
(“Yang Maha Pemurah
telah…menciptakan manusia…matahari dan bulan…bintang dan pepohonan…
menetapkan keseimbangan. Janganlah merusak keseimbangan itu dan
pertimbangkanlah dengan adil”. ~Qur’an 55:1-2).
(“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”. QS. Al A’raf/7 :96).
(“Mereka yang
mengambil keuntungan yang tidak pantas dari spesies lain melanggar Hukum
keseimbangan alam Ilahi – dan alam tidak pernah memaafkan”. ~Qur’an
30:30).
(“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya
dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Injil:
Kejadian 2:15).
(“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman
kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi". Injil: Kejadian
1:28).
(“Kita seharusnya peduli tentang dunia seperti apa yang
akan diwariskan kepada anak-anak kita”. ~Amsal 13:22a, Kitab Suci
Kristen).
(“Janganlah menyakiti Bumi, Laut, maupun Pepohonan”. ~Wahyu, Kitab Suci Kristen).
(“Seperti lebah yang mengumpulkan madu dengan tidak merusak atau
mengusik warna dan aroma sang bunga; begitu jugalah cara orang yang
bijak bergerak melewati dunia”. ~ Sang Buddha, Dhammapada: Bunga-Bunga,
ayat 49).
(“Bumi adalah Ibu kita dan kita semua adalah Anak-Anaknya”. ~ Vedic dictum. Hindu).
(“Sungai-sungai adalah pembuluh darah Tuhan, samudra adalah darah-Nya,
dan pohon-pohon adalah rambut di tubuh-Nya. Udara adalah nafas-Nya, bumi
adalah daging-Nya, langit adalah perut-Nya, bukit-bukit dan pegunungan
adalah sumsum tulang-Nya, dan waktu yang berlalu adalah gerakan-Nya”. ~
Srimad Bhagavatam 2.1.32-33. Hindu).
(“Surga dan Bumi pun tidak
bisa ada tanpa pengetahuan bawaan yang terkandung dalam diri manusia.
Karena pada hakikatnya – Surga, Bumi, segala sesuatu yang tak terbilang
jumlahnya, dan manusia, membentuk satu tubuh. Kemanunggalan ini menjelma
dalam bentuk yang paling murni dan sempurna pada kecerdasan pikiran
manusia yang jernih. Angin, hujan, embun, kilat, matahari dan bulan,
bintang, hewan dan tumbuhan, gunung, dan sungai, bumi dan batu pada
dasarnya satu tubuh dengan manusia. Karena alasan itulah, hal seperti
padi-padian dapat memelihara manusia dan hal-hal seperti obat serta
mineral dapat menyembuhkan penyakit. Sebab mereka memiliki harkat yang
sama, mereka saling mengisi.
~ Wang Yangming, Wang Wen-ch'eng Kung ch'uan-shu n 2448”. AJARAN KONFUSIUS).
(“Ikutilah Alam dan selalu utamakan prinsip sempurna. Jika kita
mengikutinya, akan ada keberuntungan, dan jika kita mengabaikannya, akan
ada kemalangan’.
~ Lao Tzu, Wing-Tsit Chan, Bab 19. AJARAN TAOISME).
(“Saat selaras dengan Tao, langit jernih dan lapang, bumi kaya dan
penuh; seluruh makhluk hidup tumbuh bersama-sama, puas dengan kondisi
mereka, selalu memeriksa diri, terus-menerus diperbarui. Ketika manusia
mengacaukan Tao, langit menjadi kotor, isi bumi terkuras, keseimbangan
ambruk, dan makhluk hidup menjadi punah”.
~ Lao Tzu, Tao Te Ching 39. AJARAN TAOISME).
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang).
(“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. QS. Ar Rum/30 : 41).
(“Yang Maha Pemurah telah…menciptakan manusia…matahari dan bulan…bintang dan pepohonan… menetapkan keseimbangan. Janganlah merusak keseimbangan itu dan pertimbangkanlah dengan adil”. ~Qur’an 55:1-2).
(“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. QS. Al A’raf/7 :96).
(“Mereka yang mengambil keuntungan yang tidak pantas dari spesies lain melanggar Hukum keseimbangan alam Ilahi – dan alam tidak pernah memaafkan”. ~Qur’an 30:30).
(“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Injil: Kejadian 2:15).
(“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi". Injil: Kejadian 1:28).
(“Kita seharusnya peduli tentang dunia seperti apa yang akan diwariskan kepada anak-anak kita”. ~Amsal 13:22a, Kitab Suci Kristen).
(“Janganlah menyakiti Bumi, Laut, maupun Pepohonan”. ~Wahyu, Kitab Suci Kristen).
(“Seperti lebah yang mengumpulkan madu dengan tidak merusak atau mengusik warna dan aroma sang bunga; begitu jugalah cara orang yang bijak bergerak melewati dunia”. ~ Sang Buddha, Dhammapada: Bunga-Bunga, ayat 49).
(“Bumi adalah Ibu kita dan kita semua adalah Anak-Anaknya”. ~ Vedic dictum. Hindu).
(“Sungai-sungai adalah pembuluh darah Tuhan, samudra adalah darah-Nya, dan pohon-pohon adalah rambut di tubuh-Nya. Udara adalah nafas-Nya, bumi adalah daging-Nya, langit adalah perut-Nya, bukit-bukit dan pegunungan adalah sumsum tulang-Nya, dan waktu yang berlalu adalah gerakan-Nya”. ~ Srimad Bhagavatam 2.1.32-33. Hindu).
(“Surga dan Bumi pun tidak bisa ada tanpa pengetahuan bawaan yang terkandung dalam diri manusia. Karena pada hakikatnya – Surga, Bumi, segala sesuatu yang tak terbilang jumlahnya, dan manusia, membentuk satu tubuh. Kemanunggalan ini menjelma dalam bentuk yang paling murni dan sempurna pada kecerdasan pikiran manusia yang jernih. Angin, hujan, embun, kilat, matahari dan bulan, bintang, hewan dan tumbuhan, gunung, dan sungai, bumi dan batu pada dasarnya satu tubuh dengan manusia. Karena alasan itulah, hal seperti padi-padian dapat memelihara manusia dan hal-hal seperti obat serta mineral dapat menyembuhkan penyakit. Sebab mereka memiliki harkat yang sama, mereka saling mengisi.
~ Wang Yangming, Wang Wen-ch'eng Kung ch'uan-shu n 2448”. AJARAN KONFUSIUS).
(“Ikutilah Alam dan selalu utamakan prinsip sempurna. Jika kita mengikutinya, akan ada keberuntungan, dan jika kita mengabaikannya, akan ada kemalangan’.
~ Lao Tzu, Wing-Tsit Chan, Bab 19. AJARAN TAOISME).
(“Saat selaras dengan Tao, langit jernih dan lapang, bumi kaya dan penuh; seluruh makhluk hidup tumbuh bersama-sama, puas dengan kondisi mereka, selalu memeriksa diri, terus-menerus diperbarui. Ketika manusia mengacaukan Tao, langit menjadi kotor, isi bumi terkuras, keseimbangan ambruk, dan makhluk hidup menjadi punah”.
~ Lao Tzu, Tao Te Ching 39. AJARAN TAOISME).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar