[JAKARTA] Sumber data hayati laut sampai
saat ini merupakan sumber protein yang relatif murah dan bernilai gizi tinggi.
Sayangnya, pemanfaatan sumber daya tersebut belum optimal. Beberapa jenis biota laut telah dieksploitasi sampai mendekati tingkat kepunahan, di lain pihak banyak jenis spesies yang tidak dimanfaatkan, karena lemahnya kajian sumber daya hayati laut.
Pemanfaatan ikan misalnya, selama ini masih difokuskan di perairan dangkal (0-200 m) yang sudah hampir punah, sedangkan laut dalam (400-1.000 m) yang sangat besar potensinya, sama sekali belum dimanfaatkan.
Demikian Prof Ali Suman, Kepala Balai Riset Perikanan Laut Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Rakornas The Census of Marine Life (CoML) yang bertajuk “Keanekaragaman Hayati Laut untuk Ketahanan Pangan”, yang digelar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, Rabu (24/1).
Menurut Ali, sebanyak 6,4 juta ton ikan laut dangkal yang bisa dimanfaatkan, tetapi tidak menjamin keberlanjutannya, sehingga kini telah mencapai titik kepunahan. Padahal luas wilayah laut dangkal hanya 30%,sedangkan laut dalam bahkan mencapai 70%.
Dari penelitian yang dilakukan KKP bekerja sama dengan Jepang sejak 2005 lalu ditemukan 529 jenis biota laut dalam yang bisa dimanfaatkan untuk ketahanan pangan dan nilai ekonomi tinggi, terdiri dari 415 jenis ikan, 68 udang atau kepiting dan 46 cumi-cumi. [D-13]
Sayangnya, pemanfaatan sumber daya tersebut belum optimal. Beberapa jenis biota laut telah dieksploitasi sampai mendekati tingkat kepunahan, di lain pihak banyak jenis spesies yang tidak dimanfaatkan, karena lemahnya kajian sumber daya hayati laut.
Pemanfaatan ikan misalnya, selama ini masih difokuskan di perairan dangkal (0-200 m) yang sudah hampir punah, sedangkan laut dalam (400-1.000 m) yang sangat besar potensinya, sama sekali belum dimanfaatkan.
Demikian Prof Ali Suman, Kepala Balai Riset Perikanan Laut Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Rakornas The Census of Marine Life (CoML) yang bertajuk “Keanekaragaman Hayati Laut untuk Ketahanan Pangan”, yang digelar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, Rabu (24/1).
Menurut Ali, sebanyak 6,4 juta ton ikan laut dangkal yang bisa dimanfaatkan, tetapi tidak menjamin keberlanjutannya, sehingga kini telah mencapai titik kepunahan. Padahal luas wilayah laut dangkal hanya 30%,sedangkan laut dalam bahkan mencapai 70%.
Dari penelitian yang dilakukan KKP bekerja sama dengan Jepang sejak 2005 lalu ditemukan 529 jenis biota laut dalam yang bisa dimanfaatkan untuk ketahanan pangan dan nilai ekonomi tinggi, terdiri dari 415 jenis ikan, 68 udang atau kepiting dan 46 cumi-cumi. [D-13]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar