Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menjadikan Morotai sebagai model
pengembangan ekonomi maritim yang mengakselerasi pembangunan ekonomi
wilayahnya berbasiskan kelautan dan perikanan. Percepatan pembangunan
wilayah pesisir dan kepulauan ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Demikian dikatakan *Menteri Kelautan dan Perikanan,
Sharif C.Sutardjo* hari ini, Jumat (14/9) usai melihat persiapan akhir
acara Sail Morotai 2012 di Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Sharif mengatakan, peluang Indonesia untuk mengembangkan industri kelautan dan perikanan sangatlah besar. Sebab itu, dibutuhkan kesiapan akan sarana dan prasarana infrastruktur yang mampu mendorong keterpaduan konektivitas. Keterpaduan konektivitas hulu yang terletak di wilayah Barat Indonesia dan Hilir di wilayah Timur Indonesia mampu mengurangi ongkos transportasi dan ongkos logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana sail sebelumnya, pelaksanaan Sail Morotai 2012 merupakan strategi ampuh untuk mengangkat potensi kelautan dan pariwisata di mata dunia internasional. Pesta bahari ini merupakan program untuk menggerakan pembangunan di lokasi penyelenggaraan sail secara signifikan. Kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah, mulai dari pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana transportasi, pengembangan tujuan lokasi wisata, serta sebagai wahana untuk mengenang Perang Dunia (PD) II.
Sail Morotai 2012 merupakan ajang promosi koridor 6 ekonomi Morotai untuk industri perikanan dan pertambangan. Pulau Morotai diproyeksikan sebagai wilayah ekonomi khusus Gerbang Asia Pasifik yang laju pertumbuhan ekonominya sangat pesat. Hal ini terlihat dari letak Kabupaten Pulau Morotai yang sangat strategis yakni dekat dengan negara-negara Asia Pasifik serta banyak dilalui jalur pelayaran internasional, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modal.
Terkait hal itu, KKP secara konsisten terus mengembangkan pembangunan ekonomi berbasiskan kelautan di kawasan-kawasan kepulauan dan pulau-pulau terpencil. Sektor kelautan merupakan salah satu fokus dari pengembangan MP3EI yang memiliki delapan program utama, yaitu kelautan, pertanian, pertambangan, energi, industri, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Maka dari itu, Ia menekankan pentingnya pembangunan di sektor kelautan dan perikanan yang berorientasi pada pempembangunan konektivitas yang terintegrasi dari proses produksi sampai distribusi secara inklusif dan berkelanjutan. Langkah tersebut dapat ditempuh dengan strategi industrialisasi kelautan dan perikanan, yang berbasiskan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan menghadiri acara puncak Sail Morotai yang dilaksanakan pada tanggal 15 September 2012, dengan membuka “pesta bahari” berskala internasional ini. Selain dijadwalkan membuka acara puncak , Kepala Negara juga berkesempatan untuk meresmikan sejumlah sarana dan prasarana infrastruktur di Pulau Morotai. Adapun sarana dan prasarana yang akan diresmikan diantaranya, Monumen Trikora, Museum Perang Dunia II dan proyek-proyek pemerintah daerah. Presiden didampingi Ibu Negara juga akan menyaksikanDemo Terjun Payung TNI-AU, Sailing Pass kapal-kapal perang mancanegara (termasuk 2 kapal LST eks PD II yang pernah mendarat di Morotai pada tahun 1944) dan Sailing Pass kapal layar peserta Yacht Rally.
Sharif mengatakan, peluang Indonesia untuk mengembangkan industri kelautan dan perikanan sangatlah besar. Sebab itu, dibutuhkan kesiapan akan sarana dan prasarana infrastruktur yang mampu mendorong keterpaduan konektivitas. Keterpaduan konektivitas hulu yang terletak di wilayah Barat Indonesia dan Hilir di wilayah Timur Indonesia mampu mengurangi ongkos transportasi dan ongkos logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana sail sebelumnya, pelaksanaan Sail Morotai 2012 merupakan strategi ampuh untuk mengangkat potensi kelautan dan pariwisata di mata dunia internasional. Pesta bahari ini merupakan program untuk menggerakan pembangunan di lokasi penyelenggaraan sail secara signifikan. Kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah, mulai dari pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana transportasi, pengembangan tujuan lokasi wisata, serta sebagai wahana untuk mengenang Perang Dunia (PD) II.
Sail Morotai 2012 merupakan ajang promosi koridor 6 ekonomi Morotai untuk industri perikanan dan pertambangan. Pulau Morotai diproyeksikan sebagai wilayah ekonomi khusus Gerbang Asia Pasifik yang laju pertumbuhan ekonominya sangat pesat. Hal ini terlihat dari letak Kabupaten Pulau Morotai yang sangat strategis yakni dekat dengan negara-negara Asia Pasifik serta banyak dilalui jalur pelayaran internasional, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modal.
Terkait hal itu, KKP secara konsisten terus mengembangkan pembangunan ekonomi berbasiskan kelautan di kawasan-kawasan kepulauan dan pulau-pulau terpencil. Sektor kelautan merupakan salah satu fokus dari pengembangan MP3EI yang memiliki delapan program utama, yaitu kelautan, pertanian, pertambangan, energi, industri, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Maka dari itu, Ia menekankan pentingnya pembangunan di sektor kelautan dan perikanan yang berorientasi pada pempembangunan konektivitas yang terintegrasi dari proses produksi sampai distribusi secara inklusif dan berkelanjutan. Langkah tersebut dapat ditempuh dengan strategi industrialisasi kelautan dan perikanan, yang berbasiskan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan menghadiri acara puncak Sail Morotai yang dilaksanakan pada tanggal 15 September 2012, dengan membuka “pesta bahari” berskala internasional ini. Selain dijadwalkan membuka acara puncak , Kepala Negara juga berkesempatan untuk meresmikan sejumlah sarana dan prasarana infrastruktur di Pulau Morotai. Adapun sarana dan prasarana yang akan diresmikan diantaranya, Monumen Trikora, Museum Perang Dunia II dan proyek-proyek pemerintah daerah. Presiden didampingi Ibu Negara juga akan menyaksikanDemo Terjun Payung TNI-AU, Sailing Pass kapal-kapal perang mancanegara (termasuk 2 kapal LST eks PD II yang pernah mendarat di Morotai pada tahun 1944) dan Sailing Pass kapal layar peserta Yacht Rally.
Sebelum acara puncak berlangsung, kegiatan akan dimeriahkan dengan penampilan marching band* *The US Navy 7th yang beranggotakan 22 orang. Sekitar 64 veteran dari USA, Jepang, Australia serta anggota L Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Para Veteran ini akan mengikuti Joy Cruise mengelilingi Pulau Morotai dan mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah seperti, Pulau Zum-zum menggunakan kapal Riset Baruna Jaya BPPT dan LIPI.
Jakarta, 14 September 2012
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar