Jakarta, Kompas - Keberadaan ekosistem mangrove di daerah pesisir kian terancam. Selain beralih fungsi menjadi tambak, hutan mangrove juga makin dilirik untuk kebun kelapa sawit. Akibatnya, terjadi abrasi dan intrusi air laut serta turunnya tangkapan nelayan.
Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim, Rabu (3/8) di Jakarta, mengatakan, konversi hutan mangrove menjadi kebun kelapa sawit harus dihentikan. Ia mengatakan, ribuan hektar mangrove di pesisir Indonesia, khususnya Sumatera, mengalami konversi.
Contohnya, hutan mangrove di pesisir di Kelurahan Beras Basah, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, seluas 700 hektar beralih fungsi menjadi perkebunan sawit dan kini tersisa 200 hektar. Seluas 600 hektar hutan mangrove di Desa Lubuk Kasih, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, bernasib sama.
Kementerian Kehutanan mencatat, ada 7.758.410,59 hektar hutan mangrove di Indonesia. Namun, hampir 70 persen rusak.
”Kami mendesak pemerintah mengembalikan fungsi ekologis hutan mangrove. Caranya, membatalkan konsesi perkebunan sawit yang mengonversi hutan bakau,” kata Abdul Halim.
Ia mengatakan, konversi hutan mangrove membuat masyarakat pesisir makin rentan terkena bencana abrasi dan banjir rob. ”Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bisa berperan,” katanya.
Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut KLH, Nursiwan Taqim, mengatakan, moratorium pembukaan lahan mangrove merupakan wewenang pemerintah daerah. Ia mengatakan, tahun 2011 KLH berupaya mengembalikan fungsi ekologis hutan mangrove dengan penanaman bibit di 13 titik, antara lain, di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Bali, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Barat.
KLH memberdayakan warga setempat untuk pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan. Setiap warga (25-50 orang per lokasi) dibayar Rp 100.000-Rp 150.000 per bulan. ”Sekitar 3-4 tahun, tumbuhan mangrove sudah besar dan jadi perisai bagi abrasi. Tempat ikan bertumbuh. Akhirnya, warga setempat yang diuntungkan,” katanya. (ich)
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2011/08/06/03513778/stop.pembukaan.hutan.mangrove
Tidak ada komentar:
Posting Komentar