Rasulullah Bersabda :
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim) .
==============
Renungan malam Jumat dengan bahan renungan :
"Nabi Ismail Pasrah Dan Yakin Bahwa Perintah Allah Swt Itu Pasti Untuk Kebaikan Dalam Ketaatan ."
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
السلام عليكم ورحمة الله وبركات ....
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ ..............................
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Terlebih dahulu marilah kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Ibadah qurban ibadah yang agung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dimulai dari mimpi Nabi Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam yang diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelih anaknya yang tersayang, Nabi Ismail ‘Alaihis Salam. Maka Nabi Ibrahim pun menyampaikan mimpinya tersebut kepada anaknya, karena mimpi para Nabi adalah wahyu dari Allah Swt.
Ketika Nabi Ismail mengetahui tentang wahyu tersebut dan bahwasanya ayahnya diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelih dirinya, maka Nabi Ismail pun psdrah kepada perintah Allah Swt, Nabi Ismail berkata :
“Wahai Ayahku, lakukan saja yang diperintahkan oleh Allah Swt kepadamu itu.
Kamu akan mendapati aku sebagai orang - orang yang sabar.”
(QS. Ash-Shaffat : 102)
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Seorang Nabi yang mulia, Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam ketika mengetahui ayahnya diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelih dirinya, dia tidak berkata : “Kenapa?
Apa salah saya sehingga saya disembelih?
Kenapa harus disembelih?
Kenapa Allah Swt begitu dzolim kepada saya?”
Tapi nabi Ismail pasrah dan yakin bahwa perintah Allah Swt itu pasti untuk kebaikan dalam ketaatan.
Nabi Ibrahim pun juga diuji oleh Allah Swt dengan ujian yang berat sekali ini.
Bayangkan, Nabi Ismail adalah anak kesayangannya yang sudah lama Nabi Ibrahim mengidam- idamkan anak laki-laki ini, ternyata setelah besar diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelihnya. Siapa Ayah yang mau untuk menyembelih anaknya?
Tapi karena ini perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim pun menyerahkan diri kepada Allah Swt.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Lalu kemudian ketika Nabi Ibrahim telah hendak menyembelih anaknya dan kedua - duanya sudah menyerahkan dirinya kepada Allah Swt, maka Allah pun memberikan jalan keluar:
“Dan Kami gantikan dengan sembelihan yang besar.”
(QS. Ash-Shaffat : 107)
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Maka Allah Swt pun kemudian menggantikan dengan sembelihan seekor kambing dan Nabi Ibrahim pun tidak jadi menyembelih anaknya.
Jadi tidak mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala melakukan kedzoliman kepada hambaNya, tapi Allah Swt melakukan itu sebagai ujian atau cobaan atas keimanan dsn ketaqwaan hambaNya..
Dari sini saudaraku, sebuah pelajaran yang agung sekali yang hendaknya selalu kita ingat dan kita petik dari pelajaran agung ini, jadilah kita hamba - hamba yang senantiasa sami’na wa atha’na seperti Nabi Ibrahim yang diuji oleh Allah untuk menyembelih anaknya.
Padahal itu sesuatu yang sangat berat, tapi karena sudah perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim tetap taat.
Nabi Ismail, ketika dirinya hendak disembelih, dan karena itu perintah dari Allah, Nabi Ismail pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun sayang di antara kita terkadang ketika Allah Swt memberikan perintah sesuatu, ketika tahu misalnya sesuatu dilarang, kita seringkali kemudian tidak ridho dengan larangan Allah, kita lebih ridho dengan peraturan hawa nafsu diri kita sendiri.
Ketika Allah Swt memerintahkan kita sholat, terkadang kaki kita untuk pergi ke masjid saja terasa berat sekali.
Ketika Allah Swt melarang kita melakukan larangan - larangan, ketika Allah menyuruh kita untuk menundukkan pandangan kita ketika melihat seorang wanita yang cantik jelita, itu saja kita amat sulit sekali untuk melakukannya.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Betapa butuhnya untuk menjadi jiwa-jiwa yang Islam, yang sami’na wa atha’na, yang senantiasa menyerahkan dirinya kepada Allah Swt, yang senantiasa mau diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan diatur oleh hawa nafsu diri kita, bukan diatur oleh hawa nafsu dan syahwatnya.
Karena sesungguhnya apa yang Allah Swt membuat aturan kepada kita itu pasti yang terbaik buat kita.
Maka dari itulah saudaraku,
Kambing atau sapi yang kita sembelih sekarang ini adalah merupakan ibadah yang begitu sangat agung sekali.
Dan ketika kita menyembelih itu ingatlah tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang Allah Swt kisahkan dalam Al-Qur’an dan jadilah kita seperti mereka berdua yang senantiasa siap dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Seorang mukmin yakin bahwa apa yang Allah kabarkan dalam Al-Qur’an itu pasti benar, seorang mukmin yakin bahwa semua perintah Allah Swt itu pasti ada maslahatnya, seorang mukmin yakin bahwa pastilah yang dilarang oleh Allah itu ada mudhorotnya, seorang mukmin yakin bahwasanya ketika Allah Swt berikan kepada kita berupa takdir - takdir yang menyakitkan itu hakikatnya adalah ujian agar Allah melihat siapa yang mau sabar dan siapa yang mau beriman atau tidak.
Maka seorang mukmin harus berusaha untuk sabar. Sebagaimana kita bersyukur disaat diberikan kesenangan, kita pun bersabar disaat diberikan ujian oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itulah para ulama menyebutkan bahwa yang menimpa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail inilah hakikat ujian, diuji oleh Allah Swt dengan sesuatu yang paling kita sayangi, diuji oleh Allah Swt dengan sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita.
Maka dari itulah terkadang kita pun diberikan oleh Allah Swt ujian dengan ujian perkara yang kita sayangi yang kita tentunya sangat berat untuk meninggalkannya.
Contoh saja misalnya ketika kita sendirian, tidak ada yang bisa melihat kita, sementara syahwat kita menggebu-gebu dan kita ingin melihat di HandPhone kita sesuatu yang dilarang oleh syariat Allah Swt, melihat aurat-aurat wanita dan yang lainnya.
Seringkali ketika kita sendirian kita tidak ingat kalau Allah Swt mengawasi kita.
Ketika kita sendirian kita tidak ingat bahwasanya Allah Swt akan mencatat amal kita dan bahwasanya Allah Swt mampu sekonyong-konyong untuk menimpakan adzab kepada kita disaat kita berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tapi adanya pengawasan Allah itu kita lupakan.
Kita lebih senang mengikuti apa yang menjadi kesenangan kita, kita lebih senang mengikuti syahwat dan hawa nafsu kita. "Laa hawla wa laa quwwata illa billah."
Maka dari itulah saudaraku seiman, senantiasa lah minta kepada Allah Swt kekuatan untuk selalu dimudahkan mentaati Allah Swt, selalu dimudahkan untuk menghindari larangan-larangan Allah Swt atau selalu meningkatkan iman dsn taqwa agar dapat.
menjadi penyebab terbukanya pintu kebaikan bagi kita semua.
Aamiin.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah ,
Demikianlah Renungan malam Jumat ini, semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab kita untuk meningkatkan ibadah, ketaqwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan.
Wa billahit taufik wal hidayah.👐👐 Wassalamual
aikum warahmatullahi wa barokatuh.
🙏🏻🙏🏻
Tidak ada komentar:
Posting Komentar