PONTIANAK, KOMPAS.com -
Seekor duyung atau dugong tersangkut pukat nelayan dalam kondisi masih
hidup di Pulau Cempedak, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam
(BKSDA) Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan, terperangkapnya
dugong di pukat nelayan dalam kondisi masih hidup tersebut merupakan
peristiwa langka.
"Keberadaan duyung ini sangat fenomenal dan
penting, pasalnya dia termasuk satwa langka dengan status konservasi
bahkan masuk kategori critically endangered (CR) atau kritis," kata Sadtata dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Menurut dia, informasi penemuan duyung ini diperoleh dari rekanan Komunitas Webe Adventure di Pulau Cempedak.
Informasi
itu menyebut, pada Sabtu (23/5/2020) 10.00 WIB, nelayan Pulau Cempedak
mendapati duyung tersangkut pukat dalam kondisi hidup.
"Duyung
tersebut kemudian dibawa oleh nelayan ke Pulau Cempedak untuk dipelihara
di dalam keramba untuk mengembalikan kondisi kesehatannya," ujar
Sadtata.
Sehari setelah informasi diterima, Tim Wildlife Rescue
Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah I ketapang bersama Webe Adventure,
dan Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia melakukan
koordinasi untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
penanganan duyung.
Tim tersebut juga dilengkapi dengan seorang dokter hewan.
"Pada
Senin 25 Mei 2020 tim bergerak menuju lokasi yang berjarak kurang lebih
4 jam perjalanan darat dari Ketapang," ucap Sadtata.
Pengecekan
kondisi fisik langsung dilakukan. Meski terdapat sedikit luka dan
goresan akibat terjerat pukat, kondisi secara umum duyung yang masih
berada dalam karamba dinyatakan sehat.
Duyung berjenis kelamin
betina yang diperkirakan berumur 2 tahun ini mempunyai panjang 146
sentimeter dengan berat 50 kilogram dan ukuran keliling badan 100
sentimeter.
"Berdasarkan hasil pengecekan kondisi kesehatan, tim
merekomendasikan untuk segera melepasliarkan duyung ke lokasi di mana
satwa tersebut ditemukan yakni di laut Padang Lamun," terang Sadtata.
Dia menjelaskan, laut Padang Lamun merupakan habitat ideal bagi mamalia cantik ini.
Dari
pemantauan kondisi alami habitat ditemukannya duyung, kondisi
habitatnya masih bagus. Ini ditunjukkan dengan ditemukannya sekitar 3
jenis pakan utama duyung.
"Semoga dengan kemunculan dan
penyelamatan duyung ini menjadi bukti akan keberadaan dan kelestarian
duyung di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat," terang Sadtata.
Pulau
Cempedak sendiri merupakan kawasan kepulauan di Kecamatan Kendawangan,
Kabupaten Ketapang, Kalbar, yang berada sekitar 3,5 kilometer dari garis
pantai Cagar Alam Muara Kendawangan. Pulau ini dihuni sekitar 97 kepala
keluarga.
Dalam tradisi masyarakat Pulau Cempedak yang sudah berjalan sejak lama, mereka menganggap duyung sebagai ikan konsumsi.
Akibatnya
dalam penemuan duyung oleh nelayan kali ini, proses negosiasi awal
untuk tidak melakukan tindakan apapun terhadap mamalia laut sebelum ada
pihak yang berwenang menanganinya cukup alot.
"Mereka berusaha untuk memilikinya sebagai peliharaan," ungkap Sadtata.
Ini merupakan peristiwa langka dalam proses penyelamatan mamalia laut duyung yang dilakukan BKSDA Kalimantan Barat.
Dalam
catatan, pada 2017, BKSDA Kalbar pernah memperoleh laporan keberadaan
duyung dalam kondisi mati di wilayah selatan Kabupaten Ketapang.
Namun tidak lanjut laporan tersebut mereka belum bisa menemukan keberadaan satwa di lapangan.
Kemudian, selang dua tahun, pada 2019 terdapat 6 kasus duyung yang mati akibat terjaring pukat oleh nelayan.
"Sementara
pada tahun 2020 ini, sampai bulan Mei, tercatat sudah empat kali duyung
terjerat pukat. Dua dari empat duyung yang terjerat berhasil
diselamatkan," pungkas Sadtata.
Penulis: Kontributor Pontianak, Hendra CiptaEditor: Teuku Muhammad Valdy Arief
Topi Pegawai BKIPM
Cuma 75 Ribu
Berminat Hub 081342791003
Pegawai Pelabuhan Perikanan
|
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempatnya
Lihat Vidio Kos Putri Salsabilla Kendari
Hub 081342791003 |
Berminat Hub 081342791003
Menyediakan Batik Motif IKan
Untuk Melihat Klik
Yang Berminat Hub 081342791003
|
Miliki Kavling tanah di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di
Investasi
Kavling Tanah Perumahan di Griya Godo Permai yang merupakan Daerah
Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1
Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima dan dari jalan utama hanya +
500 Meter.
Berminat Hub 081342791003
|
Seekor Dugong
Diselamatkan Setelah Terjerat Pukat Nelayan di Ketapang
Kompas.com - 28/05/2020, 06:48 WIB
Bagikan:
Komentar
Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah I ketapang
bersama Webe Adventure, dan Yayasan International Animal Rescue (IAR)
Indonesia melakukan evakuasi duyung untuk pelepasliaran, Senin 25
(25/5/2020).
Lihat Foto
Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah I ketapang
bersama Webe Adventure, dan Yayasan International Animal Rescue (IAR)
Indonesia melakukan evakuasi duyung untuk pelepasliaran, Senin 25
(25/5/2020).(KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA)
Penulis Kontributor Pontianak, Hendra Cipta
| Editor Teuku Muhammad Valdy Arief
PONTIANAK, KOMPAS.com - Seekor duyung atau dugong tersangkut pukat
nelayan dalam kondisi masih hidup di Pulau Cempedak, Kecamatan
Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Sadtata
Noor Adirahmanta mengatakan, terperangkapnya dugong di pukat nelayan
dalam kondisi masih hidup tersebut merupakan peristiwa langka.
"Keberadaan duyung ini sangat fenomenal dan penting, pasalnya dia
termasuk satwa langka dengan status konservasi bahkan masuk kategori
critically endangered (CR) atau kritis," kata Sadtata dalam keterangan
tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Baca juga: Tersangkut Jaring Nelayan, Dua Ekor Dugong Mati di Laut
Kepulauan Kei
Menurut dia, informasi penemuan duyung ini diperoleh dari rekanan
Komunitas Webe Adventure di Pulau Cempedak.
Informasi itu menyebut, pada Sabtu (23/5/2020) 10.00 WIB, nelayan Pulau
Cempedak mendapati duyung tersangkut pukat dalam kondisi hidup.
" Duyung tersebut kemudian dibawa oleh nelayan ke Pulau Cempedak untuk
dipelihara di dalam keramba untuk mengembalikan kondisi kesehatannya,"
ujar Sadtata.
Sehari setelah informasi diterima, Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi
Konservasi Wilayah I ketapang bersama Webe Adventure, dan Yayasan
International Animal Rescue (IAR) Indonesia melakukan koordinasi untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam penanganan duyung.
Baca juga: Mitologi dan Fakta soal Duyung: dari Siren, Columbus, hingga
Manatee
Tim tersebut juga dilengkapi dengan seorang dokter hewan.
"Pada Senin 25 Mei 2020 tim bergerak menuju lokasi yang berjarak kurang
lebih 4 jam perjalanan darat dari Ketapang," ucap Sadtata.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seekor Dugong Diselamatkan Setelah Terjerat Pukat Nelayan di Ketapang", https://regional.kompas.com/read/2020/05/28/06482151/seekor-dugong-diselamatkan-setelah-terjerat-pukat-nelayan-di-ketapang.
Penulis : Kontributor Pontianak, Hendra Cipta
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seekor Dugong Diselamatkan Setelah Terjerat Pukat Nelayan di Ketapang", https://regional.kompas.com/read/2020/05/28/06482151/seekor-dugong-diselamatkan-setelah-terjerat-pukat-nelayan-di-ketapang.
Penulis : Kontributor Pontianak, Hendra Cipta
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar