Peningkatan ekonomi nasional dari sektor kelautan
dan perikanan belum maksimal tercapai dalam empat tahun terakhir. Ada
hambatan seperti koneksi bisnis dari sektor tersebut belum terjalin
dengan kuat. Bahkan, koneksi bisnis yang ada saat ini masih lemah, walau
pasokan ikan sudah tersedia dengan melimpah.
Fakta tersebut diakui Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
di Jakarta, pekan lalu. Berbagai upaya mewujudkan peningkatan ekonomi
dari sektor kelautan dan perikanan sudah dilakukan semaksimal mungkin
dalam empat tahun. Salah satu simpulnya, adalah dengan merebut kembali
kedaulatan laut Indonesia dari orang asing.
“Ikan sudah banyak, keluhannya orang yang nangkep ikan susah
cari pasar. Sedangkan di satu posisi kita belum ada bahan baku. Kalau
kapal asing masih jalan kita tidak punya bahan baku,” ungkapnya.
Mengingat masih ada kelemahan yang signifikan, Susi berharap Pemerintah, badan usaha milik Negara (BUMN), dan stakeholder
kelautan dan perikanan untuk bisa melakukan koordinasi sebaik mungkin
dalam bisnis dan investasi sektor tersebut. Koordinasi menjadi sangat
penting, karena itu akan bisa mewujudkan akselerasi bisnis dan
investasi.
Menurut Susi, pihak yang perlu segera melakukan akselerasi itu,
diantaranya adalah BUMN seperti PT Perikanan Nusantara (Perinus) dan
Perum Perindo. Kedua BUMN itu, diharapkan bisa segera meningkatkan
perekonomian masyarakat Indonesia yang bergerak dalam sektor kelautan
dan perikanan.
Tak hanya dua BUMN perikanan, Susi menyebut, demi keberlangsungan
bisnis dan investasi sektor perikanan dan kelautan, dia juga meminta
bantuan kepada PT Pelni untuk bisa menyediakan transportasi pengangkutan
dan pengiriman produk kelautan dan perikanan di seluruh Indonesia.
Terutama untuk pulau-pulau terluar di Indonesia.
“Seminggu tiga kali, paling tidak dari Merauke atau dari Timika
(Papua), (kapal) Pelni selalu kosong pulangnya. Sementara kapal-kapal
ikan di Timika dan Merauke nungguin dua minggu sekali untuk angkut ikannya,” jelasnya.
Dengan adanya rute yang bisa membantu pengangkutan dari pulau ke
pulau, akan memangkas biaya dan waktu. Untuk itu, dia meminta Pelni
untuk membantu optimalisasi pemanfaatan fasilitas transportasi milik
Negara untuk pengangkutan produk kelautan dan perikanan.
Melalui kemudahan yang diharapkan bisa diberikan Pelni dan BUMN lain,
Susi berharap, bisnis dan investasi di Indonesia bisa terus membaik.
Tetapi, agar bisa berjalan selaras, dia meminta semua pihak terkait
untuk melakukan perbaikan dalam menggenjot perekonomian di sektor yang
dipimpinnya itu.
Hal lain yang disoroti Susi dan harus diperbaiki, seperti memperbaiki
sistem logistik dan transportasi produk perikanan, mengubah pola pikir
pengusaha yang berorientasi pada usaha perikanan yang berkelanjutan,
menyiapkan dukungan permodalan bagi nelayan dengan bantuan perbankan,
dan menyiapkan pengusaha perikanan yang inovatif dan mampu mengolah
diversifikasi produk perikanan.
Diversifikasi Usaha
Salah satu lini bisnis dan investasi kelautan dan perikanan yang ada
di Indonesia, adalah industri surimi yang saat ini sedang mengalami
penurunan akibat sulitnya pengusaha mendapatkan bahan baku ikan.
Industri tersebut, kondisinya saat ini sedang sekarat, karena pasokan
ikan yang dibutuhkan tidak kunjung ada, walaupun hasil tangkapan di laut
melimpah.
Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengupayakan
diversifikasi usaha perikanan. Agar mendorong industri surimi bisa
mendapatkan pasokan bahan baku dari banyak sumber dan tidak tergantung
pada sumber tertentu saja.
“Ketergantungan tersebut, yang selama beberapa tahun terakhir ini yang membuat industri surimi menurun tajam,” kata Susi.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja mengatakan,
karakter perikanan Indonesia sangatlah unik dengan luas Laut Indonesia
mencapai 5,8 juta kilometer persegi yang terbagi menjadi tiga bagian.
Yaitu Papua yang secara geografis melekat pada Benua Australia; bagian
barat Indonesia hingga Kalimantan yang secara geografis melekat dengan
benua Asia; dan bagian Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan
Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk pada samudera lepas.
Menurut Sjarief, laut Indonesia semakin unik, karena tiga bagian laut
yang ada juga memiliki spesies ikan yang berbeda-beda. Di bagian barat
contohnya, ditemukan jenis ikan kerapu, kakap merah, lobster, udang, dan
sedikit ikan kembung, ikan layang, dan tongkol. Sedangkan, katanya, di
perairan bagian Papua terdapat spesies seperti cumi, kakap merah, ikan
gulama, udang, dan beberapa spesies lainnya.
“Adapun di bagian samudera lepas hidup migratory fish, seperti tuna, tongkol, dan cakalang,” jelas dia.
Akan tetapi, Sjarief menambahkan, keunikan laut Indonesia juga
semakin lengkap, karena berbagai spesies ikan yang bisa ditemukan di
berbagai perairan, jumlahnya masing-masing masih terbatas. Oleh itu,
jika ada industri perikanan yang mengandalkan satu spesies ikan saja dan
bersifat besar, maka itu dipastikan tidak akan bisa bertahan lama.
Fakta tersebut, kata Sjarief, kemudian dirasakan oleh industri surimi
yang masih mengandalkan ikan kurisi, ikan kuniran, ikan mata goyang,
dan atau ikan-ikan tertentu lainnya untuk memenuhi produksi. Di sisi
lain, walau bahan baku untuk surimi masih terbatas, kecepatan
produksinya justru terpantau lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan
regenerasi ikan yang digunakan sebagai bahan baku.
“Sehingga dalam waktu dekat industri akan kesulitan menemukan bahan baku,” tandas dia.
Agar tidak terpuruk lagi, Sjarief meminta kepada para pengusaha
surimi untuk segera membuat industri perikanan yang berbasis pada
spesies lokal yang pasokannya di alam masih melimpah. Jangan sampai,
industri surimi meniru industri serupa di negara seperti Argentina,
Cile, Amerika Serikat, dan Kanada. Di negara-negara tersebut, kata dia,
spesies ikan seperti Anchovy atau Alaska Pollock jumlahnya masih jutaan ton.
“Negara kita tidak seperti itu, kita memiliki banyak jenis ikan tetapi volumenya sedikit,” tambah dia.
Tidak cukup disitu, Sjarief mengungkapkan, agar industri surimi bisa
bertahan di industri perikanan dan kelautan nasional, maka surimi tidak
bisa hidup sendiri. Menurutnya, industri surimi harus dikombinasikan
dengan jenis usaha perikanan lainnya seperti frozen seafood, fillet, loin (tuna) ataupun ikan segar.
“Kita harus bisa multiproduk, multispesies dengan added value
(nilai tambah) yang tinggi. Kalau hanya mengandalkan surimi, maka
populasi ikan itu sendiri akan lebih cepat menipis,” tegas dia.
Ekspansi Usaha
Lebih lanjut Sjarief memperkirakan, jika diversifikasi usaha
perikanan tangkap tidak segera dilakukan, industri surimi tak akan
bertahan lama. Sementara, kalaupun pengusaha terus mengeksploitasi
perairan yang menjadi tempat berkumpulnya ikan yang dibutuhkan, padahal
jumlahnya semakin sedikit, maka itu akan merusak perairan tersebut.
Untuk setiap pabrik surimi yang beroperasi di Indonesia, Sjarief
menyebutkan, sedikitnya dibutuhkan 1.500 ton ikan dalam sebulan. Jika
jumlah perusahaan yang beroperasi mencapai puluhan, maka bisa dipastikan
kebutuhan ikan akan meningkat berkali-kali lipat lagi. Jadi, cepat atau
lambat, jika fokus bisnisnya masih seperti itu, maka ikan yang
dibutuhkan dipastikan akan hilang di laut.
“Jadi kita akan mendorong surimi untuk menurunkan kapasitasnya dan
beralih ke unit usaha baru. Untuk itu, pemerintah menawarkan kerja sama
untuk mulai membuka unit baru, tidak di Jawa, tetapi di sentra-sentra
perikanan kita,” ungkap dia.
Adapun, menurut Sjarief, lokasi yang ditawarkan Pemerintah di
antaranya ada di Merauke (Papua), Dobo (Kepulauan Aru, Maluku), Tual
(Maluku), Saumlaki (Maluku), Timika (Papua), Sebatik (Kalimantan Utara),
dan Natuna (Kepulauan Riau).
“Kita siapkan armada kapal angkut dari Merauke ke Jawa (untuk
mengangkut produk). Dengan begini, nelayan-nelayan yang sudah berpindah
ke timur (Indonesia) juga tak perlu khawatir siapa yang akan membeli
ikan tangkapan mereka,” pungkas dia.
Untuk
kebutuhan Air Minum yang menyehatkan coba konsumsi Air Izaura Air yang
terbukti dapat membantu proses penyembuhan Kegemukan, Migran, Alergi,
Sakit Maag, ASam Urat, Nyeri Sendi, Sambelit, Saking Pinggang,
Osteiporosis, Reumatk, Kanker, Vertigo, Ashma, Brinchitis, Darah Tinggi,
Kencing Batu, Kolestrol, DIABetes, Jantung, Darah Rendah, Jerawat',
WAsir dan Batu Ginzal. Dan menghilangkan racun dalam tubuh.
Mau Sehat dan Menyehatkan Minum Air Izaura
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan dengan Modal 350 ribu s.d 500 ribu.
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan dengan Modal 350 ribu s.d 500 ribu.
Berminat Hub Mukhtar, A.Pi HP. 081342791003
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempat
Menerima pesanan
Kanopi, Pagar Besi, Jendela
dengan Harga
Murah dengan Sistim Panggilan.
Miliki Kavling tanah
di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di GRIYA GODO PERMAI BIMA
Berminat Hub 081342791003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar