Insiden di sekitar perairan Natuna menyisakan
ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam. Demi melindungi
klaimnya atas Laut Cina Selatan, Hanoi meniru strategi Cina mengerahkan
armada nelayan di garda terdepan
Ketegangan diplomatik belum mereda menyusul upaya Vietnam menghadang
operasi penangkapan oleh TNI Angkatan Laut terhadap empat kapal
nelayannya di perairan Natuna akhir pekan silam. Menteri Perikananan
Susi Pudjiastuti mendesak pemerintah di Hanoi meminta maaf dan mengakui
kedaulatan Indonesia.
Desakan itu ditindaklanjuti Kementerian
Luar Negeri. "Kita prihatin dengan adanya beberapa kejadian yang halangi
upaya penegakan hukum di perairan Indonesia oleh kapal Vietnam", kata
Jurubicara Kemenlu, Armanatha Natsir, saat dihubungi DW melalui pesan
singkat.
"Kemlu telah berkoordinasi dengan kementerian dan
lembaga terkait termasuk kementerian perikanan dan kelautan, untuk
mengatasi masalah ini dengan Vietnam, termasuk melakukan komunikasi ke
pihak Vietnam."
Insiden di perairan Natuna Utara bukan tanpa
perencanaan. Adalah Badan Pengawasan Sumber Daya Perikanan (VFRS) -
sebuah lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Pertanian dan
Permbangunan Daerah Tertinggal - yang bertugas melindungi aktivitas
nelayan Vietnam di Laut Lepas. VRFS terlibat menghalangi operasi
pengamanan TNI AL akhir pekan lalu.
Padahal lembaga yang beroperasi serupa pasukan penjaga pantai atau
Coastguard itu didirikan pada 2014 silam menyusul agresi Cina di
perbatasan laut antara kedua negara. VFRS antara lain bertugas
melindungi nelayan yang sering mengeluhkan serangan oleh kapal penjaga
pantai asing, antara lain memotong jaring atau merusak kapal sehingga
tidak bisa beroperasi.
Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti
mengklaim VFRS berkoordinasi dengan militer Vietnam selama bertugas dan
diperkuat dengan 100 buah kapal patroli. Dia mengatakan lembaga ini
sudah pernah mencoba menghalangi upaya pengamanan TNI AL di Natuna pada
19 Februari silam, kisahnya seperti dilansir oleh Mongabay.
Vietnam
belakangan dikabarkan mulai bersikap agresif dalam menjalankan praktik
penangkapan ikan. Biasanya nelayan Vietnam melaut di empat koridor
perikanan yang membentang antara Teluk Tonkin di perbatasan dengan Cina,
hingga Teluk Thailand. Namun sejak pertengahan 2000an nelayan Vietnam
mulai merangsek hingga ke perairan Natuna buat mencari ikan.
Saat
ini sektor perikanan menyumbang 7% pada Produk Domestik Brutto.
Keberhasilan kebijakan perikanan Vietnam turut memicu ledakan produksi
sebesar sepuluh kali lipat antara tahun 2000 hingga 2011, dengan fokus
pada jenis tangkapan berharga mahal seperti ikan tuna. Pada 2014 silam
Vietnam mengekspor produk perikanan senilai hampir USD 500 juta ke 97
negara.
Asosiasi Eksportir dan Produser Makanan Laut Vietnam (VASEP)
melaporkan saat ini negeri komunis itu memiliki 110.000 kapal nelayan,
33.000 di antaranya merupakan kapal jelajah jauh yang mampu mencapai
perairan Indonesia dan bahkan Filipina.
Dalam proses ekspansi
perikanan Vietnam menggunakan strategi serupa Cina. Sejak 2009
pemerintah di Hanoi mendorong nelayan untuk lebih sering melaut ke
kawasan yang diperebutkan dengan melegalkan "milisi perikanan" yang
diperkuat dengan 8.000 kapal dan 1,22% dari tenaga kerja perikanan
Vietnam.
Milisi
laut itu antara lain terlibat membantu militer Vietnam mengepung
anjungan minyak lepas pantai milik Cina yang beroperasi di wilayah
perbatasan pada 2014 silam. Saat itu Presiden Truong Tan Sang
diakabarkan mengirimkan surat yang mendorong nelayan Vietnam untuk
terlibat dalam penegakan kedaulatan di Laut.
Akibat kejadian itu,
pemerintah Vietnam mengeluarkan Dekrit 67 yang mendorong modernisasi
armada nelayan Vietnam dengan menyediakan jaminan kredit untuk membangun
kapal yang lebih besar. Kebijakan itu diharapkan bisa memperkuat klaim
Vietnam atas Laut Cina Selatan yang juga mencakup kawasan utara Natuna.
rzn/hp (dari berbagai sumber)https://www.dw.com/id/demi-kedaulatan-vietnam-dorong-militerisasi-armada-nelayan/a-47721454?maca=id-Whatsapp-sharing
Mau Sehat dan Menyehatkan Minum Air Izaura
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan Tanpa Modal Besar.
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan Tanpa Modal Besar.
Berminat Hub Mukhtar, A.Pi HP. 081342791003
Kami akan menunjukan Anda Jalan Mencapai Impian
Kenal Lebih Jauh Dengan Air Izaura
Kenal Lebih Jauh Dengan Air Izaura
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempat
Menerima pesanan
Kanopi, Pagar Besi, Jendela
dengan Harga
Murah dengan Sistim Panggilan.
Miliki Kavling tanah
di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di GRIYA GODO PERMAI BIMA
Berminat Hub 081342791003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar