Berita mengenai penemuan cacing Anisakis sp di dalam ikan makarel kalengan membuat heboh publik.
Sebelumnya,
hasil riset dari BPOM menemukan sebanyak 27 merek produk makarel
kalengan ternyata positif mengandung cacing parasit tersebut. Dari 27
merek itu, 16 di antaranya adalah produk impor dan 11 di antaranya
adalah merek lokal.
Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan
bagaimana cacing parasit itu bisa terkandung ke dalam produk-produk
makanan siap saji tersebut.
“(Cacing masuk) melalui rantai makanan
di alamnya. Anisakis ini kan adanya di laut, telurnya disebarkan,
kemudian dimakan oleh mikroorganisme, zooplankton,” kata Prof. Dr.
Nurjanah, Dosen Departemen Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian
Bogor, saat dihubungi kumparanSAINS, Kamis (29/3).
Ia
menjelaskan, proses makan memakan membantu menyebarkan cacing ini.
Ketika zooplankton dimakan oleh hewan lain yang lebih besar, misalnya
udang, maka cacing ini akan hidup di dalam tubuh udang. Begitu juga
ketika udang dimakan oleh ikan, maka cacing pun akan berpindah sarang ke
dalam perut ikan.
“Bahkan bisa ada di perut mamalia laut seperti paus,” Nurjanah menambahkan.
Menurutnya,
risiko terbesar kontaminasi cacing ini terjadi ketika memakan ikan
dalam bentuk mentah atau tidak dimasak dengan benar.
“Bisa saja ke manusia juga, terutama yang memakan ikan mentah atau masaknya kurang dari 60 derajat Celcius.”
Lalu apakah cacing ini berbahaya bila termakan oleh manusia?
“Kalau
hidup iya,” kata Nurjanah. “Bisa menurunkan imun, bisa menyebabkan
saluran pencernaan juga terganggu. Karena itu (yang memakan)
ciri-cirinya mual, muntah-muntah, keluar larvanya. Tapi dengan catatan
kalau hidup, ya.”
Untuk ikan-ikan yang sudah dikalengkan, Nurjanah
mengatakan ikan-ikan tersebut sudah disterilisasi sehingga membunuh
cacing-cacing dalam perut dan tidak bisa lagi berkembangbiak. Karena
itu, meskipun ditemukan cacing, sebenarnya cacing dalam ikan tersebut
aman bila termakan oleh manusia.
Namun, Nurjanah memberikan
catatan, cacing tersebut dikhawatirkan memiliki toksin yang dapat memicu
reaksi alergi bahkan setelah cacing mati ataupun setelah ikan diolah.
“Pengalaman
di beberapa negara seperti di Eropa, ada kasus alergi. Karena cacing
ini mengeluarkan zat alergen. Tapi ini masih harus dikaji lebih lanjut
zat yang dikeluarkannya seperti apa.”
Karena itu, Nurjanah
menyarankan agar masyarakat tetap berhati-hati, terutama bila mulai ada
tanda-tanda alergi setelah mengkonsumsi ikan makarel dalam kaleng,
sebaiknya konsumsi dihentikan.
"Ada orang yang makan itu tidak
apa-apa. Itu tergantung pada kekebalan tubuh seseorang. Ada yang
sensitif, dengan makan sedikit saja sudah ada gejala (alergi). Untuk
lebih hati-hati, kalau sudah ada tanda-tanda alergi sebaiknya
dihindari,” tutup Nurjanah.
Artikel Asli https://today.line.me/ID/pc/article/aEw1an?utm_source=washare
Tidak ada komentar:
Posting Komentar