Ikan merupakan produk pangan yang mudah rusak, karena proses pembusukan
terjadi segera setelah ikan mati. Pembusukan ikan adalah faktor utama
penyebab terjadinya penurunan mutu ikan segar. Aktivitas pembusukan
secara kimiawi dan enzimatis dapat diperlambat dengan menerapkan sistem
rantai dingin. Penanganan ikan segar selama transportasi dan penyimpanan
sebaiknya dilakukan pada suhu di bawah 5 0C.
Tempat penyimpanan ikan yang digunakan oleh pedagang ikan keliling
umumnya menggunakan kotak stirofom yang ditambahkan es sebagai pendingin
kemudian diletakkan di atas sepeda motor. Penggunaan bongkahan es yang
besar dan kasar serta tajam dapat menyebabkan kerusakan fisik ikan
akibat gesekan yang terjadi antara es dengan permukaan ikan selama
kegiatan transportasi. Selain itu penambahan es dapat mengurangi
kapasitas peti serta menambah bobot sehingga dapat mengganggu
keseimbangan berkendaraan karena kapasitas angkut sepeda motor
terbatas.
Untuk mengatasi hal itu, LRMPHP telah mengembangkan sespan berpendingin
untuk pedagang ikan keliling yang mampu mempertahankan suhu dan mutu
kesegaran ikan selama proses penjualan ikan eceran oleh pedagang ikan
keliling. Peti berpendingin tersebut terbuat dari bahan Polyurethane
berukuran 81 x 53 x 83 cm (PxLxT) yang dikonstruksikan dengan
menambahkan sebuah roda pada peti pada bagian samping sebelah kiri
sepeda motor (Gambar 1). Sistem pendingin mengadopsi sistem pendingin chest freezer merk Modena tipe MD 15 dengan spesifikasi kompresor Panasonic 123 Watt.
Gambar 1. Peti insulasi berpendingin roda tiga yang didesain LRMPHP |
Peti insulasi berpendingin roda tiga dengan kapasitas hingga 90 kg di
atas telah diuji coba oleh pedagang ikan keliling di daerah Gunung
Kidul, Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa peti ikan berpendingin
tersebut dapat mempertahankan suhu ikan di bawah 3 0C pada saat
dilakukan penjualan ikan secara eceran selama 3,8 jam. Suhu peti pada
uji coba dalam kondisi kosong selama 120 menit mencapai 11,1 0C - 15,5
0C. Nilai organoleptik ikan setelah kegiatan transportasi adalah 7,1 -
7,3, sedangkan nilai TPC adalah 23 x 103 - 24 x103 koloni/g. Nilai TPC
dan organoleptik ikan setelah transportasi memenuhi standar mutu ikan
segar (SNI), hal ini menunjukkan bahwa peti ikan segar berpendingin
dapat mempertahankan mutu ikan segar selama proses penjualan ikan secara
eceran.
Sumber : Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi KP, Vol 10 No. 1 (2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar