KP. Hiu 04 mengejar Kapal ikan ilegal Taiwan yang masuk teritori
kita diperairan selat Malaka yang sedang menebar pancing long line dan
tanpa bendera kapal, ketika dikejar tidak berhenti sehingga pengawas
menembakkan senapan. Tapi kapal taiwan menjauhi wilayah RI
KRONOLOGI KEJADIAN
1. KP. Hiu 04 (2804), Capt. Novry Sangian A.Md 2. Hari ini, 21 Maret 2016 , pk. 03.00 , di ZEEI 571, akan riksa 1kapal type long liner, fibre glass, panjang k/l 28 meter.
3. Kapal Hiu 04 mencoba komunikasi, tidak direspon
4. diberi peringatan tembakan, ybs tdak juga berhenti bahkan berusaha akan menabrak kapal Hiu
4. Kemuadian, dilakukan shooting kearah anjungan/ ruang kemudi.
5. untk menghindari korban, kapal buruan dibiarkan pergi menjauhi wilayah RI
6. Posisi KP. Hiu 04 saat ini dialur masuk Pelabuhan Belawan Sumut.
Lihat Vidio Pengejaran
TEMPO.CO, Taipei- Awak dua kapal nelayan Taiwan melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka Senin pagi, 21 Maret 2016.
Pemilik kapal "Sheng Te Tsai" dan "Lien I Hsing No.116" - keduanya terdaftar di kota Liouciou, Wilayah Pingtung - seorang pria bermarga Lee mengatakan menerima panggilan telepon satelit dari kapten kapal, Lin Nan pada sekitar pukul 5 pagi.
Lin mengatakan bahwa 20 anggota awak kedua kapal terluka dan kapal "Sheng Te Tsai" mendapatkan lebih dari 10 lubang bekas peluru.
Dia menambahkan tembakan ditujukan pada kokpit dua kapal, berbeda dari tembakan peringatan biasa yang menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya.
Awak kapal Taiwan itu menduga kuat kapal penembak adalah kapal milik militer Indonesia. Pasalnya, mereka melihat terdapat kode 2804 di tubuh kapal yang biasanya hanya terlihat pada kapal resmi negara Asia Tenggara.
Dikutip dari laman Focus Taiwan, Dua kapal sedang menuju ke Singapura untuk menurunkan tangkapan dan memuat pasokan. Awak kapal melaporkan lokasi mereka berada pada 6 derajat 15 menit lintang utara dan 97 derajat 40 menit bujur timur ketika penembakan terjadi.
Kapal nelayan tersebut meninggalkan Pingtung pada akhir November tahun lalu dan dan kemarin berada di Samudera Hindia. Kapal diharapkan tiba di Singapura dalam dua setengah hari ke depan.
Tsai Pao-hsing, seorang eksekutif di Asosiasi Nelayan Liuchiu, mengatakan bahwa rute kedua kapal yang sering melintasi sepanjang garis tengah Selat Malaka umumnya aman, meskipun ada sesekali terdapat serangan bajak laut.
Ismail Mae, Direktur Divisi Informasi Pers di Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Jakarta mengatakan kantornya akan menghubungi pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi apakah serangan itu diluncurkan oleh kapal perang Indonesia.
Adapun Yunus Ismail, Wakil kepala kantor pers di Markas Besar Angkatan Laut Indonesia, mengatakan bahwa telah ada laporan yang dibuat oleh penjaga pantai atau angkatan laut bahwa kapal Indonesia mengejar perahu nelayan Taiwan.
Mabes TNI AL akan memeriksa ke pangkalan angkatan laut di Pulau Batam untuk mencari informasi apakah memang ada kapal resmi Indonesia melepas tembakan ke kapal milik warga Taiwan itu.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/21/118755685/kapal-taiwan-klaim-ditembak-aparat-indonesia-di-selat-malaka
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri
Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengatakan penembakan dua kapal
ikan Taiwan, Sheng Te Tsai dan Lien I Hsing No. 116, oleh kapal
Indonesia dikarenakan mereka telah memancing ikan di wilayah Indonesia.
Ia mengatakan sebelum ditembak, peringatan telah dilakukan beberapa
kali.
"Jadi (kapal Taiwan) sambil mancing lewat laut kami, mata pancingnya jalan, keliatan oleh kami. Sudah kami suruh berhenti tidak mau, ya kami keluarkan tembakan," ujar Susi di gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis, 24 Maret 2016.
Ia mengatakan kejadian yang terjadi pada Senin lalu tak jauh berbeda dengan penangkapan kapal Kway Fey 10078 milik Cina beberapa hari sebelumnya. Menurut Susi, keduanya terbukti sedang melakukan illegal fishing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Bedanya, kedua kapal mencoba melarikan diri hingga dilakukan tembakan peringatan oleh kapal patroli. Pada saat yang sama, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia telah mengikuti prosedur yang ada sebelum melakukan penembakan.
"Semua prosedur untuk menghadapi kapal yang masuk di teritori kita dilaksanakan oleh TNI AL. Yakni dilaksanakan peringatan melalui bendera, peringatan suara, peringatan tembakan di belakang, peringatan tembakan di buritan, semua sudah dilakukan," kata Luhut. Ia menegaskan tak ada hukum internasional yang dilanggar dalam penembakan itu.
Pada Senin, 21 Maret lalu, awak dua kapal nelayan Taiwan, Sheng Te Tsai dan Lien I Hsing No. 116, melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka. Dikabarkan 20 awak kedua kapal terluka dan kapal Sheng Te Tsai berlubang ditembus sepuluh peluru.
EGI ADYATAMA
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/03/24/063756684/menteri-susi-beberkan-alasan-penembakan-kapal-taiwan
3. Kapal Hiu 04 mencoba komunikasi, tidak direspon
4. diberi peringatan tembakan, ybs tdak juga berhenti bahkan berusaha akan menabrak kapal Hiu
4. Kemuadian, dilakukan shooting kearah anjungan/ ruang kemudi.
5. untk menghindari korban, kapal buruan dibiarkan pergi menjauhi wilayah RI
6. Posisi KP. Hiu 04 saat ini dialur masuk Pelabuhan Belawan Sumut.
KRONOLOGI
KEJADIAN
Pada tanggal
21 Maret 2016, KP. Hiu 04 sedang melaksanakan patroli rutin di wilayah operasi
WPP-NRI 571. Saat patroli tersebut KP.
Hiu 04 memergoki kapal ikan asing dengan alat tangkap long line berada di
perairan WPP-NRI 571 dengan nama di lambung kapal BJ 4746 dan BJ 4828 (panjang
keduanya lebih kurang 28 meter) tanpa bendera di posisi : 06.14.645 N –
097.38.719 E pukul. 03.00 wib dan terlihat aktifitas crew di kedua kapal tersebut (dugaan melakukan
persiapan setting alat tangkap long line).
KP. Hiu 04 pun melaksanakan peran
riksa terhadap kapal BJ. 4828 dengan cara berkomunikasi radio (channel 16) dan
menyorotkan lampu sorot ke kapal BJ. 4828, mereka tidak merespon (crew BJ. 4828
terlihat bersembunyi masuk ke dalam kapal mereka). Lalu KP. Hiu 04 memberi tembakan
peringatan ke udara untuk menghentikan kapal tersebut, Akan tetapi kapal BJ.
4828 malah menaikkan kecepatan kapalnya berusaha untuk kabur dan melakukan
perlawanan dengan hampir menabrakan kapalnya ke KP. Hiu 04.
KP. Hiu 04 melakukan reaksi menghindar kemudian mengejar
kapal lainnya untuk di riksa dengan nama di Lambung BJ 4746. KP. Hiu 04 melakukan komunikasi radio
(channel 16) dan menyorotkan lampu sorot ke kapal BJ. 4746 tetapi mereka tidak
merespon juga (crew kapal BJ 4746 terlihat juga masuk kedalam kapal mereka
juga). Lalu KP.Hiu 04 memberi tembakan peringatan ke udara agar kapal tersebut
berhenti, Akan tetapi kapal BJ 4746 menaikkan kecepatan kapalnya juga dan hampir
menabrakan kapalnya ke KP. Hiu 04 (sama
seperti yang dilakukan oleh kapal BJ. 4828).
KP. Hiu 04 melakukan reaksi menghindar dan mengejar
kembali kapal BJ. 4746 sambil terus berkomunikasi dengan radio (channel 16),
pengeras suara, lampu sorot yang diarahkan ke kapal BJ. 4746 akan tetapi kapal
tersebut tidak respon, dan tembakan peringatan pun diberikan lagi ke udara dan
air di sekitar haluan dan buritan kapal BJ. 4746, akan tetapi kapal tidak
respon juga dan terakhir melakukan shooting kearah anjungan kapal BJ. 4746 untuk
menghentikan kapal tersebut dan itu pun tetap tidak direspon.
Untuk menghindari korban dari kedua
belah pihak, pada pukul 05.00 wib Kapal buruan di biarkan pergi menjauh dan
terus kami awasi kapal tersebut dalam jarak aman sampai kapal tersebut keluar
dari ZEEI selat malaka (WPP-NRI 571).
Lihat Vidio Pengejaran
Kapal Taiwan Klaim Ditembak Aparat Indonesia di Selat Malaka
TEMPO.CO, Taipei- Awak dua kapal nelayan Taiwan melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka Senin pagi, 21 Maret 2016.
Pemilik kapal "Sheng Te Tsai" dan "Lien I Hsing No.116" - keduanya terdaftar di kota Liouciou, Wilayah Pingtung - seorang pria bermarga Lee mengatakan menerima panggilan telepon satelit dari kapten kapal, Lin Nan pada sekitar pukul 5 pagi.
Lin mengatakan bahwa 20 anggota awak kedua kapal terluka dan kapal "Sheng Te Tsai" mendapatkan lebih dari 10 lubang bekas peluru.
Dia menambahkan tembakan ditujukan pada kokpit dua kapal, berbeda dari tembakan peringatan biasa yang menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya.
Awak kapal Taiwan itu menduga kuat kapal penembak adalah kapal milik militer Indonesia. Pasalnya, mereka melihat terdapat kode 2804 di tubuh kapal yang biasanya hanya terlihat pada kapal resmi negara Asia Tenggara.
Dikutip dari laman Focus Taiwan, Dua kapal sedang menuju ke Singapura untuk menurunkan tangkapan dan memuat pasokan. Awak kapal melaporkan lokasi mereka berada pada 6 derajat 15 menit lintang utara dan 97 derajat 40 menit bujur timur ketika penembakan terjadi.
Kapal nelayan tersebut meninggalkan Pingtung pada akhir November tahun lalu dan dan kemarin berada di Samudera Hindia. Kapal diharapkan tiba di Singapura dalam dua setengah hari ke depan.
Tsai Pao-hsing, seorang eksekutif di Asosiasi Nelayan Liuchiu, mengatakan bahwa rute kedua kapal yang sering melintasi sepanjang garis tengah Selat Malaka umumnya aman, meskipun ada sesekali terdapat serangan bajak laut.
Ismail Mae, Direktur Divisi Informasi Pers di Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Jakarta mengatakan kantornya akan menghubungi pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi apakah serangan itu diluncurkan oleh kapal perang Indonesia.
Adapun Yunus Ismail, Wakil kepala kantor pers di Markas Besar Angkatan Laut Indonesia, mengatakan bahwa telah ada laporan yang dibuat oleh penjaga pantai atau angkatan laut bahwa kapal Indonesia mengejar perahu nelayan Taiwan.
Mabes TNI AL akan memeriksa ke pangkalan angkatan laut di Pulau Batam untuk mencari informasi apakah memang ada kapal resmi Indonesia melepas tembakan ke kapal milik warga Taiwan itu.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/21/118755685/kapal-taiwan-klaim-ditembak-aparat-indonesia-di-selat-malaka
Menteri Susi Beberkan Alasan Penembakan Kapal Taiwan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
menggelar konferensi pers tentang penangkapan tiga kapal berbendera
Malaysia di perairan Aceh. Konferensi pers itu digelar di kediamannya,
Jalan Widya Chandra V, Kebayoran Baru, Jakarta, 16 Maret 2016.
Tempo/Angelina Anjar Sawitri
"Jadi (kapal Taiwan) sambil mancing lewat laut kami, mata pancingnya jalan, keliatan oleh kami. Sudah kami suruh berhenti tidak mau, ya kami keluarkan tembakan," ujar Susi di gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis, 24 Maret 2016.
Ia mengatakan kejadian yang terjadi pada Senin lalu tak jauh berbeda dengan penangkapan kapal Kway Fey 10078 milik Cina beberapa hari sebelumnya. Menurut Susi, keduanya terbukti sedang melakukan illegal fishing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Bedanya, kedua kapal mencoba melarikan diri hingga dilakukan tembakan peringatan oleh kapal patroli. Pada saat yang sama, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia telah mengikuti prosedur yang ada sebelum melakukan penembakan.
"Semua prosedur untuk menghadapi kapal yang masuk di teritori kita dilaksanakan oleh TNI AL. Yakni dilaksanakan peringatan melalui bendera, peringatan suara, peringatan tembakan di belakang, peringatan tembakan di buritan, semua sudah dilakukan," kata Luhut. Ia menegaskan tak ada hukum internasional yang dilanggar dalam penembakan itu.
Pada Senin, 21 Maret lalu, awak dua kapal nelayan Taiwan, Sheng Te Tsai dan Lien I Hsing No. 116, melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka. Dikabarkan 20 awak kedua kapal terluka dan kapal Sheng Te Tsai berlubang ditembus sepuluh peluru.
EGI ADYATAMA
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/03/24/063756684/menteri-susi-beberkan-alasan-penembakan-kapal-taiwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar