02 Agustus, 2014

Galaksi Kerdil Tak Sesuai Model Standar Kosmologi

LaporanPenelitian.com - Galaxy UGC 10214 terletak 420 juta tahun cahaya di konstelasi Draco menyajikan fitur paling dramatis dengan ekor memanjang sejauh 280.000 tahun cahaya bahwa para astrofisikawan sebelumnya membuat model standar kosmologi gagal sehingga membutuhkan alternatif.

Galaksi Kecebong menjulurkan ekor puing-puing ketika 2 galaksi bertabrakan dahsyat, tarikan gravitasi merobek hingga saling terpisah selama rentang lambat waktu kosmik. Kedua galaksi masih terlihat membentuk kepala kecebong.

Material berhamburan dari galaksi yang lebih besar menyebar ke ekor yang berisi kawanan bintang-bintang biru muda terbentuk dari gas dan debu runtuh, bintang tua menyatu bersama-sama dalam kelompok dan galaksi kerdil yang baru lahir.

"Model menghitung galaksi kerdil harus terbentuk di dalam gumpalan kecil materi gelap dan gumpalan tersebut harus terdistribusi secara acak terkait galaksi induknya," kata David Merritt, astronom Rochester Institute of Technology.

"Tapi apa yang diamati sangat berbeda. Galaksi-galaksi kerdil milik Bima Sakti dan Andromeda terlihat akan mengorbit, struktur disk tipis besar. Laporan sebelumnya tidak ada yang mengatakan benar-benar tampak sangat mirip struktur planar," kata Merritt.

Galaksi Kecebong dan galaksi lain mungkin membantu menjelaskan misteri luar biasa tentang Bima Sakti. Kosmolog memprediksi harus ada ribuan galaksi kerdil bertaburan secara acak di sekitarnya, meskipun pengamatan hanya 26 galaksi kurcaci mengorbit Bima Sakti dalam disc tipis.

Tabrakan di masa lalu mungkin menjadi mekanisme alternatif yang menjelaskan perbedaan yang lambat laun galaksi berudu kehilangan ekor. Akhirnya semua puing-puing terkoreksi menjadi galaksi satelit yang mengorbit raksasa besar.

"Kami melihat galaksi satelit dalam disk besar dan bergerak ke arah yang sama, seperti planet-planet di Tata Surya kita bergerak dalam bidang tipis dalam satu arah mengelilingi Matahari," kata Marcel Pawlowski, astronom Case Western Reserve University di Ohio.

"Itu tak terduga dan menjadi masalah nyata. Ketika kami membandingkan simulasi menggunakan data sebelumnya untuk diamati, kami menemukan ketidakcocokan," kata Pawlowski.



Co-orbiting satellite galaxy structures are still in conflict with the distribution of primordial dwarf galaxies

Marcel S. Pawlowski, Benoit Famaey, Helmut Jerjen, David Merritt, Pavel Kroupa, Jörg Dabringhausen, Fabian Lüghausen, Duncan A. Forbes, Gerhard Hensler, François Hammer, Mathieu Puech, Sylvain Fouquet, Hector Flores, Yanbin Yang


Akses : arXiv:1406.1799

http://www.laporanpenelitian.com/2014/06/212.html

Tidak ada komentar: