Setiap
Orang Pernah Putus Asa. Putus Asa Itu Wajar, Selama Kita Masih Bisa
Survive, Dan Jangan Sampai Diri Kita Dikuasai Oleh Keputusasaan Yang
Berkepanjangan Dan Membuat Kita Menyerah, Seperti Cerita Dibawah Ini.
"Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Bermain Di Sekolah Sepak Bola Itu" Sahut Andi Yang Terlihat Kesal Setibanya Di Rumah, Setelah Berlatih Sepak Bola.
"Mengapa Demikian ?" Sahut Ayahnya
"Aku Tidak Pernah Bermain Secara Full Time ! Aku Selalu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Bahkan Tak Jarang Pula Pelatih Itu Mengkritik Permainanku. Sepertinya Dia Membenciku"
"Sepertinya Tidak" Jawab Ayahnya, "Justru Pelatih Itu Menyukaimu "Sahut Ayah.
"Maksud Ayah ?" Tanya Andi Yang Kebingungan
"Seseorang Hanya Mampu Memberi Kritik Apabila Ia Memperhatikan Segala Hal Yang Dia Kritik. Sebagai Contoh, Kamu Yang Mengkritik Pelatih Itu, Karena Kamu Memperhatikan Dia, Yang Selalu Menyuruhmu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Dan Selalu Mengkritik Permainanmu"
"Terus Kenapa Yah ?" Jawab Andi
"Itu Berarti, Ia Senantiasa Memperhatikanmu, Ia Tak Melepaskan Pandangannya Darimu, Bahkan Ia Tau Persis Dimana Kelemahanmu. Ia Mengkritik, Agar Kamu Tahu Letak Kelemahan Dan Kesalahanmu Sehingga Kamu Mampu Memperbaikinya" Jawab Ayah Dengan Bijak
"Terus Bagaimana Jika Ia Hanya Mengijinkanku Bermain 10 Menit Terakhir ? "Tanya Andi.
"Apa Kau Bermain Dengan Semangat ? Sepenuh Hati ? Tanya Ayah
Untuk Apa, Hanya 10 Menit, Itupun Belum Tentu Dapat Bola
Kalau Begitu Itu Cukup Adil Kok "Jawab Ayah
"Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Bermain Di Sekolah Sepak Bola Itu" Sahut Andi Yang Terlihat Kesal Setibanya Di Rumah, Setelah Berlatih Sepak Bola.
"Mengapa Demikian ?" Sahut Ayahnya
"Aku Tidak Pernah Bermain Secara Full Time ! Aku Selalu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Bahkan Tak Jarang Pula Pelatih Itu Mengkritik Permainanku. Sepertinya Dia Membenciku"
"Sepertinya Tidak" Jawab Ayahnya, "Justru Pelatih Itu Menyukaimu "Sahut Ayah.
"Maksud Ayah ?" Tanya Andi Yang Kebingungan
"Seseorang Hanya Mampu Memberi Kritik Apabila Ia Memperhatikan Segala Hal Yang Dia Kritik. Sebagai Contoh, Kamu Yang Mengkritik Pelatih Itu, Karena Kamu Memperhatikan Dia, Yang Selalu Menyuruhmu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Dan Selalu Mengkritik Permainanmu"
"Terus Kenapa Yah ?" Jawab Andi
"Itu Berarti, Ia Senantiasa Memperhatikanmu, Ia Tak Melepaskan Pandangannya Darimu, Bahkan Ia Tau Persis Dimana Kelemahanmu. Ia Mengkritik, Agar Kamu Tahu Letak Kelemahan Dan Kesalahanmu Sehingga Kamu Mampu Memperbaikinya" Jawab Ayah Dengan Bijak
"Terus Bagaimana Jika Ia Hanya Mengijinkanku Bermain 10 Menit Terakhir ? "Tanya Andi.
"Apa Kau Bermain Dengan Semangat ? Sepenuh Hati ? Tanya Ayah
Untuk Apa, Hanya 10 Menit, Itupun Belum Tentu Dapat Bola
Kalau Begitu Itu Cukup Adil Kok "Jawab Ayah
"Pelatih Percaya Padamu, Untuk Dapat Membawa Perubahan Di 10 Menit
Terakhir, Dan Kau Bermain Dengan Tidak Semangat Dan Setengah Hati ?
Pelatih Itu Mengandalkanmu, Dan Kamu Menyia-Nyiakan Kesempatan Yang Dia
Beri !" Sahut Ayah
"Kalo Begitu, Kenapa Dia Tak Memainkanku Dari Awal ?" Tanya Andi
Ini Seperti Kehidupan, Yang Terkadang Diatas ,Terkadang Dibawah, Siapa Yang Tahu Kalo Kamu Adalah Senjata Rahasia Pelatih ? Yang Mengirimkan Temanmu Untuk Menghabiskan Stamina Lawan, Dan Mengerahkanmu Yang Segar Bugar Untuk Mencetak Gol
"Oh Begitu Yah, Kini Aku Mengerti" Ujar Andi.
Jangan Menyerah, Karena Ia Belum Menyerah Padamu, Seperti Tuhan Kita, Yang Senantiasa Memiliki Rencana Bahkan Di 10 Menit Terakhir Setiap Saat Yang Kita Lakukan. Semangat Untuk Kita Semua. Cerita di ambil dari kisah anggota Perserikatan Komunitas Regenerasi Pendidikan.
"Kalo Begitu, Kenapa Dia Tak Memainkanku Dari Awal ?" Tanya Andi
Ini Seperti Kehidupan, Yang Terkadang Diatas ,Terkadang Dibawah, Siapa Yang Tahu Kalo Kamu Adalah Senjata Rahasia Pelatih ? Yang Mengirimkan Temanmu Untuk Menghabiskan Stamina Lawan, Dan Mengerahkanmu Yang Segar Bugar Untuk Mencetak Gol
"Oh Begitu Yah, Kini Aku Mengerti" Ujar Andi.
Jangan Menyerah, Karena Ia Belum Menyerah Padamu, Seperti Tuhan Kita, Yang Senantiasa Memiliki Rencana Bahkan Di 10 Menit Terakhir Setiap Saat Yang Kita Lakukan. Semangat Untuk Kita Semua. Cerita di ambil dari kisah anggota Perserikatan Komunitas Regenerasi Pendidikan.
- Abjan Ikhwan menyukai ini.
- Mukhtar APi motivasi untuk sayang anak muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar