Malaysia Pulangkan 13 Nelayan Asal Batubara
MEDAN- Selama 26 hari dalam tahanan pemerintah Malaysia, akhirnya 13
nelayan asal Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, dipulangkan ke Tanah
Air. Ke-13 nelayan tersebut tiba di Bandara Polonia Medan, Sabtu (1/9)
siang, disambut Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batubara,
Rinaldi.
Adapun
ke-13 orang nelayan tersebut diantaranya Ahmad Khori (33), Ibrahim Idris
(26), Azwar (16), Syaiful Azhar (23), Irwansyah (17), Muhammad Yayu
(16), Muslim (15), Syamsul Bahri (30), Muhammad Syafii (26), Atan bin
Suhud (30), Muhammad Komizar (21), Hendra (14) dan Muhammad Ibrahim (16)
dan kesemuanya warga Dusun Tangkahan, Kampung Lalang, Medang Deras,
Batubara, Sumatera Utara.
Kepala Seksi (Kasie) Penanganan ABK dan Barang Bukti Dirjen
Kementerian Kelautan dan Perikanan Pusat, Moch Nur Salim saat di Bandara
Polonia Medan mengatakan, para nelayan yang membawa dua unit kapal
dengan tonase 7 GT ini ditangkap petugas imigrasi dan Tentara Laut
Diraja Malaysia pada 5 Agustus 2012 lalu. Mereka diduga telah memasuki
wilayah perairan laut Malaysia. “Menurut pihak Malaysia, mereka
ditangkap di sekitar Pulau Pangkor, Malaysia,” katanya.
Syaiful Azhar (23), seorang nelayan yang dipulangkan, menuturkan,
mereka ditangkap setelah dituduh melewati garis perbatasan. “Kapal kami
kapal tradisional, jadi tak ada alat GPS. Kami nggak tahu di mana
batasnya,” bebernya.
Ditambahkannya, saat ditangkap, mereka telah tiga hari melaut dan
mereka baru mengumpulkan sekitar 100 Kg ikan. Setelah ditangkap,
sebutnya, awak kapal dibawa ke penjara setempat dan mereka pun kemudian
diadili dan dikenai hukuman penjara lima hari. “Tapi kita hanya
menjalani hukuman dua hari di penjara. Sisanya dihabiskan di camp
sebelum dideportasi,” jelasnya.
Selama di penjara, terangnya, mereka digunduli. “Kami juga
ditelanjangi dan dipukuli. Tak hanya itu, barang berharga milik kami
disita, termasuk dua unit kapal kepunyaan juragan. Kami belum tahu kapan
akan melaut karena tak ada kapal sebab kapal kami sudah ditahan negara
Malaysia semuanya,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Batubara, Rinaldi
saat disinggung mengenai kapal tardisional nelayan yang tak dilengkapi
GPS, mengaku, pihaknya memang belum ada membagikan alat GPS terhadap
nelayan.(jon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar