Mataram - Angka ekspor produk perikanan
Indonesia masih kalah jauh dengan Vietnam, negara tetangga yang tak
memiliki laut luas itu sulit dikejar. Ironisnya, Indonesia 75%
wilayahnya adalah laut mencakup hampir 17.506 pulau.
"Kita punya 17.506 pulau tetapi angka ekspor perikanan kita tahun 2011 hanya mencapai US$ 3,3 miliar, sedangkan Vietnam yang mempunyai laut sedikit, mereka ekspor perikanan sebanyak US$ 25 miliar, ada kesalahan di dalam manajemen kelautan kita," ungkap Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) IV BPK RI Ali Masykur Musa saat membuka Technical Meeting kerjasama BPK RI dengan JAN (Jabatan Audit Negara) Malaysia di Hotel Sheraton Senggigi, Lombok, Senin (03/09/12).
Ali berpendapat bahwa selama ini Indonesia mengabaikan sisi kelautan dan perikanan. Namun lebih mengutamakan aspek ekonomi berbasis pertambangan dan mineral. Padahal menurutnya eksploitasi pertambangan dan mineral yang berlebihan akan berdampak pada kerusakan lingkungan.
"Saat ini pertumbuhan ekonomi kita sudah diatas 6,% yang mencakup Rp 1.560 triliun rupiah adalah anggaran belanja untuk tahun ini, sumber penerimaan kita adalah fee, mineral kita sudah mulai turun, proyeksi dari maining dan migas terus berkurang, yang harus digenjot adalah sektor kelautan dan perikanan," katanya.
Oleh karena itu BPK merespons dengan menerapkan strategi pertumbuhan perekonomian yang nanti akan diterapkan dengan dasar berkeadilan. Proses pembangunan harus bermakna pada kesejahteraan dan keberlanjutan.
"Strategi pertama adalah pasar modal semu karena akan menimbulkan capital flight oleh karena itu potensi kita pada blue ekonomi penting kedepan jangan terfokus pada pertambangan dan mineral serta pro lingkungan penting untuk kehidupan yang berkelanjutan. Eksploitasi alam akan membunuh generasi ke depan," tutupnya.
(wij/hen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar