Laut yang menutupi 71% permukaan bumi adalah mesin penggerak ekonomi dan sumber keamanan pangan dunia. Hal ini terungkap dalam buku terbaru berjudul “Little Green Data Book
2012” yang diterbitkan oleh Bank Dunia, Jum’at lalu (18/5).Buku ini berisi data-data lingkungan penting yang akan membantu
pemerintah menciptakan kebijakan yang lebih efektif guna memaksimalkan
hasil pembangunan.
Sekitar 61% dari total Gross National Income (GNI) dunia berasal dari
wilayah berjarak antara 100 kilometer dari garis pantai. Dan menurut
data dari UNEP dan FAO, laut menyediakan 16% protein hewani bagi seluruh
populasi di bumi.
Laut mendukung perekonomian dunia dengan berbagai cara. Laut adalah
sarana transportasi dan pengiriman barang, sumber minyak, gas dan
bahan-bahan mineral, selain sumber daya perikanan dan tempat pariwisata.
Sektor perikanan laut dan budidaya perikanan di darat (aquaculture)
menjadi sumber kehidupan bagi 250 juta penduduk dunia. Nilai penjualan
makanan laut ini mencapai US$190 miliar. Ekosistem kelautan yang sehat
sangat penting guna menghasilkan semua manfaat ini.
Laut juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan karbon dan bisa
mengurangi dampak perubahan iklim. Laut juga menjadi sumber energi baru
dan terbarukan. Namun dibalik semua manfaat tersebut, peran laut bagi perekonomian
dunia terus menurun akibat prilaku manusia yang tidak menjaga ekosistem
alaminya. Ekosistem kelautan saat ini terus mengalami kerusakan, seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia.
Sebanyak 85% dari sumber perikanan laut dunia saat ini telah
tereksploitasi penuh, bahkan ada yang telah tereksploitasi melebihi
kapasitas sehingga aset-aset kelautan yang ada semakin menipis. Kerugian
akibat praktik penangkapan ikan secara berlebihan (overfishing) ini
mencapai US$50 miliar. Dengan tata kelola yang lebih baik, sektor perikanan dunia bisa
menjadi sumber kemajuan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
terutama di negara-negara kepulauan kecil yang tengah berkembang (Small
Island Developing States).
Karena tanpa kita sadari, praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan juga membawa kerusakan bagi ekosistem kelautan. Pemakaian pupuk nitrogen secara berlebihan telah menciptakan
“zona-zona mati” (dead zones) di samudera yang luasnya mencapai 250.000
km2 atau setara dengan luas wilayah Britania Raya.
Kerusakan di wilayah pesisir pantai juga telah mengakibatkan
hilangnya habitat perikanan. Diperkirakan 35% dari hutan bakau
(mangrove) dunia telah rusak dan telah berubah fungsi. Sebanyak 20% terumbu karang di bumi juga telah rusak dalam beberapa
dekade terakhir, dengan lebih dari 20% lainnya terus menurun
kualitasnya, sementara 30% dari habitat rumput laut juga telah mengalami
kerusakan. Semua data-data penting di atas dalam buku ini.
Menurut Bank Dunia, apabila kita bisa mengelola dan menciptakan laut
yang sehat dan lestari, nilai aset kelautan dunia akan meningkat dari
US$120 miliar menjadi US$900 miliar. Negara-negara di Asia akan menjadi
wilayah yang paling merasakan manfaatnya. Buku “Little Green Data Book
2012” bisa diunduh di tautan berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar