16 April, 2011

Taman Laut Kepulauan Padaido: Taman Laut Penuh Kejutan

Oleh: Endro Catur Nugroho

detik_papua123102010EC0105jpg-

PAPUA - Berwisata ke Biak, hal yang pertama terlintas adalah wisata bahari. Pulau. Pantai. Dan alam bawah lautnya. Salah satu andalan Biak dalam wisata bahari adalah Taman Laut Kepulauan Padaido di tenggara Pulau Biak. Pantai-pantainya berpasir putih nan cantik. Airnya jernih menghijaubiru. Dan alam bawah lautnya penuh dengan kejutan. Dari perjalanan singkat saya yang cuma satu hari, saya bertekad untuk datang kembali.

Pagi itu, 23 Oktober 2010, Pak Erikson Farwas dari Apuse Diving Club sudah menunggu saya di lobby hotel Irian Aerotel. Sehari sebelumnya kami sudah setuju untuk menghabiskan hari Sabtu itu ke beberapa pulau di Kepulauan Padaido. Beberapa jam sebelumnya langit mendung. Bahkan, subuh tadi ternyata turun hujan deras. Kebetulan saya masih di Nabire subuh itu. Tapi ternyata hujan merata dari Tanah Besar (Papua daratan) hingga ke Yapen dan Biak.

Untunglah dengan cepat langit menyala. Awan kelabu tersingkir. Entahlah, lagi-lagi keberuntungan berpihak pada saya dalam perjalanan ini. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, saya sudah berada di jonson (perahu kayu bermesin motor). Perjalanan bakal panjang. Pak Erik akan mengajak saya melihat bagian terbaik dari Kepulauan Padaido. Kebetulan lokasinya paling jauh, sekitar satu setengah jam dengan jonson dari Pantai Bosnik.

Kepulauan ini terletak di tenggara Pulau Biak, bersebelahan dengan Pulau Yapen di barat daya dan Kabupaten Waropen di Tanah Besar di tenggara. Berada di antara tiga pulau dan daratan bukan berarti angin dan arus tak kencang. Di beberapa spot penyelaman, seperti tanjung di atol Mansurbabo, bahkan terkenal dengan arusnya yang gila.

Kepulauan Padaido terbagi menjadi dua bagian besar yaitu Padaido Atas dan Padaido Bawah. Di bagian atas terdiri dari Pulau Pakreki, Pai dan Mangguani. Di bagian bawah ada pulau Mansurbabo, Undi, Urep, Rurbas Wedari, Rurbas Beba, Auki, Wurki, Nusi dan Owi. Konon, di bagian bawah inilah jantung dari Kepulauan Padaido. Dengan kata lain, kekayaan ekologsi kepulauan ini ada di atol Mansurbabo, atol penghubung tiga pulau: Mansurbabo, Urep dan Nusi.

Atol luas ini membentuk meja. Kaki-kakinya adalah wall atau dinding vertikal tak berkesudahan. Teluk Cenderawasih memang terkenal sebagai teluk dengan kedalaman luar biasa. Profil bawah laut yang sebagian besar dinding vertikal inilah yang menciptakan kejutan-kejutan luar biasa.

Ceruk-ceruk besar dan kecil membentuk profil wall. Di beberapa tempat bahkan membentuk gua yang bisa dimasuki. Konon gua dan ceruk ini membentuk sistem gua (cave system) yang belum pernah dibuktikan penyelam manapun.

Wall yang kayak dengan terumbu karang mengundang ikan-ikan kecil dan sedang. Dari geromboan anthias hingga ekor kuning. Dari trigger fish hingga yang besar seperti bumphead parrotfish. Ikan-ikan inilah yang kemudian mengundang raksasa-raksasa penguasa lautan. Black dan white tip reef shark. Nurse shark. Ray. Penyu. Barakuda. Bapak Frasiscus, seorang nelayan yang saya temui sedang beristirahat di Mansurbabo pun bahkan mengaku pernah menangkap gurano (hiu paus atau whale shark).

Dua penyelaman hari itu sungguh sukses. Terlalu dini untuk menyimpulkan cantiknya alam bawah laut Kepulauan Padaido. Tapi, dalam satu hari saja, taman laut ini tak gagal memberi kejutan menyenangkan untuk saya.


http://travel.detik.com/read/2010/12/09/090310/1512797/1025/taman-laut-kepulauan-padaido-taman-laut-penuh-kejutan?9933011024

Tidak ada komentar: