13 Maret, 2009

Perubahan Iklim Akan Paksa Kawanan Ikan Lari ke Arah Kutub

PERUBAHAN iklim akan menyebabkan berbagap species utama ikan bermigrasi ke arah kutub, sehingga menimbulkan kekurangan parah dalam banyak perikanan komersial. Para ilmuwan menyorot hal tersebul dalam sebuah studi yang dipublikasikan belum lama ini.

Ketua tini periset William Cheung dari School of Environmental Sciences di University of East Anglia. lnggris timur mengatakan, dampak perubahan iklim terhadap keragaman hayati laut dan perikanan
akan sangat besar.

Tim Cheung menggunakan sebuah model komputer berte-naga besar didasarkan pada pengetahuan tentang 1.066 species ikan, habitat mereka dan perubahan iklim, untuk memprediksi apa yang mungkin akan terjadi pada 2050 menurut tiga skenario bagi pemanasan global.

Air yang lebih hangat akan menyebabkan "redistribusi skala besar" species-species ini, dengan sebagian besar dari kawanan itu bergerak ke arah kutub, sehingga bergeser rata-rata lebih 40 kilometer per dekade. Beruntung

Norwegia yang terletak di daerah Kutub Utara akan beruntung karena meningkatnya hasil tangkapan, tapi daerah-daerah sub kutub, tropis dan laul yang agak terkurung, "perubahan iklim malah bisa menyebabkan banyak kepunahan lokal," sehingga memukul sebagia besar negara-negara
berkembang.

Bagian dari trend itu akan tertutupi oleh species air lebih dingin yang berpetualang ke habitat lebih hangat. Di Laut Utara, misalnya, stok ikan cod Atlantik bisa saja turun lebih seperlima saat species itu bergerak ke arah perairan yang lebih dingin. Sebaliknya, plaice Eropa, ikan lebih selatan, dapat meningkat di Laut Utara sebesar lebih 10 persen. 

Di AS, mungkin akan terjadi penurunan tajam sampai 50persen dalam slok ikan cod dewasa ini yang terdapat di paniai timur.

Sejumlah species akan meng-hadapi risiko besar kepunahan, termasuk cod karang bergaris-garis di Antartika dan lobster karang St. Paul di Samudera Selatan.

Laporan studi tadi yang disiarkan jurnal lnggris. Fish and Fisheries, menyebutkan perkembangan negatif species itu akan "dramatis," karena mempengaruhi 60 persen dari keragaman hayati dewasa ini, dan akan menimbulkan dampak yang mempengaruhi rantai makanan secara keseluruhan, (afp/bh) berita dari harian analisa...



Tidak ada komentar: