31 Januari, 2015

Dua Kapal Pembom Ikan di Tangkap Di Perairan Raja Ampat

Dua kapal ikan yang dicuriagai menangkap ikan dengan bom dipergoki oleh Staf Suaka Alam Perairan Raja Ampat & Waigeo Sebelah Barat bersama Polisi Perairan Raja Ampat di Pulau Sayang dan Pulau Piai yang masih berada di Suaka Alam Perairan Waigeo Sebelah Barat pada tanggal 27 Januari 2015.

Menurut Bapak  Dani Dasa Permana Koordinator Suaka Alam Perairan Raja Ampat & Waigeo Sebelah Barat kedua Kapal tersebut berasal dari Kendari ditangkap dengan 26 orang ABK saat sekarang diamankan di Pos Pulau Wayang. 
 
Kedua kapal tersebut pada tanggal 28 Januari 2015 akan digiring ke Waisai untuk proses lebih lanjut oleh Tim Pengawasan SDKP Raja Ampat yaitu Polisi Perairan, Staf Suaka Alam dan Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat serta Pos PSDKP Raja Ampat.

Kapal Viatnam Mennagkap Ikan HIu dan Pari Manta di Tangkap.
Sebelumnnya juga ditangkap oleh Polisi Perairan satu kapal illegal fishing dari Viatnam yang menangkap ikan hiu pada tanggal 19 Januari 2015 jam 10,00 WIT terjadi sekitar 4 (empat) mil laut arah timur Selat Pana-Pana Perairan Distrik Misol.  Kapal tersebut adalah KM. Thanh Cong 99612 TS berbobot 55 GT berbendera Viatnam dengan nahkoda Nguyen Trong Nhan. Kapal tersebut tertangkap tangan sedang menangkap ikan pakai rawai dengan tidak memiliki dokumen SIPI dari pemerintah Indonesia serta menangkap ikan hiu yang dilindungin di Raja Ampat.

Barang bukti dari kapal tersebut selain kapal, alat tangkap, 45 ekor penyu mati, 5 ekor pari manta mati, 586 sirip ikan pari dan 2.100 sirip ekor ikan hiu. Saat sekarang kapal dan ABK sedang diproses oleh Polisi Perairan Raja Ampat.

Perairan Raja Ampat Kaya akan sumber daya ikan yang berlimpah sehingga banyak nelayan menangkap ikan menggunakan cara cara yang merusak seperti bom ikan.  Selain itu Raja Ampat memiliki Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yaitu Kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dgn sistem ZONASI, untuk mewujudkan pengelolaan Sumberdaya Ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

Menurut Mukhtar, A.Pi, M.Si  Ancaman Besar Kerusakan Perairan Raja Ampat adalah
1.    Overfishing – penangkapan berlebihan oleh nelayan luar yang mengurangi ruang gerak nelayan lokal
2.    Perburuan satwa yang dilindungi
3.    Pertambangan dan pembangunan yang tidak memperhatikan sempadan pantai/sungai yang mengakibatkan erosi dan sedimentasi yang tinggi – yang akhirnya membunuh terumbu karang
4.    Gangguan aliran sungai
5.    penangkapan ikan dengan bius dan bom!!!
Dampak dari bius ikan, Sianida/potas adalah racun à bukan hanya garopa yang kena – juga ada ribuan s/d jutaan bibit dan anakan ikan yang kena mati – sampai karang juga mati. Perlu 5-10 tahun karang bisa tumbuh kembali diatas kerangka yang mati dari sianida (jika tidak hancur).

Dampak dari pemboman, Ikannya banyak didapatkan! Akan tetapi, kerusakannya luar biasa dan berdampak selama puluhan bahkan ratusan tahun setelah karang di bom, Karang patah – sehingga terumbu karang yang dulu banyak struktur untuk rumah ikan menjadi seperti padang dari pecah-pecahan karang. Kalau dilakukan terus, “rumahnya ikan” sudah habis – tidak ada tempat untuk berlindung dan bermain.

Beberapa peristiwa dalam pengawasan dan penegakan hukum diperairan Raja Ampat sebagai berikut :
1.      Bulan Oktober 2010 Pemboman ikan di KKPN Raja Ampat, Manyaifun, Waigeo Barat Kepulauan.
2.      Bulan Oktober 2011 ada 2 kapal penangkap ikan dengan bom dan kompresor di Batanta KKLD Selat Dampier.
3.      Bulan Desember 2011 ada 1 kapal hiu dengan 1,7 ton sirip hiu dan 13 ABK di Batanta KKLD Selat Dampier.
4.      Bulan February 2012 ada 1 kapal bom ikan dengan 7 anggota di KKLD Kofiau
5.      Bulan April 2012 ada 7 Kapal Penangkap hiu di KKLD Wayag
6.      Bulan Mei 2012 ada Perahu bom dengan 7 ABK di KKLD Batanta.
7.      Bulan Juni 2012 ada Karapas penyu sisik 8 karung di Ditemukan di Pulau Doom oleh informan WWF.
8.      Bulan Agustus 2012  ada 4 buah kapal Penangkap HIU dari  Sorong yang mendapat ijin dari Pemerintah Halmahera untuk menangkap Ikan HIU di KKLD Wayag, Sayang Piay.
9.      Bulan September 2012 ada Pembom Ikan di KKLD Selat dampier, Batanta.
10.   Bulan September 2012 ada Perahu pencari siput dengan kompresor di zona inti di KKLD Teluk Mayalibit.
11.   Bulan Oktober 2012 ada Pembantaian penyu oleh orang local di Wayag
12.   Bulan Oktober 2012 ada Pembom ikan di Wayar, Salawati.
13.   Bulan November 2012 ada Kapal penangkap hiu dengan barang bukti 84 ekor anak hiu yang telah dibantai di Salawati, KKLD Selat Dampier.
14.   Bulan Desember 2012 ada Penembakan nelayan pembom ikan di Misool.
15.   Bulan February 2013 ada Penangkapan hiu di Yenbraimuk/Tanjung Putus di Gam, KKLD selat Dampier.
16.   Bulan April 2013 ada 2 kapal ilegal fishing dan pemburu penyu di KKLD Wayag, Sayang Piay.
17.   Bulan April 2013 ada Destructive fishing dengan spear gun di Sardines reef dan Mioskon di KKLD Selat dampier sektor GAM.
18.   Bulan Mey 2013 ada Pembom ikan di Batanta, KKLD Selat Dampier.
19.   Bulan Juni 2013 ada Penangkapan dan pembantaian 214 ekor penyu Hijau dan sisik oleh Nelayan Vietnam. KKLD Ayau Asia, Raja Ampat di KKLD Ayau Asia, Raja Ampat.
20.   Bulan Juli 2013 ada 2 long boat pelaku ilegal fishing di kawasan konservasi di KKPD Sayang – Piay.
21.   Bulan Juli 2013 ada Pembom ikan di KKPD Selat Dampier.
22.   Bulan September 2013 ada Kapal Hiu dengan barang bukti Kompresor, Kapal, nilon long line di KKPD Ayau Asia.
23.   Bulan  September 2013 ada Penyelundupan Penyu Sisik dan Penyu Hijau di KKPD Ayau Asia.
24.   Bulan September 2013 ada Kapal Philipina tanpa dokumen masuk di Kawasan konservasi dan melakukan aktifitas penangkapan Penyu dan Hiu di KKPD Ayau Asia.
25.   Bulan November 2013 ada Kapal penampung ikan hidup menangkap ikan hias di sekitar kepulauan ayau.
26.   Bulan Februari 2014 ada Pelaku pemboman oleh masyarakat lokal di Amdui.
27.   Bulan Juni 2014 ada 2 kapal  bagang apung dan 2 long boat pelaku ilegal fishing di kawasan konservasi Pulau Salawati.

Sumber : Dani Dasa Permana Koordinator Suaka Alam Perairan Raja Ampat & Waigeo Sebelah Barat
Penulis  : Mukhtar, A.Pi, M.Si Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual

Tidak ada komentar: