24 Desember, 2014

PENGAKUAN MENGEJUTKAN ABK INDONESIA DI KAPAL PENCURI IKAN EKS TIONGKOK


Rachmadin Ismail - detikNews
Ambon, - Ada sekitar tujuh WNI yang menjadi ABK di kapal eks Tiongkok berbendera Indonesia yang ditangkap TNI AL di Ambon. Mereka direkrut dari berbagai wilayah. Ini pengakuan mengejutkan mereka.

Dari tujuh, ada dua yang diwawancarai tim Satgas Pemberantasan Illegal Fishing. Mereka masing-masing bernama Ibson K Rahayan dan Anastasius Mahuze. Keduanya ABK di KM Sino 26, kapal buatan Tiongkok yang tak berdokumen dan ABK-nya didominasi warga Tiongkok.

Ibson bercerita, dia sudah bekerja selama lima bulan di kapal tersebut. Pria asal Merauke itu melaut selama dua bulan dan bisa 'mencuri' ikan di laut Indonesia sebanyak 100 ton.

"Sekali melaut per dua bulan dapat 100 ton. Ada layur, bawal, udang juga sering," kata Ibson di markas Lantamal IX Ambon, Kamis (19/12/2014).
Angka itu tergolong besar. Sementara ikan-ikannya tidak dinikmati oleh bangsa sendiri, namun dikirim ke negara lain. Nilainya bisa mencapai miliaran rupiah hanya dari satu kapal. Yang tertangkap sejauh ini, baru delapan kapal.
Dengan jumlah penangkapan sebanyak itu, lalu berapa pendapatan yang diperoleh oleh Ibson dan kawan-kawan? Ternyata tak banyak-banyak amat.
"Saya digaji bulanan Rp 2.140.000. Pendapatan lainnya paling untuk biaya bongkar, satu ton dibayar Rp 2.500," kata Ibson

Mendengar pengakuan tersebut, ketua Satgas Mas Achmad Santosa dan anggota Ida Kusuma Wardaningsih terkejut.
"Jangan lagi ya seperti itu. Itu kan menjarah kekayaan bangsa," nasihat Mas Achmad Santosa.
"Mending kerja di kapal ikan Indonesia saja nanti ya, kalau urusannya sudah beres," tambah Ida.

Danlantamal IX Laksma TNI Arusukmono Indra Sucahyo mengatakan, ada modus baru dari para pencuri ikan. Selain menyamarkan bendera, ada juga yang memakai ABK WNI sebagai nakhoda palsu agar terhindar dari hukuman. Untuk diketahui, dalam urusan hukum, lazimnya para nakhoda yang dimintai pertanggungjawaban.

"Nah, ada kasus di mana ABK WNI ini disebut nakhoda. Padahal dia tak bisa membawa kapal, bahkan pas kita amankan dia lagi cuci piring. Jadi ini modus baru," kata Aruksukmono di ruang kerjanya.

Karena itu, dia berharap para ABK WNI mau membuka siapa nakhoda sebenarnya. Mereka diminta kooperatif agar penyidikan kasus illegal fishing bisa tuntas.
Suka ·  · 
  • Bugie Biru Jangan pura2 terkejut kalau selama ini melakukan pembiaran. Isu Nakhoda Joki sudah lama terdengar & diliput majalah Tempo.
    Nakhoda Joki di dominasi oleh orang mana tuh & lulusan mana sdh pada tahu semua.
  • Mang Bata yang terkejut itu termasuk "Virus Ketakutan".... hahaha
  • Khodam kasihan baru tahu,apalagi terkejut........................
  • Mukhtar APi kita beri apresiasi kepada Satgas mau melaksanakan tugasnnya untuk perbaikan dimasa depan. kita dukung supaya mereka dapat memberantas mafia perikanan, sekaligus KPK harus turun tangan menangkap para penjual kekayaan negara ini
  • Mang Bata untung ada permen 58, klu ga cincai lah... hehehe lihat aja mantan petinggi yg baru aja diganti, tiba2 udah tampil membela perusahaan yg terkena moratorium,,, balas jasa kall'e.
  • Angrez Wi Memang penegakan hukum selalu terkesan jalan di tempat karna masih banyak pejabat yang terlibat ... contohnya kecil di pulau saya para pejabat ttp melindungi cukong" dan akhirnya mereka bagian dari mafia perikanan, kalau kita bicara benar kita di salahkan ... dengan menyebut kita membocorkan rahasia kantor ! ... jadi pengawasan di daerah untuk apa ? ... untuk rutinitas mencairkan anggaran atau hanya untuk kepentingan pihak tertentu saja ? ... tapi kalau menindak nelayan kecil/tradisional mereka jagonya.... hahaha, memang dunia pengawasan di pulauku sudah mati suri mungkin baiknya bu susi turun lapangan untuk stop destrutive fishing sehingga trumbu karang di pulau kami luput dari kehancuran.

Tidak ada komentar: