TEMPO.CO, Jakarta -
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bakal memakai
taktik bisnis Susi Air dan Susi Marine dalam memasarkan hasil laut
Indonesia. "Pakai pesawat terbang seperti Susi Air merupakan cara
termurah memasarkan hasil nelayan di pulau terpencil," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 12 November 2014.
Susi menjelaskan, biaya penggunaan pesawat lebih murah karena pemerintah tidak harus membangun pelabuhan yang bisa menelan biaya sekitar Rp 200 miliar. Sepengetahuan dia, pembangunan bandara normal hanya memakan dana sekitar Rp 3 miliar.
Selain lebih murah, kata Susi, taktik tersebut juga lebih menguntungkan karena waktu distribusi lebih cepat. Menurut pengalaman Susi di Simeuleu, Aceh, distribusi ikan ke Medan dengan pesawat memakan waktu sejam, sedangkan pemakaian mobil dan kapal membutuhkan sembilan jam.
"Cara ini telah memberi pendapatan ke nelayan Simeuleu sampai sekitar Rp 15-20 miliar per tahun," ujarnya.
Susi mengatakan taktik bisnis ini sudah ia perkenalkan ke pegawai kementeriannya dan sudah dipelajari. Dia berharap bisa segera menerapkan taktik tersebut.
Susi menjelaskan, biaya penggunaan pesawat lebih murah karena pemerintah tidak harus membangun pelabuhan yang bisa menelan biaya sekitar Rp 200 miliar. Sepengetahuan dia, pembangunan bandara normal hanya memakan dana sekitar Rp 3 miliar.
Selain lebih murah, kata Susi, taktik tersebut juga lebih menguntungkan karena waktu distribusi lebih cepat. Menurut pengalaman Susi di Simeuleu, Aceh, distribusi ikan ke Medan dengan pesawat memakan waktu sejam, sedangkan pemakaian mobil dan kapal membutuhkan sembilan jam.
"Cara ini telah memberi pendapatan ke nelayan Simeuleu sampai sekitar Rp 15-20 miliar per tahun," ujarnya.
Susi mengatakan taktik bisnis ini sudah ia perkenalkan ke pegawai kementeriannya dan sudah dipelajari. Dia berharap bisa segera menerapkan taktik tersebut.
http://www.tempo.co/read/news/2014/11/17/078622383/Kelola-Hasil-Laut-Susi-Terapkan-Taktik-Susi-Air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar