Tim Operasi Hari Pertama di Sektor C bersama Bapak Dirjen PSDKP
Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang memilik kepulauani terbesar di dunia yang terdiri
dari 13.466 pulau, (wikipedia) dengan panjang pantai 81.000 km, sehingga
Indonesia dianugerahi kekayaan sumberdaya alam hayati dan non hayati yang
sangat melimpah di dalamnya. Seperti kita ketahui bahwa potensi sumberdaya
kelautan dan perikanan Indonesia sangatlah besar antara lain : minyak, gas dan
energi, perikanan, wisata bahari, industri kelautan, bangunan kelautan,
angkutan laut serta jasa kelautan lainnya adalah sekian dari beberapa potensi
yang ada sehingga tidaklah heran bahwa banyak negara-negara lain sedang
mengincar sumberdaya alam dengan berbagai macam cara baik secara legal maupun
Illegal.
Persiapan Operasi Pemantauan (Mukhtar, A.Pi, M.Si - Syahrin Abdurrahman, SE)
Perairan Arafuru memiliki
sumber daya alam yang sangat potensial sebagai sumber cadangan nasional untuk
kesejahteraan bangsa dan negara, sehingga mendorong minat negara-negara
tertentu untuk mengeksplorasinya secara illegal. Kegiatan illegal fishing di perairan Arafuru secara umum dilakukan oleh
nelayan dari Thailand dan Cina maupun oleh nelayan lokal yang berkerja pada
kapal asing yang berbendera Indonesia serta adanya keterlibatan oknum instansi
terkait yang memberikan kemudahan dan berkerja sama dengan nelayan asing.
Suasana Dalam Pesawat Air Survaillance (Ir. Budi Halomoan Lubis, MM - Dirjen PSDKP)
Adapun modus pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia yaitu kapal
asing dengan berbendera Indonesia dengan melakukan pemalsuan dokumen. Dalam rangka pemberantasan illegal fishing
khususnya di wilayah perairan Arafuru maka diadakan operasi Air Survaillance II Tahun 2013 oleh
Direktorat Jenderal Pengawasan SDKP memakai pesawat udara jenis Beech Craft
B-1900D milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam Polri secara simultan dan terpadu serta tepat
sasaran untuk mengurangi tingkat IUU
Fishing pada tanggal 22 sampai dengan 25 Nopember 2013.
Ka Stasiun PSDKP Tual Bersama Bapak John Nikita Kontributor Berita Antara Ambon
Tujuan operasi
Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru
1.
Mengumpulkan
data dan Informasi tentang aktivitas kapal perikanan di laut Arafuru,
2.
Melakukan
pemantauan melalui udara (Air Survaillance) dalam rangka pengawasan SDKP,
3.
Meningkatkan
kepatutan kapal perikanan dalam melakukan aktifitas di laut.
Tim Operasi Air Survaillance Hari Kedua Sektor A
Dasar operasi
Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru
1.
Undang-Undang RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan
sebagaimana diubah dengan UU RI No. 45 Tahun 2009
2.
Undang-Undang RI No. 27 tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
3.
Kesepakatan
Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Kepolisian Negara
RI No. KB/26/XII/2010, No.17/MEN-KP/KB/XII/2010 tentang Pemanfaatan Sarana dan
Prasarana dalam rangka Percepatan Pemberdayaan SDKP di Kawasan Minapolitan;
4.
Piagam
Kesepakatan Bersama antara KKP, Kepolisian Negara RI dan TNI-AL
No.121/DJPSDKP/VIII/2012, No.B/32/VIII/2012, No. PKB/14/VIII/2012 tentang
Standar Operasional dan prosedur Penanganan TPP pada Tingkat Penyidikan.
Menentukan Target Operasi di Atas Pesawat Air Survaillance
Pelaksanaan operasi Air Survaillance II Tahun 2013
di Perairan Arafuru diawali dengan paparan Ketua Tim operasi Air Survaillance II Tahun 2013
dihadapan Dirjen PSDKP, Komandan Pangkalan Udara Tual, Pangkalan TNI AL Tual dan
Kepoliasin Maluku Tenggara dan Pengawas Perikanan Stasiun PSDKP Tual. Setelah
itu terbang hari pertama diikuti langsung Bapak Syahrin Abdurrahman, SE
Direktur Jenderal Pengawasan SDKP, Bapak Ir. Budi Halomoan Lubis, MM Direktur
Kapal Pengawas, Drs.Jhony Banjarnahon Kasubdit Logistik dan Operasi Wilayah
Timur, Kepala Stasiun PSDKP Tual Mukhtar, A.Pi, M.Si beserta tim wartawan dan
tim Ditjen PSDKP.
Tim Operasi Air Survaillance Hari Kedua Sektor D
Hari hari berikutnnya diikuti oleh Tim Pemantaua
Ditjen PSDKP, Nahkoda dan ABK Kapal Pengawas Paus dibantu Pengawas Perikanan
Stasiun PSDKP Tual. Hasil Operasi Hari
Pertama di Sektor C mendapatkan lebih kurang 162 kapal, Hari Kedua di setor A
mendeteksi kapal 12 kapal dan Sektor D mendeteksi 5 Kapal dan Hari ketiga di sektor
B mendeteksi 53 kapal. Posko Operasi Air
Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru yaitu di bandara Dominicus
Dumatubun Pangkalan TNI AL Tual dibantu
kapal patrol laut KP. Hiu Macan 004 di Dobo, KP. Paus di Tual dan KP. Hiu Macan
002 di Samlaki yang setiap saat bergerak apabila ditemukan pelanggaran dari
deteksi udara. Saat ini kapal kapal pengawas tersebut masih melakukan operasi
laut. Pelaksanaan Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru dilakaukan
setelah sebelumnnya di perairan Laut Cina Selatan dan Natuna dilakukan Air
Survaillance I Tahun 2013 tanggal 16 – 19 Nopember 2013.
Tim Operasi Air Survaillance Hari Ketiga Sektor B
Dari 232 kapal perikanan yang dideteksi berbagai tipe
seperti kapal trawl, pancing, penampung dan dari kapal tersebut banyak eks Thailand dan Cina. Pada hari ketiga
ditemukan juga kapal Cina melakukan penangkapan dengan cara Pair Trawl yaitu
satu jarring ditarik oleh dua kapal serta Transismen di tengah laut.
Kepala Stasiun PSDKP Tual bersama Pasukan pada Operasi Air Survaillance Hari Ketiga Sektor B
Bapak Dirjen PSDKP di wawancara oleh reporter TVRI
mengatakan setelah dilakukan pemantauan udara ternyata banyak kapal ikan asing
yang melakukan penangkapan di Indonesia.
makanya kita segera akan hubungi ke kapal pengawas kita yang ada di Panambula,
ada juga di Saumlaki, kita akan sampaikan juga ke komanadan Lanal untuk
koordinasi dengan KRI yang terdekat di sini untuk menuju lokasi
koordinat-koordinat yang sudah kami sampaikan tadi. Itu satu-satunya cara kita
bisa membuktikan illegal atau tidak.
kalau dia illegal ya harus kita proses sesuai dengan aturan hukum yang
ada. Memang beberapa waktu terakhir ini keberadaan kapal pengawas kosong yang
bisa melakukan penangkapan di sini karena kemampuan kapal pengawas ini kan
tidak terjangkau ke lokasi tadi. Nah terus kita mencoba memodifikasi kapal
bekas kapal cina yang kita tangkap beberapa tahun yang lalu dimodifikasi untuk
jadi kapal tanker kecil yang kita stay-kan
di Panambula di kepulauan terluar di Pulau Aru itu untuk memberi bekal bahan
bakar kapal-kapal pengawas kita.
Konprensi Pers di Bandara Dominicus
Dumatubun Pangkalan TNI AL Tual
Kapal Illegal Fishing yang terpantau di Udara
Jadi
mudah-mudah besok kapal pengawas kita bisa sampai ke tengah laut tadi. Karena
paling dekat sekitar 100-150 mil dari pulau terluar. Nah bukan dari sini, kalau
dari sini lebih jauh lagi. Jadi bahan bakar habis. Itu salah satu upaya kita. Alhamdulillah
mulai tahun ini kita sudah merancang untuk membangun namanya kapal inspeksi SKIPI
yaitu sistem kapal inspeksi kapal
perikanan Indonesia yang memang ukurannya besar, itu dia bisa bertahan dua minggu
di laut tanpa harus merapat di dermaga untuk mengisikan bahan bakar maupun
bahan makanan dari ABK. Nah kita bangun kemarin sebelum kita berangkat dari
Jakarta sudah meletakan lunas oleh bapak Menteri elautan dan Perikanan. Fase
pertama itu satu skuadron 4 kapal. Mudah-mudahan kalau kita selesai nanti tidak
ada masalah. Itu upaya kita.
Tim Operasi Air Survaillance Hari Ketiga Sektor B singgah Di Pos SDKP Dobo
Menurut
FAO memperkirakan prediksi darinya itu 30 trilyun / tahun kerugian negara
Indonesia. Bagaimana caranya dia menghitung, dia melihat negara berkembang
berarti kemampuan untuk dia melakukan pengamanan terhadap perairannya ada
perhitungan tersendiri. Nah terus pengurus ikan di Indonesia aman itu sampai
6,5 juta ton/tahun. Nah potensinya itu terus dikalikan 25% dikalikan dengan
harga ikan rata-rata sekitar 12.000/kg jadi itu yang 30 trilyun itu tadi. Nah
terus kita sendiri pernah melakukan penelitian di khusus Perairan Arafuru ini
sekitar 3-4 tahun yang lalu itu 11,8 trilyun, itu di sekitar Perairan Arafuru
aja.
Peta Operasi Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru
Semua negara maju mendukung pemberantasan illegal fishing ini bahkan menteri luar
negeri Amerika Serikat sendiri waktu itu berkata pak Cicip Menteri Kelautan dan
Perikanan kita di Benoa melihat langsung bagaimana kita melakukan penangkapan,
beliau sangat appreciate sekali bahwa
kita memberantas illegal fishing dan
kita menggalakkan penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Jadi sebenarnya dunia
men-support masalah itu. Nah yang di
kutip dari negara tertentu yang kurang taat dengan aturan dan negara yang exsourching-nya sudah terbatas, nah ini
yang selalu mengganggu perikanan kita.
Penulis : Mukhtar, A.Pi, M.Si (131126)
Kepala
Stasiun Pengawasan SDKP Tual
Email
mukhtar_api@yahoo.co.id
HP. 081342791003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar