26 November, 2013

Ditjen PSDKP Melakukan Operasi Air Survaillance di Perairan Arafuru



 Tim Operasi Hari Pertama di Sektor C bersama Bapak Dirjen PSDKP

Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang memilik kepulauani  terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, (wikipedia) dengan panjang pantai 81.000 km, sehingga Indonesia dianugerahi kekayaan sumberdaya alam hayati dan non hayati yang sangat melimpah di dalamnya. Seperti kita ketahui bahwa potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia sangatlah besar antara lain : minyak, gas dan energi, perikanan, wisata bahari, industri kelautan, bangunan kelautan, angkutan laut serta jasa kelautan lainnya adalah sekian dari beberapa potensi yang ada sehingga tidaklah heran bahwa banyak negara-negara lain sedang mengincar sumberdaya alam dengan berbagai macam cara baik secara legal maupun Illegal.
 
Persiapan Operasi Pemantauan (Mukhtar, A.Pi, M.Si - Syahrin Abdurrahman, SE)

Perairan Arafuru memiliki sumber daya alam yang sangat potensial sebagai sumber cadangan nasional untuk kesejahteraan bangsa dan negara, sehingga mendorong minat negara-negara tertentu untuk mengeksplorasinya secara illegal. Kegiatan illegal fishing di perairan Arafuru secara umum dilakukan oleh nelayan dari Thailand dan Cina maupun oleh nelayan lokal yang berkerja pada kapal asing yang berbendera Indonesia serta adanya keterlibatan oknum instansi terkait yang memberikan kemudahan dan berkerja sama dengan nelayan asing.
 
Suasana Dalam Pesawat Air Survaillance (Ir. Budi Halomoan Lubis, MM - Dirjen PSDKP)

Adapun modus pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia yaitu kapal asing dengan berbendera Indonesia dengan melakukan pemalsuan dokumen.  Dalam rangka pemberantasan illegal fishing khususnya di wilayah perairan Arafuru maka diadakan operasi Air Survaillance II Tahun 2013 oleh Direktorat Jenderal Pengawasan SDKP memakai pesawat udara jenis Beech Craft B-1900D milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam Polri secara simultan dan terpadu serta tepat sasaran untuk mengurangi tingkat IUU Fishing pada tanggal 22 sampai dengan 25 Nopember 2013.
  
Ka Stasiun PSDKP Tual Bersama Bapak John Nikita Kontributor Berita Antara Ambon

Tujuan operasi Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru
1.       Mengumpulkan data dan Informasi tentang aktivitas kapal perikanan di laut Arafuru,
2.       Melakukan pemantauan melalui udara (Air Survaillance) dalam rangka pengawasan SDKP,
3.       Meningkatkan kepatutan kapal perikanan dalam melakukan aktifitas di laut.
 
Tim Operasi Air Survaillance Hari Kedua Sektor  A

Dasar operasi Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru
1.       Undang-Undang RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana diubah dengan UU RI No. 45 Tahun 2009
2.       Undang-Undang RI No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
3.       Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Kepolisian Negara RI No. KB/26/XII/2010, No.17/MEN-KP/KB/XII/2010 tentang Pemanfaatan Sarana dan Prasarana dalam rangka Percepatan Pemberdayaan SDKP di Kawasan Minapolitan;
4.       Piagam Kesepakatan Bersama antara KKP, Kepolisian Negara RI dan TNI-AL No.121/DJPSDKP/VIII/2012, No.B/32/VIII/2012, No. PKB/14/VIII/2012 tentang Standar Operasional dan prosedur Penanganan TPP pada Tingkat Penyidikan.
 
Menentukan Target Operasi di Atas Pesawat Air Survaillance 

Pelaksanaan operasi Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru diawali dengan paparan Ketua Tim  operasi Air Survaillance II Tahun 2013 dihadapan Dirjen PSDKP, Komandan Pangkalan Udara Tual, Pangkalan TNI AL Tual dan Kepoliasin Maluku Tenggara dan Pengawas Perikanan Stasiun PSDKP Tual. Setelah itu terbang hari pertama diikuti langsung Bapak Syahrin Abdurrahman, SE Direktur Jenderal Pengawasan SDKP, Bapak Ir. Budi Halomoan Lubis, MM Direktur Kapal Pengawas, Drs.Jhony Banjarnahon Kasubdit Logistik dan Operasi Wilayah Timur, Kepala Stasiun PSDKP Tual Mukhtar, A.Pi, M.Si beserta tim wartawan dan tim Ditjen PSDKP. 
  
 Tim Operasi Air Survaillance Hari Kedua Sektor  D

Hari hari berikutnnya diikuti oleh Tim Pemantaua Ditjen PSDKP, Nahkoda dan ABK Kapal Pengawas Paus dibantu Pengawas Perikanan Stasiun PSDKP Tual.  Hasil Operasi Hari Pertama di Sektor C mendapatkan lebih kurang 162 kapal, Hari Kedua di setor A mendeteksi kapal 12 kapal dan Sektor D mendeteksi 5 Kapal dan Hari ketiga di sektor B mendeteksi 53 kapal.  Posko Operasi Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru yaitu di bandara Dominicus Dumatubun Pangkalan TNI AL Tual  dibantu kapal patrol laut KP. Hiu Macan 004 di Dobo, KP. Paus di Tual dan KP. Hiu Macan 002 di Samlaki yang setiap saat bergerak apabila ditemukan pelanggaran dari deteksi udara. Saat ini kapal kapal pengawas tersebut masih melakukan operasi laut. Pelaksanaan Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru dilakaukan setelah sebelumnnya di perairan Laut Cina Selatan dan Natuna dilakukan Air Survaillance I Tahun 2013 tanggal 16 – 19 Nopember 2013.
  
 Tim Operasi Air Survaillance Hari Ketiga Sektor B

Dari 232 kapal perikanan yang dideteksi berbagai tipe seperti kapal trawl, pancing, penampung dan dari kapal tersebut banyak  eks Thailand dan Cina. Pada hari ketiga ditemukan juga kapal Cina melakukan penangkapan dengan cara Pair Trawl yaitu satu jarring ditarik oleh dua kapal serta Transismen di tengah laut.
  
Kepala Stasiun PSDKP Tual bersama Pasukan  pada Operasi Air Survaillance Hari Ketiga Sektor B

Bapak Dirjen PSDKP di wawancara oleh reporter TVRI mengatakan setelah dilakukan pemantauan udara ternyata banyak kapal ikan asing yang melakukan penangkapan di Indonesia.  makanya kita segera akan hubungi ke kapal pengawas kita yang ada di Panambula, ada juga di Saumlaki, kita akan sampaikan juga ke komanadan Lanal untuk koordinasi dengan KRI yang terdekat di sini untuk menuju lokasi koordinat-koordinat yang sudah kami sampaikan tadi. Itu satu-satunya cara kita bisa membuktikan illegal atau tidak.  kalau dia illegal ya harus kita proses sesuai dengan aturan hukum yang ada. Memang beberapa waktu terakhir ini keberadaan kapal pengawas kosong yang bisa melakukan penangkapan di sini karena kemampuan kapal pengawas ini kan tidak terjangkau ke lokasi tadi. Nah terus kita mencoba memodifikasi kapal bekas kapal cina yang kita tangkap beberapa tahun yang lalu dimodifikasi untuk jadi kapal tanker kecil yang kita stay-kan di Panambula di kepulauan terluar di Pulau Aru itu untuk memberi bekal bahan bakar kapal-kapal pengawas kita.
  
Konprensi Pers di Bandara Dominicus Dumatubun Pangkalan TNI AL Tual  


Kapal Illegal Fishing yang terpantau di Udara


Jadi mudah-mudah besok kapal pengawas kita bisa sampai ke tengah laut tadi. Karena paling dekat sekitar 100-150 mil dari pulau terluar. Nah bukan dari sini, kalau dari sini lebih jauh lagi. Jadi bahan bakar habis. Itu salah satu upaya kita. Alhamdulillah mulai tahun ini kita sudah merancang untuk membangun namanya kapal inspeksi SKIPI yaitu  sistem kapal inspeksi kapal perikanan Indonesia yang memang ukurannya besar, itu dia bisa bertahan dua minggu di laut tanpa harus merapat di dermaga untuk mengisikan bahan bakar maupun bahan makanan dari ABK. Nah kita bangun kemarin sebelum kita berangkat dari Jakarta sudah meletakan lunas oleh bapak Menteri elautan dan Perikanan. Fase pertama itu satu skuadron 4 kapal. Mudah-mudahan kalau kita selesai nanti tidak ada masalah. Itu upaya kita.
  
Tim Operasi Air Survaillance Hari Ketiga Sektor B singgah Di Pos SDKP Dobo

Menurut FAO memperkirakan prediksi darinya itu 30 trilyun / tahun kerugian negara Indonesia. Bagaimana caranya dia menghitung, dia melihat negara berkembang berarti kemampuan untuk dia melakukan pengamanan terhadap perairannya ada perhitungan tersendiri. Nah terus pengurus ikan di Indonesia aman itu sampai 6,5 juta ton/tahun. Nah potensinya itu terus dikalikan 25% dikalikan dengan harga ikan rata-rata sekitar 12.000/kg jadi itu yang 30 trilyun itu tadi. Nah terus kita sendiri pernah melakukan penelitian di khusus Perairan Arafuru ini sekitar 3-4 tahun yang lalu itu 11,8 trilyun, itu di sekitar Perairan Arafuru aja.
 
Peta Operasi Air Survaillance II Tahun 2013 di Perairan Arafuru

 Semua negara maju mendukung pemberantasan illegal fishing ini bahkan menteri luar negeri Amerika Serikat sendiri waktu itu berkata pak Cicip Menteri Kelautan dan Perikanan kita di Benoa melihat langsung bagaimana kita melakukan penangkapan, beliau sangat appreciate sekali bahwa kita memberantas illegal fishing dan kita menggalakkan penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Jadi sebenarnya dunia men-support masalah itu. Nah yang di kutip dari negara tertentu yang kurang taat dengan aturan dan negara yang exsourching-nya sudah terbatas, nah ini yang selalu mengganggu perikanan kita.

 
Penulis  : Mukhtar, A.Pi, M.Si (131126)
Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual

HP. 081342791003
 

Tidak ada komentar: