29 Oktober, 2011

Akibat Limbah, Nelayan Ambai Merana

BELAWAN | DNA - Akibat maraknya aksi pencemaran limbah dilakukan sejumlah pabrik industri yang ada disepanjang Jalan KL Yosudarso Medan serta pabrik besi berada di atas aliran sungai pengatalan Nelayan Indah mengakibatkan habitat serta ikan-ikan disepanjang sungai dan muara laut sudah langka hingga sangat merugikan kalangan nelayan khususnya nelayan spesialis Ambai.



Bahkan tak sedikit nelayan Ambai yang ada di sungai Pengatalan Nelayan Indah terpaksa beralih profesi menjadi tukang ojek guna menutupi biaya kebutuhan sehari-hari.Sebagaimana yang dituturkan Udin (43) seorang nelayan ambai yang kini menjadi tukang ojek warga Kelurahan Nelayan Indah. Menurutnya, sejak tercemarnya sungai pengatalan maupun aliran sungai deli, dirinya tak lagi bisa mengantungkan hidup dari penghasilan ambai.



"jangankan dapat sekilo ikan, bang, saat ini ikan seekor pun sulit didapat pakai ambai, namun dulu sejak aliran sungai belum tercemar limbah maka ikan-ikan dan udang banyak terperangkap di dalam ambai, kami pun bisa menghidupi anak istri dari hasil ambai, tapi kini kami menjadi merana,"kata Udin ditemui Sabtu sore (29/10/2011) di Nelayan Indah.



Kondisi keprihatinan kehidupan nelayan akibat pencemaran ternyata dibenarkan Habibana selaku wakil ketua DPC HNSI Kota Medan, menurut Habibana, pemerintah agar lebih peduli dengan kelangsungan hidup nelayan serta mengambil tindakan tegas terhadap sejumlah pabrik industri yang terbukti membuang limbanya ke aliran sungai tanpa proses IPAL serta penggolahan air limbah yang standard demi kelangsungan habitat sungai serta mata pencarian nelayan tak terganggu. Ujar Habibana juga Kepling 4 Kelurahan Nelayan tersebut.(Dna/Gus/Lbh).


http://dnaberita.com/HL-detail.php?id=9473

Tidak ada komentar: