05 April, 2011

Nelayan Minta Pemerintah Hentikan Impor Ikan

Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Semarang - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang aktif mendampingi nelayan meminta agar pemerintah segera menghentikan impor ikan. Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Riza Damanik mengatakan impor ikan ke Indonesia berpengaruh terhadap harga jual ikan hasil tangkapan nelayan tradisional.

"Kalau harga ikan turun maka para nelayan akan selalu menderita kerugian," kata Riza Damanik, dalam siaran persnya, Senin, 28 Maret 2011. Selain itu, sangatlah merugikan jika Indonesia yang pulaunya dikelilingi laut tapi malah melakukan impor ikan.

Kiara mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan serius melakukan pengawasan terhadap impor ikan yang menghancurkan harga ikan lokal. "Selain itu, pemerintah dan melakukan terobosan dengan membuat kebijakan yang melindungi harga perikanan lokal.

Koordinator Program Layanan Advokasi Rakyat (LAYAR) Nusantara Sukarman mengatakan data di Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Tengah dan Yogyakarta menunjukan bahwa sepanjang tahun 2010 telah ada 5.432,17 ton ikan beku. Impor masuk melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Ikan-ikan tersebut diimpor oleh tujuh perusahaan importir dan dikirim dalam 2.016 kontainer.

Rata-rata dalam setiap bulan ada 728,236 ton ikan impor masuk ke wilayah Jawa Tengah. Selanjutnya, tambah aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang tersebut, dalam kurun waktu triwulan pertama 2011 atau pada 1 Januari hingga 24 Maret 2011, terdapat 2.184,71 ton ikan beku impor. "Saat ini tercatat ada 89 kontainer dari 32 pemberitahuan impor baru (PIB) berisi ikan beku impor telah masuk ke Jawa Tengah," katanya.

ROFIUDDIN

Tidak ada komentar: