Pabrik tanpa instalasi pengolahan limbah yang benar mencemari lingkungan sekitar.
Sumber: http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=
Badan Lingkungan Hidup perlu bertindak tegas.
Andhika Puspita / Arwani
VHRMedia, Semarang - Ratusan hektare tambak di Semarang tercemar karena pengembangan industri. Pencemaran terparah di kawasan Tugu, Semarang Barat, yang dekat dengan kompleks kawasan industri.
Berdasarkan pendataan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Semarang banyak pabrik dan industri tidak memiliki instalasi pengolahan limbah yang benar sehingga mencemari lingkungan.
“Beberapa kali kami menyurati Badan Lingkungan Hidup agar mengambil tidakan tegas atas pencemaran, namun tidak ada penyelesaian yang berarti. Petani tambak terus merugi karena produksi udang menurur,” kata Koordinator Kiara Semarang, Sukarman, Senin (28/2).
Indikasi awal pencemaran di tambak adalah warna air menghitam, berbau, dan berminyak. “Hampir semua tambak yang dekat dengan industri mengalami pencemaran. Harusnya pemberian izin pembangungan industri juga melihat lingkungan sekitar,” kata Karman.
Puluhan hektare tambak di Kelurahan Tanjung Emas yang diduga tercemar kini dibiarkan terbengkalai. Salah satu tambak sejak dua bulan lalu tak ada penjaganya. “Beberapa orang memancing dan mendapatkan ikan. Tapi saya tidak yakin ikan itu dapat dimakan, karena warna air tambak hitam dan bau,” kata Fahrul, penjaga kantor di kawasan tersebut.
Di Semarang kasus keracunan ikan hasil memancing di tambak kerap terjadi. Terakhir tahun lalu dua orang meninggal dan tiga orang dirawat di rumah sakit setelah memakan ikan hasil tambak di kawasan Mangkang.
“Jangan petani tambak yang disalahkan. Pemerintah punya andil dalam melakukan pembiararan terhadap industri yang mencemari lingkungan,” kata Karman. (E4)
Sumber: http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar