13 September, 2009

Selamatkan Terumbu Karang


Terumbu karang di dunia terancam habis karena emisi karbondioksida. Jika dibiarkan 20 tahun mendatang akan hilang.

Sebuah laporan tak mengenakan dilansir Global Coral Reef Monitoring Network pertengahan Desember ahun lalu. Dalam laporan yang disiarkan di Poznan, Polandia itu disebutkan 20 persen terubu karang sudah rusak. Penyebabnya emisi karbondioksida yang terus meningkat terkait pemanansan global (global warning).

“Bila tidak ada perubahan, dalam waktu kurung dari 50 tahun, jumlah karbondioksida di atmosfer akan berlipat,” ujar Carl Gustaf Lundin, pimpinan program kelautan global di Iternasional Union for Conservation of Nature, salah satu organisasi di belakang Global Coral Reef Monitoring Network.

Kalau kecenderungan emisi karbon dioksida saat ini terus berlangsung, banyak terubu karang mungkin akan hilang dalam waktu 20 sampai 40 tahun mendatangkan, dan ini akan memiliki konsekuensi bahaya bagi sebanyak 500 juta orang yang bergantung atas terumbu karang untuk memperoleh nafkah mereka.

Karena karbon ini diserap, samudra akan lebih asam, yang secara serius merusak sangat banyak biota laut dari terumbu karang hingga kumpulan plankton dan dari udang besar hingga rumput laut. Saat ini, perubahan iklim dipandang sebagai ancaman terbesar bagi terumbu karang. Ancaman utama klim, seperti naiknya temperature permukaan air laut, bertambah besar oleh ancaman lain termaksuk pengkapan ikan secara berlebihan, polusi dan spesies pendatang.

“ Laporan itu merinci konsesus kuat ilmiah bahwa perubahan iklim harus dibatasi pada tingkat minimum absolute,” ungkap Clive Wilkinson, Koodinator Global Coral Reef Monitoring Network. Laporan itu juga menyebutkan terumbu karang memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup pada saat perubahan iklim terjadi, jika faktor tekanan lain yang berkaitan dengan kegiatan manusia diperkecil.

Pemanansan global membawa ancaman terhadap terumbu karang Indonesia, yang merupakan jantung kawasan segitiga karang dunia (heart of global coral triangle). Terumbu karang sangat sensitif terhadap panas. Kenaikan satu derajat C pada temperature laut dapat mengakibatkan stres dan pemutihan (bleaching) terumbu karang yang akhirnya akan mati.

Di Indonesia, sekitar 33,17 persen dari total 85.707 km?. Luas kawasan terumbu karang di perairan laut juga mengalami kerusakan dengan kondisi buruk, tambahnya. Sedang kawasan terumbu karang Indonesia sebesar 85.707 KM2, jenis penghalang 50.223 KM2, jenis landas oseanik 1,402 KM2 dan atoll 19.540 KM2.

Terumbu karang di Indonesia ditemui sangat berlimpah dikepulauan bagian timur (meliputi Bali, Flores, Banda dan Sulawesi). Juga terdapat di perairan Sumatera dan Jawa. Indonesia menopang terumbu karang yang bervariasi (terumbu karang tepi, penghalang dan atol).

Tipe terumpu karang yang dominan di Indonesia ialah terumbu karang tipe. terumbu karang tepi. Terumbu karang tipe ini dapat dijumpai sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku , Barat dan Utara Papua, Madura, Bali dan sejumlah pulau-pulau kecil di luar Pesisir Barat dan Timur Sumatera 

Tipe Patch reefs (terumbu karang yang mengumpul) paling baik terbentuk dikepulauan seribu, sedangkan terumbu karang penghalang paling baik terbentuk disepanjang tepi Paparan Sunda, bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan Togean ( Sulawesi Tengah). Terdapat pula beberapa atol contohnya ialah Taka Bone Rate di Lut Flores merupakan atoll terbesar ketiga didunia.

Sumber http://www.stopiuufishing.com

Tidak ada komentar: