Masyarakat pesisir pantai Pasanggrahan Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya Jawa Barat dikejutkan dengan terdamparnya seekor paus raksasa (14/09). Demikian dilaporkan di blog “taselamedia”.
Mamalia yang memiliki panjang 11,75 meter dengan perut berdiameter 4 meter ini diperkirakan berbobot 4 ton dan perkiraan terdampar pada pukul 03.00 WIB dini hari. Dari pengamatan ciri-ciri paus ini adalah humpback whale (Megaptera novaeangliae)
Menurut camat Cipatujah Najmudin Azis SIP, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait diantaranya Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya untuk memutuskan apakah mamalia tersebut akan dikonsumsi atau di kuburkan.
Berdasarkan hasil penelitian sementara paus tersebut biasa dikonsumsi, hanya saja untuk yang ditemukan terdampar di Cipatujah ini pihaknya menunggu hasil pemeriksaan tim dokter hewan dari kabupaten. “ Nanti kalau berdasarkan hasil penelitian tim dokter , ikan ini layakl untuk di konsumsi, masyarakat sekitar diperbolehkan untuk mengambil dagingnya”, ujar Azis.
Paus raksasa tersebut menjadi tontonan masyarakat yang datang bukan hanya dari Cipatujah saja, melainkan dari Cikalong, Bantarkalong, Karangnunggal bahkan dari kota Tasikmalaya. Tak cukup melihatnya, paus ini justru menjadi rebutan semua orang. Dengan peralatan sederhana seperti golok dan pisau, mereka mencincang dan memotong-motongnya berkeping-keping
Sebelum diperbolehkan mencincangnya, pihak Muspika juga sempat menggelar rapat kecil. Dihadiri oleh pihak Puskesmas dan Kadis Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya, Ir Maman Dali SP. Tujuan rapat itu katanya, untuk memastikan kondisi ikan tersebut aman dikonsumsi warga. Rapat pun memutuskan ikan tersebut aman. Seperti dikomando saja, warga pun langsung berebut mencincangnya.
Butuh waktu cukup lama untuk membuatnya benar-benar habis tak tersisa. 12 jam. Asep (40) warga kampung Sarakan Desa/Kecamatan Cipatujah kepada Taselamedia mengaku, ikut berebut daging ikan tersebut. “Enak. Lezatnya luar biasa karena banyak mengandung minyak. Rasanya mirip daging sapi atau ayam broiler. Sama sekali enggak bau kok,”katanya. Bagi bagi buruh serabutan seperti dirinya,benar-benar rezeki nomplok. Soalnya, terhitung jarang sekali mendapatkan menu istimewa tersebut. Dan untuk membuatnya jadi istimewa, Asep menggunakan bumbu dendeng seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, lengkuas, gula merah dan garam. Dia yakin, “Dendeng Paus”nya bisa tahan untuk menu Lebaran Idul Fitri mendatang.
Terdamparnya paus di perairan Tasela kemarin, boleh jadi sebuah fenomena langka. Oleh masyarakat paus ini disebut paus naga. Pengetahuan masyarakat tentang paus maupun lumba-lumba memang masih sangat kurang. Hal paling sederhana adalah anggapan bahwa paus atau lumba-lumba yang tergolong mamalia ini, masih sering disamakan dengan ikan. Hal penting lainnya yang utama ialah bagaimana tindakan/penanganan kejadian terdamparnya mamalia raksasa ini.
Putu Liza, seorang peneliti mamalia laut ini menyebutkan bahwa paus dan lumba-lumba (ordo Cetacean) mengarungi lautan (dan sungai2 juga) dengan navigasi sonar. “Jika ada gangguan terhadap sonar mereka, mereka bisa nyasar. Gempa bumi bisa juga membuat gangguan sonar, seperti yang terjadi di Tasmania Australia awal Januari tahun ini” katanya seperti dilaporkan dalam blog tersebut.
Ia menambahkan bahwa banyak paus yang tercatat terdampar di sekitar saat bintik matahari (sun spots) sedang banyak. “Biasanya sekitar 11 tahunan sekali” katanya. Ada pula kecenderungan bila terjadi gangguan alami (sun spot atau gempa), akan menyebabkan jumlah paus yang terdampar banyak/kelompok .” Kemungkinan paus yang terdampar di Tasikmalaya ini mungkin karena sakit, atau gangguan navigasi lainnya” kata peneliti yang sedang menyelesaikan penelitian tentang lumba-lumba di Australia ini.
Sumber dan foto : http://taselamedia.wordpress.com/2009/09/14/ikan-raksasa-terdampar-di-pantai-cipatujah/#comment-62
Tidak ada komentar:
Posting Komentar