BEIJING, JUMAT — Satelit pengindra China yang akan dihibahkan kepada Indonesia mampu mengamankan pencurian ikan di perairan nasional. Dengan demikian, potensi kerugian triliunan rupiah setahun bisa dihilangkan.
"Adanya satelit pengindraan yang dihibahkan China kepada Indonesia nantinya bisa memantau keberadaan kapal nelayan asing yang menangkap ikan secara ilegal di perairan nasional. Padahal, potensi kerugian Indonesia akibat pencurian ikan oleh kapal nelayan asing tiap tahunnya bisa mencapai triliunan rupiah," kata Kepala Pusat Informasi (Intelijen) Hukum dan Kerja Sama Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) RI Tri Yuswoyo di Beijing, Jumat (23/1).
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China, Rabu (21/1), telah menandatangani "minute of meeting" yang menandai kesepakatan China bersedia menyerahkan satelit pengindra kepada Indonesia, yang diharapkan sudah bisa diluncurkan dalam dua tahun lagi dan peluncuran ke ruang angkasa akan dilakukan pihak China
Menurutnya, keberadaan kapal nelayan asing yang melakukan pencurian di perairan nasional selama ini sangat sulit dilacak mengingat sangat luasnya laut, juga disebabkan keterbatasan kapal patroli dan keterbatasan teknologi untuk melacak keberadaan kapal pencuri tersebut.
Namun, tambahnya, dengan adanya satelit pengindra hibah dari China tersebut, Bakorkamla bisa segera mengetahui keberadaan kapal nelayan asing yang berada di seluruh perairan Indonesia dan segera dilakukan penangkapan karena lokasinya sudah bisa diketahui.
Bukan hanya itu, kata Tri, keberadaan kapal pengangkut kayu hasil penebangan liar juga bisa dilacak oleh satelit tersebut sehingga kapal tersebut bisa segera ditindak. Demikian juga seandainya ada kapal penumpang yang mengalami kerusakan atau tenggelam di tengah laut, posisinya akan segera bisa diketahui sehingga pertolongan oleh tim keselamatan bisa segera tiba.
Keberadaan satelit itu bukan saja dimanfaatkan oleh Bakorkamla, tapi juga oleh instansi lain yang ada kaitannya dengan laut, seperti Departemen Kelautan dan Perikanan, Angkatan Laut, Bea dan Cukai, serta polisi.
Ia mengatakan bahwa satelit itu juga bisa melacak kondisi cuaca yang berada di lautan dan dengan koordinasi dengan Badan Meteoroligi dan Geofisika (BMG) bisa menyampaikan informasi gelombang laut kepada nelayan atau nakhoda.
Bakorkamla nanti yang akan mengoperasikan satelit pengindra tersebut dan hasilnya bisa dimanfaatkan oleh instansi atau pihak lain yang berkepentingan dengan kelautan di Indonesia. Satelit pengindra yang nanti akan dihibahkan sepenuhnya akan dimiliki oleh Indonesia dan negara lain tidak bisa memanfaatkan keberadaan satelit itu. Sumber Kompas, Jumat, 23 Januari 2009 11:18 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar