25 Juni, 2020

Asal Usul Nama Pulau Sumbawa

Pulau Sumbawa salah satu pulau terletak di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berbatasan dengan pulau Lombok di bagian barat adalah  selat Alas dan bagian timur berbatasan dengan pulau Flores yaitu selat Sape. Dihapit oleh Samudra Hindia bagian selatan dan Laut Flores bagian utara. Luas pulau Sumbawa hanya 15.448 km2 dan Tambora sebagai puncak tertinggi di Pulau ini dengan titik tertinggi 2.850 mdpl.

Sebuah berita awal sebelum adanya nama pulau Sumbawa, nama-nama Bima, Dompu, Sanghyang Api serta Taliwang tercatat dalam catatan kerajaan Majapahit tahun 1357 yaitu Kakawin Desa Warnana atau lebih dikenal Nagara Krtagama. Dalam catatan tersebut belum ditulis nama pulau Sumbawa namun di tulis nama-nama kerajaan tidak seperti Lombok Mirah yang sudah ditulis dengan nama demikian. Dalam pupuh 47 ditulis sebagai berikut :

(7b) sawetanikanang tanah jawah muwah ya yan Warnnanen, ri bali maka mukya tang badha hulu mwangi Iwa gajah, gurun maka muka sukun ri taliwang ri dhompo sami, ri sang hyangapi bhima serani hutan khadalwa pupul.
(Di Sebelah timur tanah Jawa juga disebutkan Bali yang terpenting Bedahulu dan Goa Gajah, Gurun yang terpenting Sukun, Taliwang, Dompo semua, Sang Hyang Api Bima, Seran, Hutan Kadali terkumpul.

Dimulainya penulisan nama pulau Sumbawa sebagai nama pulau, pada abad 16 Masehi para pelaut bangsa Eropa mulai berkompetisi membuka jalur pelayaran untuk rempah-rempah. Dalam buku Pulau Run Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan, Giles Milton menulis dalam waktu singkat, kapal-kapal dari Portugal, Spanyol dan Inggris teggelam dalam keriuhan pembuatan kapal, sebuah kesibukan tiba-tiba yang menyulut apa yang kemudian dikenal sebagai perlombaan rempah, sebuah perjuangan yang nekat dan berkepanjangan untuk menguasai satu dari kelompok kepulauan terkecil di dunia itu, tulisnya.

Sebuah berita awal mengenai Pulau Sumbawa ditulis oleh seorang Apoteker yang bernama Tome Pires diangkat menjadi penulis dan bendahara dalam pelayaran bersama Afonso de Albuquerque. Dia mengikuti pelayaran pada tahun 1511 masehi bersama pasukan kerajaan Portugis, dalam catatan Pires nama Cimbawa, Byma dan Ilha Do Fogo (Sanghyang Api) mulai di tulis, awalnya dia mengira bahwa Cimbawa dan Bima adalah dua pulau yang terpisah tulisnya dalam karya monumental abad 16 yang diberi nama Suma Oriental.

Kemudian oleh para pelaut Portugis menandai pulau tersebut dengan nama Java Menor yang berarti Jawa kecil. Dalam peta Atlas L. Homem tahun 1519 menyebut nama Lava Minor Insula pada pulau tersebut. Lalu di tahun 1540 Sebastian Munster seorang Cosmografer asal Jerman menggambar peta Asia dan Java Menor (Jawa Kecil) bersebelahan dengan pulau Java Minor yaitu Jawa Besar. Keberadaan Jawa kecil sendiri sejak masa silam menyimpan berbagai komoditi yang sangat diperlukan oleh Eropa selain Pala. Misalkan kayu pewarna atau Kayu Sopeng yang dikenal dengan nama Supa dan terlebih lagi kuda. Pada tahun 1520 sebelumnya oleh kapten Barbarosa menyebut nama Java Menor dengan sebutan Cinboaba. Tahun 1598 kartografer asal Belanda bernama Jan Huygen van Linchosten masih menulis nama Pulau Sumbawa dengan Java Menor.  

Pada abad 16 masehi, dasawarsa 1500 hingga 1599 di pulau Sumbawa kerajan ketika itu hanya ada Bima, Sanggar (Kore), Kengkelu (Aram) dan Dompu. Tahun 1520 era Raja Bima Tureli Nggampo I dengan gelar Makapiri Solor sudah menjalin sekutu dengan Kesultanan Ternate (lihat M. Adnan Amal, The Defining Years). Kemudian dari Java Menor disebut Cumbava mulai disebutkan pada tahun 1595-1597 saat perjalanan kali pertama perburuan rempah VOC dimulai oleh seorang veteran perang Salib bernama Cornelis de Houtman. Dalam perjalanan ekspedisinya dia melewati sebuah pulau yang disebut Java Menor dan menyebutnya adalah Cambava atau Sambava. Rouffer menjelaskan bahwa Sambava artinya Gajah Putih yang berbahaya yang merujuk pada seorang pahlawan yang tidak terkalahkan, yaitu Bima yang heroik persis nama ibukota Sambava (Rouffaer : 1929 : 212). 

Asal usul nama Cumbava sendiri yang berarti jeruk purut, penyebutan Cumbava biasa disebut oleh para pelaut Portugis. Dalam buku “Domaine de Mon Plaisir” ketika seorang botani dan ahli makanan dari Portugis secara tidak sengaja menemukan campuran bumbu yang sangat baik aromanya pada tahun 1767 di kepulauan maritius, campuran bumbu itu adalah sebuah jeruk yang menambah aroma makanan menjadi lezat dan harum, kemudian jeruk itu diberi nama Combava. Memasuki abad 18 para pelaut Portugis mulai membicarakan pulau Sumbawa pada rute laut menuju  ke Timur, Kemudian Combava di sebut sebagai Pulau Sumbawa oleh pelaut Portugis Manuel Pimentel yang melakukan perjalanan menuju Timur pada tahun 1762. Nama jeruk purut Combava mulai identik dengan Pulau Sumbawa saat seorang pelaut dari Portugis juga yang bernama Pierre Poivre menyebut Combawa sebagai jalur menuju Goa dan Timor.

Sumbawa barat saat itu dikenal dengan Taliwang tidak begitu ramai tidak seperti Sumbawa timur yaitu Bima dan Kore mempunyai pelabuhan yang sangat ramai dari dimulai dari perniagaan kayu hingga kuda. Dalam bukunya Java in the Fourteenth Century, Theodore Pigeaud menerangkan bahwa nama Sumbawa berasal dari Simbava adalah para penyembah dewa Siwa. Sisa-sisa peninggalan Hindu-Budha sangat banyak ditemukan di bagian barat teluk Bima salah satunya adalah Wadu Pa`a yang berlokasi di tepian laut Sowa.

Kemudian nama Sumbawa dipakai sebagai nama kesultanan menurut Profesor GJ Held dalam Held`s History of Sumbawa An Annotated Translation, kesultanan Sumbawa dimulai tahun 1623 didirikan oleh Datu Poro atau Maharaja Paruwa sebagai Sultan pertama semenjak di tundukkan oleh ekpedisi kerajaan Gowa. Kemudian nama Sumbawa mulai dikenal ketika Sultan Sumbawa Mas Banten Datu Loka dan Khoja Darwis tahun 1680 menjalin kerjasama dengan Belanda untuk penjualan kayu sopeng dengan jumlah yang sangat banyak.

Memasuki pertengahan abad 20 pulau Sumbawa masuk dalam wilayah  De Kleine Sunda Eilanden atau Kepulauan Sunda Kecil. Tahun 1947 ditetap oleh Negara Indonesia Timur (NIT) ibukota kepulauan Sunda Kecil berlokasi di Singaraja (Bali). Pada tahun 1950-an setelah kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan Mohammad Yamin menamai Kepulauan Sunda Kecil menjadi Kepulauan Nusa Tenggara dimana terminology Nusa yang berarti Pulau. Dan Nusa Tenggara di pakai oleh dua wilayah administratif yaitu Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, kemudian di Nusa Tenggara Barat ditetapkan dua pulau yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa.  

Oleh : Fahrurizki



Topi Pegawai BKIPM
Cuma 75 Ribu  
Berminat Hub 081342791003 

 

Pegawai Pelabuhan Perikanan

 
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempatnya


 
Berminat Hub 081342791003 
  Menyediakan Batik Motif IKan
Untuk Melihat Klik
Yang Berminat Hub 081342791003


Miliki Kavling tanah di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di 

Investasi Kavling Tanah Perumahan di Griya Godo Permai yang merupakan Daerah Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1 Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima dan dari jalan utama hanya + 500 Meter.
Berminat Hub 081342791003


Tidak ada komentar: