18 Februari, 2018

Ekspor Ikan dan Udang Bali Meningkat

Ikan Tuna yang merupakan hasil tangkapan Nelayan. foto: antara
INFONAWACITA.COM – Bali menghasilkan devisa sebesar 16,99 juta dolar AS dari ekspor ikan dan udang selama bulan Desember 2017, meningkat 2,53 juta dolar AS atau 17,54 persen dibanding bulan sebelumnya (November 2017) yang tercatat 14,46 juta dolar AS.
“Namun dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa hasil perikanan itu melonjak 5,45 juta dolar AS atau 47,29 persen, karena Desember 2016 hanya menghasilkan 11,54 juta dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Jumat (16/2/2018).
Ia mengatakan, pengapalan ikan dan udang hasil tangkapan para nelayan di Bali itu mampu memberikan kontribusi 36 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 47,22 juta dolar AS selama bulan Desember 2017, meningkat 1,32 juta dolar AS atau 2,88 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 45,90 juta dolar AS.

Total nilai ekpor Bali tersebut meningkat 5,81 juta dolar AS atau 14,03 persen, karena nilai ekspor Bali selama Desember 2016 hanya menghasilkan devisa sebesar 41,41 juta dolar AS.
Adi Nugroho menjelaskan, pasaran China menyerap paling banyak komoditas ikan dan udang dari Bali yakni mencapai 29,48 persen, menyusul Amerika Serikat 26,12 persen, Jepang 16,44 persen, Taiwan 8,07 persen, Hong Kong 5,87 persen dan Australia 3,99 persen.
Selain itu juga menjangkau pasaran Singapura 1,55 persen, Thailand 0,78 persen, Jerman 0,78 persen, Perancis 0,68 persen dan sisanya 6,29 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Adi Nugroho menjelaskan, ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas utama ekspor Bali yang memberikan andil terbesar yakni 31,51 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 15,94 persen, pakaian jadi bukan rajutan 11,17 persen, produk kayu, barang dari kayu 9,02 persen serta produk perabot, penerangan rumah 5,75 persen.
Nilai Ekspor Ikan
Nilai ekspor ikan dan udang dari Bali itu cukup besar, perannya terhadap pembentukan nilai tukar petani (NTP) selama bulan Januari 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen dari 104,53 persen pada Desember 2018 menjadi 104,65 persen pada Januari 2018.Indeks harga dari hasil produksi yang diterima petani mengalami kenaikan 1,06 persen, lebih besar dari pada indeks yang dibayar petani yang tercatat mengalami kenaikan 0,95 persen.
Kenaikan indeks harga yang diterima disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas perikanan yang tercatat mengalami kenaikan harga, antara lain rumput laut, tongkol, lemuru, nila dan teri.
Sementara itu kenaikan yang terjadi pada indeks yang dibayar petani disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumah tangga petani sebesar 1,16 persen serta biaya biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,49 persen, ujar Adi Nugroho. (ANT/HG)

https://infonawacita.com/

Tidak ada komentar: