Kunjungan Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan di Pulau Banda, Kab. Maluku Tengah, Prov. Maluku 21-23 oktober 2017
Menteri Susi Terima Gelar Adat ‘Orlima Luar’ Desa Petuanan Adat Lonthoir
BANDA
NEIRA (23/10) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
menerima gelar adat ‘Orlima Luar’ dari masyarakat desa petuanan adat
Lonthoir, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah dalam kunjungan
kerjanya ke Maluku, Minggu (22/10). Dengan pengukuhan gelar adat yang
dilakukan oleh para tokoh adat dan masyarakat Lonthoir tersebut, Menteri
Susi resmi menjadi orang luar yang diangkat menjadi anak daerah
Lonthoir.
Menteri Susi mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat daerah penghasil rempah-rempah tersebut. “Saya ucapkan terima
kasih atas penghargaan yang luar biasa dengan sambutan masyarakat yang
luar biasa. Apresasi dari saya sebagai anak bangsa yang menjabat sebagai
Menteri Kelautan dan Perikanan. Saya betul-betul terharu. Akan saya
sampaikan kepada Bapak Presiden dan kawan-kawan Menteri Kabinet (Kerja),
di Banda semangat, kegembiraan, kebersamaan, dan kekeluargaannya luar
biasa,” ungkap Menteri Susi dalam sambutannya.
Dalam
kesempatan yang turut dihadiri Duta Besar Amerika Serikat untuk
Indonesia Joseph R. Donovan, Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Hamin Bin
thahir, Wakil Bupati Maluku Tengah Larlatu Leleury, dan sejumlah pejabat
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut, Menteri Susi
berjanji tidak akan menyia-nyiakan gelar yang telah dianugerahkan
kepadanya.
“Belum banyak yang bisa saya lakukan untuk negeri Bapak-bapak semua.
Tapi saya berharap apa yang telah saya lakukan dalam memerangi illegal
fishing di Kepulauan Maluku ini, telah membuahkan hasil dengan
melimpahnya ikan di lautan Bapak,” tambah Menteri Susi.
Menteri Susi mengungkapkan, keberaniannya dalam memerangi illegal
fishing timbul karena kecintaannya terhadap semua rakyat dan negara
Indonesia. “Kalau tidak (cinta masyarakat dan negara), saya tidak akan
mempertaruhkan dengan segala keberanian saya. Saya perangi semua pencuri
ikan yang telah mengambil ikan kita bertahun-tahun,” imbuhnya lagi.
Terakhir, Menteri Susi berpesan agar masyarakat terus mendukung upaya
pemerintah dalam menindak tegas pelaku pencurian ikan. Ia juga meminta
agar masyarakat ikut berperan dalam menjaga laut mereka. “Bapak dan Ibu
semua, ikan sekarang sudah banyak tolong dijaga. Kalau pemerintah sudah
melakukan pekerjaan mengusir pencurinya, Bapak, Ibu, dan Adek semua
bagian yang menjaganya,” tandasnya. http://kkp.go.id/2017/10/22/menteri-susi-terima-gelar-adat-orlima-luar-desa-petuanan-adat-lonthoir/
Hadiri Prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’, Menteri Susi Puji Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Hatta
Warga Pulau Hatta sejak bertahun-tahun lamanya telah memberlakukan ‘Sasi’ untuk beberapa sumber daya laut, misalnya Lobster, Teripang, Siput Batu Laga, utamanya Kerang Lola. Sasi ini dilakukan untuk menjaga biota laut yang bernilai ekonomi tinggi agar tidak punah. Menteri Susi mengapresiasi kearifan lokal ‘Sasi’ ini dan kepatuhan masyarakat sekitar dalam pelaksanaannya. “Ini kearifan yang luar biasa. Apalagi doanya untuk lebih meningkatkan hasil. Ini orang di luar sana, yang lebih maju (harus) belajar dari Bapak-bapak. Kita yang lebih maju justru lebih serakah. Kita harus belajar dari Bapak-bapak bahwa ‘Sasi’, pembatasan itu untuk meningkatkan hasil. Ini yang sedang saya coba untuk promosikan bahwa menjaga kelestarian adalah menambah peningkatan hasil bagi masyarakat,” ungkap Menteri Susi.
Menurutnya, kearifan lokal ini merupakan satu upaya menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati. “Jadi ‘Sasi’ adalah upaya penyetopan penangkapan untuk tujuan menjaga populasi sumber daya alam tetap tersedia, untuk memenuhi kebutuhan anak-cucu sekaligus untuk meningkatan pendapatan masyarakat di masa mendatang,” lanjutnya. Prosesi ‘Sasi Kerang Lola’ yang diresmikan hari itu akan terus diakhiri pada Oktober 2019 mendatang. Setelah prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’, Menteri Susi melanjutkan perjalanan ke pesisir pantai Pulau Hatta untuk melakukan panen Kerang Lola.
Panen dilakukan pada saat Buka Sasi selama 6 hari setelah diberlakukan sasi selama 2 tahun terakhir. Menteri Susi bersama-sama masyarakat dengan antusias melompat dan menyelam untuk memanen makanan laut berdiameter 10-15 cm tersebut. Sebelum prosesi Buka Sasi dan panen Kerang Lola, Menteri Susi didampingi Gubernur Maluku Said Assagaff, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Deden Juhara, Sekretaris Daerah (Sekda) Hamin Bin Thahir, Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengikuti prosesi ritual adat di Rumat Adat Negeri Pulau Hatta. Menyaksikan kekayaan sumber daya perikanan di Laut Banda, terutama di Pulau Hatta, Menteri Susi menyatakan kekagumannya.
Menurutnya, Pulau Hatta berpotensi menjadi salah satu objek wisata selam terbaik dengan pasir putih halus yang dimilikinya. Lilly Aprilya Pregiwati Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP *Hadiri Prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’, Menteri Susi Puji Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Hatta* BANDA NEIRA (24/10) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’ di Pulau Hatta, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Senin (23/4). Prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’ ini ditandai dengan penaburan bunga oleh Menteri Susi yang telah disiapkan masyarakat adat. ‘Sasi’ adalah sebuah sistem larangan mengambil sumber daya alam dalam jangka waktu tertentu. Warga Pulau Hatta sejak bertahun-tahun lamanya telah memberlakukan ‘Sasi’ untuk beberapa sumber daya laut, misalnya Lobster, Teripang, Siput Batu Laga, utamanya Kerang Lola. Sasi ini dilakukan untuk menjaga biota laut yang bernilai ekonomi tinggi agar tidak punah. Menteri Susi mengapresiasi kearifan lokal ‘Sasi’ ini dan kepatuhan masyarakat sekitar dalam pelaksanaannya. “Ini kearifan yang luar biasa. Apalagi doanya untuk lebih meningkatkan hasil. Ini orang di luar sana, yang lebih maju (harus) belajar dari Bapak-bapak. Kita yang lebih maju justru lebih serakah. Kita harus belajar dari Bapak-bapak bahwa ‘Sasi’, pembatasan itu untuk meningkatkan hasil. Ini yang sedang saya coba untuk promosikan bahwa menjaga kelestarian adalah menambah peningkatan hasil bagi masyarakat,” ungkap Menteri Susi. Menurutnya, kearifan lokal ini merupakan satu upaya menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati. “Jadi ‘Sasi’ adalah upaya penyetopan penangkapan untuk tujuan menjaga populasi sumber daya alam tetap tersedia, untuk memenuhi kebutuhan anak-cucu sekaligus untuk meningkatan pendapatan masyarakat di masa mendatang,” lanjutnya. Prosesi ‘Sasi Kerang Lola’ yang diresmikan hari itu akan terus diakhiri pada Oktober 2019 mendatang. Setelah prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’, Menteri Susi melanjutkan perjalanan ke pesisir pantai Pulau Hatta untuk melakukan panen Kerang Lola. Panen dilakukan pada saat Buka Sasi selama 6 hari setelah diberlakukan sasi selama 2 tahun terakhir. Menteri Susi bersama-sama masyarakat dengan antusias melompat dan menyelam untuk memanen makanan laut berdiameter 10-15 cm tersebut. Sebelum prosesi Buka Sasi dan panen Kerang Lola, Menteri Susi didampingi Gubernur Maluku Said Assagaff, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Deden Juhara, Sekretaris Daerah (Sekda) Hamin Bin Thahir, Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengikuti prosesi ritual adat di Rumat Adat Negeri Pulau Hatta. Menyaksikan kekayaan sumber daya perikanan di Laut Banda, terutama di Pulau Hatta, Menteri Susi menyatakan kekagumannya. Menurutnya, Pulau Hatta berpotensi menjadi salah satu objek wisata selam terbaik dengan pasir putih halus yang dimilikinya. Lilly Aprilya Pregiwati Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP
http://kkp.go.id/2017/10/25/hadiri-prosesi-buka-sasi-kerang-lola-menteri-susi-puji-kearifan-lokal-masyarakat-pulau-hatta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar